Pakar sebut Great Barrier Reef mustahil diselamatkan seluruhnya
Merdeka.com - Perubahan iklim global membawa dampak buruk terhadap tatanan ekosistem laut. Salah satu korbannya adalah gugusan terumbu karang di Australia, Great Barrier Reef, yang menurut penelitian bakal hancur dan tak bisa diselamatkan walaupun sebagian karena kondisi lingkungan menurun drastis.
Para pegiat dan pakar lingkungan kini berusaha terus merawat kondisi terumbu karang yang ditetapkan sebagai situs warisan dunia itu, supaya tetap dapat mempertahankan fungsinya sebagai habitat biota laut, kendati keadaan alam justru memburuk karena pemanasan global.
Nasib Great Barrier Reef sebenarnya serupa dengan gugus terumbu karang lain di dunia. Mereka mengalami kerusakan akibat meningkatnya suhu air laut. Sebagian besar mati ditandai dengan warna mulai pucat dan memutih. Sedangkan di Great Barrier Reef ketika diperiksa pada 2016, sekitar 95 persen mengalami hal itu. Para peneliti mencatat kematian terumbu karang di laut dangkal berbagai belahan di dunia kini sebagai terbesar sepanjang masa. Yakni sekitar 67 persen dalam luas wilayah kira-kira 700 kilometer.
Pemerintah Australia juga dibikin bingung dengan hal itu. Mereka tak bisa berbuat banyak karena yakin tidak bakal sanggup menyelamatkan seluruh bagian karang. Maka dari itu mereka kini fokus merawat Great Barrier Reef pada beberapa bagian saja. Hal itu menurut mereka lebih realistis.
Pakar kelautan, Prof. Ove Hoegh-Guldberg, menyatakan mereka kini sedang berkejaran dengan waktu buat menyelamatkan sebagian Great Barrier Reef supaya generasi mendatang masih bisa melihatnya walau tidak banyak.
"Jadi cara untuk mengembalikan karang ini seperti di masa lalu membuat kita harus berpikir di luar kebiasaan," kata Prof. Ove, seperti dilansir dari laman Independent, Selasa (30/5).
Great Barrier Reef selama ini sudah menjadi tumpuan hidup banyak makhluk. Mulai dari biota laut hingga manusia yang menjadikan lokasi itu sebagai tujuan pariwisata. Namun, jika langkah penyelamatan tidak segera dilakukan maka bisa jadi karang itu tinggal kenangan.
Caranya adalah menekan emisi gas rumah kaca, sekaligus menjaga kawasan penyangga di sekitar Great Barrier Reef.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benua yang Hilang Ditemukan di Bawah Laut Australia, Diduga Pernah Dihuni Setengah Juta Manusia 70.000 Tahun Lalu
Luas benua 'Atlantis' yang hilang ini dua kali luas Inggris
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaFOTO: Penampakan Udara Saat Banjir Nyaris Tenggelamkan Australia Timur
Dari beberapa potret udara memperlihatkan genangan banjir yang sangat luas merendam kawasan Timur Laut Australia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak
Kalimat tertua di dunia yang ditulis menggunakan abjad pertama berhasil ditemukan pada sebuah sisir yang terbuat dari gading binatang.
Baca SelengkapnyaBukan Sembarang Batu, Pemandu Turis Temukan Fosil Buah Pinus Berusia 115 Juta Tahun di Pinggir Pantai
Tanaman purba ini berasal dari Zaman Greensand Bawah. ketika terjadi kenaikan air laut secara besar-besaran ke daratan.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Temukan Fosil Mata Terbaik di Dunia, Berasal dari Makhluk yang Hidup 16 Juta Tahun Lalu
Fosil ini terawetkan dengan baik, ditemukan di dasar salah satu danau di Australia.
Baca SelengkapnyaMengapa di Australia Banyak Hewan Beracun? Ternyata Ini Alasannya
Australia, panggung eksotis bagi laba-laba, ular beracun, ubur-ubur mematikan, dan makhluk aneh seperti platipus.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaBadai Matahari Terjadi Akhir 2023, Ini Dampaknya Bagi Bumi dan Indonesia
Indonesia yang merupakan negara khatulistiwa terbilang lebih minim terkena dampak.
Baca Selengkapnya