Pejabat Kesehatan China Akui Disuntik Tiga Vaksin Covid-19 Beda Merek
Merdeka.com - Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China (CDC), Gao Fu, mengatakan dia disuntik vaksin Covid-19 tiga kali, di saat perdebatan global terus berlanjut mengenai pentingnya dosis ekstra atau tambahan untuk meningkatkan kekebalan dan perlindungan dari varian baru virus corona.
Kepada majalah pemerintah, Global People pada Minggu, Gao juga mengatakan dia menerima dosis vaksin Covid-19 berbeda atau beda merek, namun tanpa menjelaskan lebih lanjut.
“Saya di antara orang pertama yang mendapatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri ketika saya disuntik pada Mei tahun lalu,” kata Gao, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (20/7).
“Saya sekarang ada tiga suntikan yang menggunakan teknologi berbeda dan dari pabrik berbeda dan saya tidak merasakan adanya ketidaknyamanan apapun.”
Laporan Global People tidak menyebutkan mengapa Gao diberi tiga suntikan, dan tidak dijelaskan pula apakah itu bagian dari penelitian.
Gao adalah pakar kesehatan masyarakat pertama China yang menyerukan penelitian pencampuran vaksin agar vaksin bisa memberikan perlindungan yang tinggi.
Pernyataan yang dilontarkan pada April itu dipandang secara luas sebagai pengakuan publik terkait rendahnya efektivitas vaksin China, setelah lebih dari 164 juta dosis diberikan di negara tersebut. Namun Gao kemudian mengatakan itu adalah komentar umum tentang vaksin Covid-19 di seluruh dunia, dan menurutnya mengubah interval dosis dan teknologi pencampuran dapat meningkatkan kekebalan.
Menurut Gao, para ilmuwan China ibarat sedang bermain "kejar-kejaran" saat mencoba menguji seberapa besar efektivitas vaksin melawan varian baru virus corona selama wabah di negara itu.
“Sejauh ini, vaksin kami berhasil, terutama dalam menghadapi varian Delta,” kata Gao kepada majalah itu.
“Ada kemungkinan vaksin virus corona akan menjadi lebih mirip seperti vaksin flu” dan kehidupan bisa kembali normal setelah “tingkat tertentu” pengendalian pandemi tercapai.
Gao sendiri telah terlibat dalam pengembangan vaksin berbasis protein dengan Anhui Zhifei Longcom yang telah disetujui untuk penggunaan darurat di China dan sedang dalam uji coba manusia tahap akhir di Uzbekistan, Indonesia, Pakistan, dan Ekuador. Vaksin itu terbukti sebagian besar mempertahankan efek penetralnya terhadap beberapa varian, termasuk varian Delta, tetapi dengan beberapa potensi yang berkurang, menurut sebuah makalah yang diunggah di server pracetak .bioRxiv.org pada Jumat.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaIni Daftar Negara Paling Dermawan di Dunia, Indonesia Masuk Peringkat Pertama karena Alasan Ini
Tingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya