Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Orang Dalam Perusahaan Farmasi Semakin Kaya karena Perlombaan Global Vaksin Covid-19

Orang Dalam Perusahaan Farmasi Semakin Kaya karena Perlombaan Global Vaksin Covid-19 vaksin corona. ©REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

Merdeka.com - Kabar menggembirakan bagi dunia muncul ketika dua hari lalu vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Pfizer yang bekerja sama dengan perusahaan Jerman BioNTech SE berhasil mencegah infeksi hingga lebih dari 90 persen dalam sebuah penelitian melibatkan puluhan ribu sukarelawan. Hasil ini adalah yang paling menjanjikan sejauh ini dalam upaya melawan virus corona.

Saham Pfizer langsung mengalami kenaikan sebesar 15 persen dalam pra-pasar trading. Kabar ini juga menambah nilai MSCI World Index dari Pfizer hingga lebih USD 500 miliar.

Di seluruh industri farmasi dan medis, eksekutif senior dan anggota dewan menghasilkan jutaan dolar setelah mengumumkan perkembangan positif, termasuk dukungan dari pemerintah, dalam upaya memerangi Covid-19.

Setelah pengumuman tersebut, orang dalam dari setidaknya 11 perusahaan - kebanyakan perusahaan kecil yang kekayaannya sering bergantung pada keberhasilan atau kegagalan satu obat - menjual saham senilai lebih dari USD 1 miliar sejak Maret, menurut angka yang dikumpulkan untuk The New York Times oleh Equilar, penyedia data.

Rejeki nomplok bagi para pengusaha ini menyoroti insentif keuangan yang kuat bagi pejabat perusahaan untuk menghasilkan berita utama positif dalam perlombaan vaksin dan pengobatan virus corona, bahkan jika obat-obatan itu mungkin tidak akan pernah berhasil.

Hari pembayaran gaji

Transaksi saham pada waktu yang tepat umumnya legal. Tetapi investor dan pakar tata kelola perusahaan mengatakan, mereka dapat menciptakan kesan bahwa para eksekutif mendapat untung dari informasi orang dalam, dan dapat mengikis kepercayaan publik terhadap industri farmasi ketika dunia mencari perusahaan-perusahaan ini untuk mengatasi Covid-19.

Beberapa pejabat di Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia semakin kekhawatiran terkait apakah perusahaan mencoba menaikkan harga saham mereka dengan melebih-lebihkan peran mereka dalam Operation Warp Speed, inisiatif federal utama untuk segera mengembangkan obat untuk memerangi Covid-19, kata seorang pejabat senior pemerintahan Donald Trump, dikutip dari The New York Times, Rabu (11/11).

Dalam beberapa kasus, orang dalam perusahaan mendapat untung dari kompensasi yang dijadwalkan secara teratur atau perdagangan saham otomatis. Tetapi dalam situasi lain, pejabat senior tampaknya merebut peluang untuk menciptakan uang saat harga saham mereka melambung tinggi. Dan beberapa perusahaan telah memberikan opsi saham kepada para eksekutif tidak lama sebelum pengumuman penggerak pasar tentang kemajuan pengembangan vaksin mereka.

"Tidak pantas bagi para eksekutif perusahaan obat untuk mengkapitalisasi krisis," jelas Direktur Eksekutif Patients for Affordable Drugs, Ben Wakana, yang merupakan sebuah kelompok advokasi nirlaba.

"Setiap hari, orang Amerika bangun dan berkorban selama pandemi ini. Perusahaan obat melihat ini sebagai hari pembayaran gaji."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?
Obat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?

Ini merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Respons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Respons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar

Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya
Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya

Pabrik ini ditemukan di dalam kompleks kuil di kota kuno Trakia, Turki.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya