Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Militer Myanmar Bantah Gempur Sekolah yang Tewaskan 13 Orang

Militer Myanmar Bantah Gempur Sekolah yang Tewaskan 13 Orang Sekolah yang jadi sasaran serangan militer junta Myanmar. ©2022 Media sosial via REUTERS

Merdeka.com - Pemerintah Myanmar membantah laporan terkait serangan udara militer di sebuah sekolah yang menewaskan 13 orang, termasuk tujuh anak-anak. Pemerintah junta justru menuding media memutarbalikkan fakta.

Pada Jumat pekan lalu, helikopter militer Myanmar menyerang sekolah dan desa di utara negara tersebut. Serangan ini terjadi di desa Let Yet Kone, Tabayin atau dikenal juga sebagai Depayin, sekitar 110 kilometer di barat laut Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Juru bicara junta, Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengakui ada pertempuran pada Jumat lalu di Tabayin, daerah Sagaing. Namun dia menyalahkan pasukan perlawanan rakyat bersenjata atas jatuhnya korban jiwa.

Dia mengatakan insiden itu terjadi ketika tentara datang untuk mengecek informasi bahwa ada anggota pasukan perlawanan rakyat (PDF) dan sekutunya dari Tentara Kemerdekaan Kachin, kelompok pemberontak etnis, berada di Let Yet Kone. PDF dibentuk tahun lalu untuk menentang kekuasaan militer.

Zaw Min Tun mengatakan para anggota PDF membawa para penduduk desa masuk ke wihara Buddha di daerah itu sebelum pertempuran. Sekolah yang diserang tersebut berada di dalam kompleks wihara.

"Mereka memasak orang-orang tetap berada di dalam bangunan wihara. Lalu mereka mulai menembaki pasukan keamanan sementara memanfaatkan para warga desa sebagai perisai manusia. Tentara menembalik balik mereka," ujar Min Tun, dikutip dari Al Arabiya, Kamis (22/9).

Dia juga mengklaim tentara menyelamatkan warga yang bersembunyi di kompleks wihara tersebut setelah PDF melarikan diri, dan ketika tentara menemukan ada dua anak mengalami luka parah, mereka segera membawanya menggunakan helikopter ke rumah sakit militer. Warga desa lainnya yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat.

Klaim Zaw Min Tun ini dibantah pengelola sekolah.

Pengelola sekolah, Mar Mar mengatakan dia berusaha membawa para siswa bersembunyi di ruang kelas lantai bawah ketika dua dari empat helikopter Mi-35 yang berputar di utara desa itu mulai menyerang, menembak menggunakan senapan mesin dan senjata berat lainnya ke sekolah. Sekolah ini berlokasi di dalam area sebuah biara Buddha di desa itu.

Mar Mar bekerja di sekolah itu bersama 20 relawan yang mengajar 240 anak dari TK sampai Kelas Delapan. Dia bersembunyi di desa itu bersama tiga anaknya sejak melarikan diri dari kekerasan militer tahun lalu setelah ikut dalam gerakan pembangkangan publik untuk menentang kudeta militer. Dia menggunakan nama samaran Mar Mar untuk melindungi diri dan keluarganya.

"Karena para siswa tidak melakukan hal yang salah, saya tidak pernah terpikirkan mereka akan menembak dengan kejam menggunakan senapan mesin," jelasnya melalui telepon pada Senin, dikutip dari laman South China Morning Post, Selasa (20/9).

Saat dia dan para siswa serta guru berhasil berlindung di dalam kelas, satu guru dan seorang siswa berusia 7 tahun ditembak di leher dan kepala. Mar Mar harus menggunakan kain untuk menghentikan pendarahan.

"Mereka tetap menembak ke halaman dari udara selama satu jam," ujarnya.

"Mereka tidak berhenti semenit pun. Yang bisa kami lakukan saat itu hanya mengucapkan mantra-mantra Buddha."

Setelah serangan udara berhenti, sekitar 80 tentara memasuki halaman biara, menembak ke tempat ibadah tersebut.

Para tentara kemudian memerintahkan setiap orang di tempat tersebut keluar. Mar Mar melihat sekitar 30 siswa dengan luka di punggung, paha, wajah, dan bagian tubuh lainnya.

"Anak-anak itu mengatakan pada saya teman-teman mereka sekarat," ujarnya.

"Saya juga mendengar seorang siswa teriak, 'Sakit sekali. Saya tidak tahan. Tolong bunuh saja saya.' Suara itu masih bergema di telinga saya."

Dia mengatakan sedikitnya enam siswa tewas dan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang bekerja di kolam ikan dekat desa itu juga tewas tertembak. Enam orang dewasa juga tewas dalam serangan tersebut. Jasad anak-anak tersebut dibawa tentara.

Lebih dari 20 orang, termasuk enam anak yang terluka dan tiga guru juga dibawa para tentara. Dua dari mereka yang ditangkap dituding menjadi anggota Pasukan Pertahanan Rakyat yang anti pemerintah, kelompok perlawanan terhadap militer.

Para tentara juga mmebakar sebuah rumah di desa itu, mendorong warga melarikan diri.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini

Baca Selengkapnya
Beredar Kabar Belasan Menteri Ingin Mundur, Luhut: Sudah Ditawarin Enggak Mundur-Mundur

Beredar Kabar Belasan Menteri Ingin Mundur, Luhut: Sudah Ditawarin Enggak Mundur-Mundur

Tanpa menahan, Luhut mempersilakan menteri yang ingin mundur segera pamit dari jabatannya.

Baca Selengkapnya
Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mabuk Berat Usai Pesta Miras Malam Tahun Baru, Pemuda Tertidur di Rel Berujung Tewas Ditabrak Kereta

Mabuk Berat Usai Pesta Miras Malam Tahun Baru, Pemuda Tertidur di Rel Berujung Tewas Ditabrak Kereta

Saat akan melintas di lokasi kejadian dan melihat beberapa orang berada di rel kereta api, masinis segera membunyikan suling lokomotif berulang-ulang agar orang

Baca Selengkapnya
Tetap Harus Berangkat Sekolah Meski Terdampak Banjir, Perempuan Ini Bocorkan Aksi Manis Kakaknya yang Bikin Iri

Tetap Harus Berangkat Sekolah Meski Terdampak Banjir, Perempuan Ini Bocorkan Aksi Manis Kakaknya yang Bikin Iri

Sebagian wilayah Indonesia belakangan ini dilanda hujan lebat hingga menyebabkan terjadinya banjir.

Baca Selengkapnya
Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Mengenang Momen Kedatangan Pasukan Agresi Militer Belanda II di Jatim, Situasi Mencekam Warga Terpaksa Mengungsi

Kedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya

Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya

Tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya