Merdeka.com - Presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak, berencana melawat ke Mozambik pekan depan. Dia tetap berkeras pergi meski situasi negara termuda di dunia itu sedang mencekam akibat kerusuhan pasca pemilihan umum parlemen.

Situs www.abc.net.au melaporkan, Selasa (17/7) Matan Ruak melawat ke salah satu negara di Benua Afrika itu buat menghadiri Konferensi Komunitas Negara-negara Berbahasa Portugis (CPLP). Dia merencanakan terbang pada Selasa pekan depan, sehari setelah dia menerima kunjungan para pemimpin partai politik kemarin bertarung di pemilu.

Kepala Staf kepresidenan Timor Leste, Fidelis Marghelhaes, mengatakan Ruak memutuskan pergi ke Mozambik sebab yakin situasi negara itu akan stabil. "Presiden akan menerima pemimpin partai. Salah satu agendanya memberikan pendidikan politik pada pendukung partai agar tidak anarkis dan tetap memelihara suasana damai," kata Fidelis.

Kepala Polisi Timor Leste, Longinhos Monteiro, mengatakan satu orang tewas dan beberapa luka-luka akibat bentrok massa Ahad pekan lalu. Pemicu insiden itu ditengarai lantaran Partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor Leste (CNRT) berkoalisi dengan Partai Demokrat tanpa mengajak Fretilin.

Meski kini situasi telah terkendali tapi situasi masih mencekam. Sekitar 1.300 tentara keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masih berjaga buat mencegah bentrokan susulan. Juru bicara PBB untuk Timor Leste, Sandra McGuire, menyarankan Presiden Ruak membatalkan perjalanannya hingga situasi terkendali. "Pemerintah dan polisi tengah menjalani penilaian kemampuan mengatasi konflik. Jadi sebaiknya presiden tidak pergi," kata Sandra.

Jika situasi Timor Leste terkendali pasca pemilihan parlemen sampai akhir tahun ini, maka pasukan Misi Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Timor Leste (UNAMET) bakal ditarik seluruhnya. Selain itu negara bekas provinsi ke-27 Indonesia bakal merayakan satu dekade kemerdekaan dia tahun ini.