Pasca penembakan, Turki ajukan permohonan bilateral dengan Rusia
Merdeka.com - Pemerintah Rusia mengakui adanya permintaan dari Turki untuk melakukan pertemuan bilateral usai penembakan pesawat tempur Rusia beberapa waktu lalu. Turki meminta pertemuan dilaksanakan di sela Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim di Paris (COP 21) pada 30 November hingga 1 Desember mendatang.
"Permohonan dari pihak Turki mengenai pertemuan tingkat kepala negara sudah disampaikan ke presiden," ujar Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters, Sabtu (28/11).
Peskov membocorkan, delapan jam setelah penembakan pesawat Su-24 milik Rusia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sudah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun hingga Kamis kemarin, Putin masih belum meneleponnya kembali.
Hubungan Turki-Rusia memang tengah memanas. Hal ini dipicu oleh ditembaknya pesawat tempur Rusia Su-24 oleh pesawat F-16 milik Turki.
Disebutkan, jet tempur Rusia itu tengah memborbardir markas kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ketika dituduh melanggar batas wilayah Turki dengan Suriah. Sementara itu pihak Turki, yang disokong oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan telah berulang kali memperingatkan Rusia jika pesawatnya melanggar batas wilayah mereka.
"Mereka melanggar batas wilayah kami 17 detik," ucap militer Turki.
Walaupun begitu, Rusia bersikeras pesawatnya tidak melanggar batas wilayah sama sekali. Armada Su-24 itupun ditembak di wilayah Suriah berjarak satu kilometer dari perbatasan dengan Turki.
Yang bikin Rusia tambah marah, usai insiden ini Turki langsung bertemu dengan NATO. Putin yang naik pitam pun mengatakan insiden ini bagaikan ditusuk dari belakang oleh Turki.
Meski masih geram, Rusia mengatakan akan tetap mengintensifkan serangannya pada ISIS serta tetap bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Prancis.
"Kami siap untuk bekerja sama dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Namun tentu saja, insiden seperti penghancuran pesawat dan kematian pejuang kami, sama sekali tidak dapat diterima," katanya setelah bertemu dengan Hollande di Moskow, Jumat (27/11).
Namun, Putin menegaskan insiden itu jangan sampai terjadi lagi. Jika berulang, Rusia tidak akan bekerja sama dengan koalisi manapun.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rusia Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.
Baca SelengkapnyaGibran mempersilakan permintaan pemakzulan terhadap Presiden Joko Jokowi oleh sejumlah tokoh yang tergabung dalam Petisi 100.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menggelar pertemuan dengan Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca SelengkapnyaPutin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca Selengkapnya