Pasca Teror Bom, Seluruh Gereja di Sri Lanka Diimbau Tutup Sementara
Merdeka.com - Aparat keamanan Sri Lanka mengimbau agar seluruh gereja ditutup sementara pasca teror bom saat perayaan Paskah pekan lalu. Selain itu, seluruh gereja juga diimbau menangguhkan aktivitas pelayanan hingga kondisi keamanan di negara tersebut membaik.
"Atas saran dari pihak keamanan, kami menutup semua gereja," ujar kepala pendeta di Sri Lanka, dilansir dari laman Channel News Asia, Jumat (26/4).
ISIS mengklaim sebagai dalang teror bom bunuh diri beruntun di Sri Lanka pada Minggu (21/4). Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia. Klaim disampaikan ISIS pada Selasa (23/4) melalui corong medianya, Amaq, seperti dilansir dari The Guardian.
Namun, kelompok teroris itu tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim mereka. Sebagaimana berbagai serangan teroris sebelumnya, klaim ISIS dinilai bersifat oportunistik untuk mencari sorotan semata.
Kendati demikian, otoritas Sri Lanka sebelumnya telah menduga organisasi teroris internasional diperkirakan membantu kelompok lokal National Thowheeeth Jamaath (NTJ) dalam melancarkan bom bunuh diri di tiga gereja, empat hotel dan satu rumah di Kolombo dan Batticaloa. Kelompok NTJ telah masuk radar Sri Lanka 10 hari sebelum insiden mematikan tersebut.
Salah satu terduga pelaku bom Sri Lanka diketahui pernah menempuh pendidikan di Inggris. Baru-baru ini terungkap identitasnya sebagai Abdul Lathief Jameel Mohamed.
Abdul Lathief pernah berkuliah di Kingston University, Inggris mengambil jurusan teknik dirgantara (aerospace), dilansir dari The Telegraph, Kamis (25/4). Ia menghabiskan satu tahun di universitas yang terletak di London bagian barat daya itu untuk tahun akademik 2006 hingga 2007, menurut seorang sumber anonim.
Tidak diketahui apakah sang teroris yang terinspirasi ISIS itu sempat menyelesaikan kuliahnya. Saat ini, otoritas Inggris tengah menyelidiki di mana Abdul Lathief pernah tinggal.
Penyelidikan akan berfokus pencarian bukti terkait klaim bahwa Mohamed terlibat dalam badan mahasiswa Islam selama di Inggris. Ia juga dicurigai memiliki hubungan dengan badan amal yang bekerja di Timur Tengah.
Nama Abdul Lathief diberikan oleh pejabat keamanan Sri Lanka kepada agen intelijen di Inggris, menyusul pernyataan Menteri Pertahanan Ruwan Wijewardene bahwa salah satu pelaku bom bunuh diri sempat belajar di Inggris.
Dalam pengumuman itu, Wijiwardene menyampaikan para pelaku serangan orang berpendidikan dan berasal dari kelas menengah ke atas. Selain itu, sumber yang sama juga mengatakan mereka memiliki gelar master hukum.
Untuk diketahui, segera setelah meninggalkan Inggris sang bomber memulai program pascasarjana di Australia. Abdul Lathief kemudian menetap di Sri Lanka, sepulangnya dari Negeri Kanguru. Pelaku serangan itu adalah bagian dari sembilan bomber di delapan tempat akhir pekan lalu.
Reporter:Teddy Tri Setio BertySumber: Liputan6
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaPencairan THR Lebaran Bermasalah, Segera Lapor ke Nomor Ini
Posko pengaduan THR dapat diakses oleh pekerja maupun buruh di hari kerja.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar
Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca Selengkapnya2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaPenemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu
Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.
Baca SelengkapnyaPermen Karet Zaman Batu Ditemukan Berusia 10.000 Tahun, Begini Bentuk dan Sosok yang Mengunyahnya
Permen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
Baca SelengkapnyaPenangkapan Terduga Teroris Dinilai Beri Rasa Aman Bagi Masyarakat
Penangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya