Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Omicron Merajalela Tapi Akhir Pandemi Kian Nyata

Omicron Merajalela Tapi Akhir Pandemi Kian Nyata Covid-19 varian Omicron. ©AFP

Merdeka.com - Serangkaian penelitian baru telah mengonfirmasi kelebihan dari virus corona varian Omicron: Bahkan ketika jumlah kasus melonjak mencapai rekor tertinggi, jumlah kasus parah dan rawat inap tidak terjadi lonjakan. Data tersebut, menurut beberapa ilmuwan, menandakan babak baru pandemi yang tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Kita sekarang berada dalam fase yang sama sekali berbeda," kata ahli imunologi Universitas California di San Francisco (UCSF), Profesor Monica Gandhi.

"Virus ini akan selalu bersama kita, tetapi harapan saya adalah varian ini menyebabkan begitu banyak kekebalan sehingga akan memadamkan pandemi," lanjutnya, dikutip dari The Straits Times, Selasa (4/1).

Varian Omicron ditemukan di Afrika Selatan lebih dari sebulan yang lalu, dan para ahli memperingatkan masih ada banyak waktu untuk mengubah situasi. Tetapi data dari pekan lalu menunjukkan kombinasi kekebalan yang meluas dan banyak mutasi telah menghasilkan virus yang menyebabkan penyakit yang jauh lebih ringan daripada varian sebelumnya.

Satu penelitian dari Afrika Selatan menemukan pasien yang dibawa ke rumah sakit selama gelombang keempat wabah yang didominasi varian Omicron, 73 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit parah daripada pasien yang dirawat selama gelombang ketiga yang didominasi Delta.

"Datanya cukup solid sekarang karena rawat inap dan kasus dipisahkan,” kata ahli imunologi Universitas Cape Town, Profesor Wendy Burgers.

Awalnya, sebagian besar kekhawatiran tentang Omicron disebabkan oleh sejumlah besar mutasi varian tersebut, banyak di antaranya pada protein mahkota, bagian dari virus yang membantunya menyerang sel inang.

Mutasi-mutasi itu, seperti ditunjukkan data awal, memudahkan virus menginfeksi tidak hanya orang yang tidak divaksinasi, tapi juga menyerang respons antibodi dari infeksi sebelumnya dan vaksin. Tapi masih muncul pertanyaan bagaimana Omicron berhasil melewati garis pertahanan pertama itu.

Infeksi ringan

Beberapa faktor bisa membuat Omicron kurang menular, atau menyebabkan penyakit ringan, daripada varian Covid gelombang sebelumnya.

Faktor pertama adalah kemampuan virus menginfeksi paru-paru. Infeksi Covid biasanya mulai dari hidupng dan menyebar ke bawah menuju tenggorokan. Infeksi ringan tidak membuat Omicron memasuki saluran pernapasan lebih jauh dari bagian atas, tetapi jika virus mencapai paru-paru, biasanya gejala yang lebih parah terjadi.

Tetapi lima penelitian terpisah dalam seminggu terakhir menunjukkan varian Omicron tidak menginfeksi paru-paru semudah varian sebelumnya. Dalam sebuah penelitian, yang dirilis sebagai pra-cetak online oleh konsorsium besar ilmuwan Jepang dan Amerika, hamster dan tikus yang terinfeksi Omicron mengalami kerusakan paru-paru yang jauh lebih sedikit dan lebih kecil kemungkinannya untuk mati dibandingkan mereka yang terinfeksi varian sebelumnya.

Sebuah penelitian di Belgia menemukan hasil serupa pada hamster Suriah, yang diketahui mengalami penyakit yang sangat parah dengan paparan virus sebelumnya.

Di Hong Kong, para ilmuwan mempelajari sejumlah kecil sampel jaringan paru-paru dari pasien yang dikumpulkan selama operasi dan menemukan Omicron berkembang lebih lambat dalam sampel tersebut daripada varian lainnya. Profesor Burgers mengatakan perubahan virulensi ini kemungkinan berkaitan dengan bagaimana anatomi virus yang berubah.

"Dulu menggunakan dua jalur berbeda untuk masuk ke sel, dan sekarang karena semua perubahan pada protein mahkota, ia lebih memilih salah satu jalur itu," katanya.

"Sepertinya lebih suka menginfeksi saluran pernapasan bagian atas daripada paru-paru."

Hal ini menurut Profesor Burgers bisa berarti infeksi yang tidak terlalu parah, tetapi juga lebih mudah menular karena virus lebih sering bereplikasi di saluran pernapasan bagian atas, yang darinya virus dapat lebih mudah menyebar.

Akhir pandemi

Sementara Omicron mungkin pandai menghindari serangan antibodi, penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa keberhasilannya jauh lebih kecil dalam menghindari pertahanan lini kedua dari vaksin dan infeksi sebelumnya: sel-T dan sel-B.

Sel T berfungsi menyerang virus begitu virus masuk ke dalam sel tubuh jika antibodi gagal mencegah infeksi.

Dalam penelitian baru-baru ini oleh Profesor Burgers dan rekan, para ilmuwan menggunakan sel darah putih dari pasien Covid-19 untuk menunjukkan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen dari respons sel T dipertahankan dibandingkan dengan jenis virus sebelumnya.

Ini berarti bahwa bagi mereka yang divaksinasi atau memiliki infeksi Covid-19 dalam enam bulan terakhir, kemungkinan sel-T mereka dapat mengenali Omicron dan melawannya dengan relatif cepat. Penelitian terbaru ini perlu ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut. Jika itu bertahan untuk pengawasan tambahan, itu mungkin menjelaskan mengapa infeksi saat ini tampak lebih ringan daripada gelombang virus sebelumnya.

Prof Gandhi dari UCSF mengatakan, walaupun jumlah kasus mungkin mencapai rekor, dia berharap kombinasi penularan tinggi dan infeksi ringan Omicron mungkin menandakan awal berakhirnya pandemi/

Dia menunjuk ke penelitian lain minggu lalu dari Hong Kong yang menunjukkan pasien yang divaksinasi yang terinfeksi Omicron menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap versi virus lainnya juga. Ini, katanya, mungkin menjelaskan mengapa jumlah kasus memuncak dengan cepat di Afrika Selatan.

"Saya berharap varian ini menciptakan kekebalan yang mendalam pada populasi," katanya.

"Mudah-mudahan ini akan mengakhiri pandemi."

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya
Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit Menular yang Umum Menyerang Anak, Ketahui Cara Mencegahnya

Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian

Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian

Petugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Begini Cara Agar Anak Tak Gampang Sakit di Musim Hujan, Orangtua Wajib Tahu

Di musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.

Baca Selengkapnya