Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pandora Papers Ungkap Rahasia Kekayaan Pemimpin Dunia, Miliuner, dan Selebritas

Pandora Papers Ungkap Rahasia Kekayaan Pemimpin Dunia, Miliuner, dan Selebritas Raja Abdullah II. ©facebook.com/Yousef Allan-King Abdullah II

Merdeka.com - Sejumlah pemimpin dunia, termasuk Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Ceko, milyuner, dan selebritas dunia terungkap memiliki aset di negeri suaka pajak, menurut penyelidikan yang dirilis International Consortium of Investigative Journalist, lembaga jurnalis investigasi nonprofit yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat.

Berkas penyelidikan bernama Pandora Papers itu berisi bocoran 11,9 juta dokumen dari 14 perusahaan keuangan di seluruh dunia. Penyelidikan ini melibatkan 600 jurnalis dari puluhan media.

"Bocoran dokumen ini versi lebih besar dari Panama Papers," kata Direktur ICIJ Gerard Rye dalam cuplikan video di Twitter kemarin merujuk pada dokumen Panama Papers pada 2016 yang bocor dari sebuah firma hukum di Panama dan layanan penyedia jasa keuangan.

"Dokumen ini, untuk pertama kalinya, memperlihatkan Amerika Serikat sebagai negara suaka pajak itu sendiri," jelas Rye, seperti dilansir laman France24, Senin (4/10).

Pandora Papers menjadi rangkaian dari sejumlah informasi kebocoran dokumen keuangan oleh ICIJ yang bermula dari LuxLeaks pada 2014 diikuti Panama Papers, Paradise Papers, dan FinCen.

Bocoran dokumen ini mengungkap Raja Yordania Abdullah II membuat sedikitnya 30 perusahaan di luar negeri yang mendapat keuntungan pajak dan dengan perusahaan itu dia membeli 14 properti mewah di AS dan Inggris senilai lebih dari USD 106 juta.

BBC mengutip pengacara Raja Abdulllah yang mengatakan seluruh properti itu dibeli dengan uang sendiri dan menurutnya sudah biasa bagi seorang pejabat penting untuk membeli properti melalui perusahaan di luar negeri dengan alasan keamanan.

Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis juga memiliki harta senilai USD 22 juta di perusahaan cangkang yang dipakai untuk membeli Chateau Bigaud, properti mewah di Mpugins, selatan Prancis.

Dokumen rahasia ini juga membeberkan perjanjian di luar negeri antara Presiden Ukraina, Kenya, dan Ekuador, serta mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Selain itu juga tercatat ada aktivitas keuangan dari milyuner Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin dan ratusan orang tajir lainnya yang berasal dari AS, Turki, dan sejumlah negara lain.

Secara total ICIJ menemukan hubungan antara sekitar 1.000 perusahaan di negara suaka pajak dengan 336 pejabat tinggi politik, termasuk pemimpin negara, menteri, duta besar dan lainnya.

Maxime Vaudano, jurnalis di harian Prancis, Le Monde, salah satu rekanan ICIJ, mengatakan temuan terpenting dari Pandora Papers ini adalah banyaknya sejumlah politisi yang namanya ada di dokumen itu.

"Jumlahnya lebih dari dua kali lipat dari Panama Papers," kata Vaudano.

"Temuan besar lainnya adalah fakta bahwa ada lokasi suaka pajak baru yang tidak kita tahu sebelumnya, termasuk Amerika Serikat."

Sebagian besar negara, kata ICIJ, tidak melarang seseorang memiliki aset di luar negeri atau memakai perusahaan cangkang untuk melakukan bisnis.

Dokumen Pandora Papers ini memuat sejumlah nama perusahaan jasa keuangan yang berlokasi di British Virginia Island, Panama, Belixe, Siprus, Uni Emirat Arab, Singapura, Swiss.

Selain politisi, ada nama sejumlah figur publik juga dalam dokumen itu seperti selebritas penyanyi Kolombia Shakira, model Jerman Claudia Schiffer dan legenda kriket India Sachin Tendulkar.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Cerdik Orang Kaya Sembunyikan Harta

Cara Cerdik Orang Kaya Sembunyikan Harta

Dalam Pandora Paper, mengungkap cara politisi, miliarder, dan selebritas berpengaruh memanfaatkan rekening luar negeri.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Unggahan Unik Kapolri Sigit di Media Sosial Ucapkan Harlah ke-101 NU, Ada Warga Konoha Bersarung

Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Respons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres

Respons PDIP Soal Tiga Kali Prabowo Setuju dengan Gagasan Ganjar Saat Debat Ketiga Capres

Debat ketiga capres bertema pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
Catat, Ini Lima Jenis Surat Suara Pemilu 2024 yang Harus Dicoblos

Catat, Ini Lima Jenis Surat Suara Pemilu 2024 yang Harus Dicoblos

Hak suara terhadap pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg).

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan

Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah

Baca Selengkapnya