Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengapa Gejala Covid-19 Varian Delta Berbeda dari Virus Corona Varian Lainnya?

Mengapa Gejala Covid-19 Varian Delta Berbeda dari Virus Corona Varian Lainnya? Ilustrasi virus corona. ©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Virus corona memiliki banyak jenis. Virus ini dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai dari flu biasa yang biasanya mudah disembuhkan hingga kondisi pernapasan yang jauh lebih serius seperti SARS dan MERS dan, tentu saja, virus corona baru yang menyebabkan Covid-19 dan telah merenggut lebih dari 4juta nyawa di seluruh dunia hingga saat ini.

Dan bahkan, jenis virus corona tertentu yang menyebabkan Covid-19 terus bermutasi selama 1,5 tahun terakhir. Artinya bagi publik adalah bahwa, tergantung pada varian virus corona mana yang menginfeksi Anda, gejalanya mungkin berbeda. Tapi tidak selalu jelas bagaimana tepatnya.

Covid klasik dapat dimulai dengan hilangnya penciuman atau rasa; orang yang terinfeksi varian Delta mungkin tidak mengalami gejala tersebut tetapi merasakan gejala lain seperti pilek dan sakit kepala.

Dikutip dari laman Fortune, Minggu (11/7), Covid adalah teka-teki aneh dari penyakit yang masih coba dipecahkan oleh pejabat kesehatan masyarakat. Yang paling umum, dan sedikit aneh, gejala yang berhasil ditangkap yaitu: Tiba-tiba kehilangan kemampuan mencium bau atau kehilangan indera pengecap atau perasa, sakit tenggorokan, pilek dan mampet, mual, diare, sesak napas, demam, nyeri otot.

Jebakan khas dari sesuatu seperti flu ditambah dengan pilek diperparah gejala yang tidak terduga seperti berkurangnya kemampuan sensorik dan potensi yang mengerikan harus hidup bersama gejala ini jika Anda mengalami "Covid panjang".

Berbagai varian virus corona yang sekarang beredar di dunia, termasuk varian Delta yang sekarang menjadi mayoritas kasus Covid-19 baru di AS, semakin memperumit masalah karena varian yang berbeda dapat bermanifestasi dengan cara yang berbeda. Dan semua mutasi ini, apakah itu varian Alpha, Delta, atau Lambda atau sesuatu yang lain sama sekali, masih sangat baru sehingga sulit untuk menilai dampak buruknya dengan tepat bagi setiap individu.

Varian Delta, dari kelompok mutasi utama yang disebut sebagai “varian yang menjadi perhatian” oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan WHO, sejauh ini dampak merusaknya paling besar di dunia karena penularannya dan tingkat “beban virus” yang tinggi yang dapat menyebarkan patogen lebih cepat.

Untuk saat ini, varian Delta (bahkan pada beberapa orang yang telah divaksinasi penuh) tampaknya dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek, serta berpotensi demam dan batuk, berdasarkan data terbaru dari Inggris, yang bergulat dengan penyebaran varian Delta. Itu semua adalah gejala khas Covid pada umumnya tetapi tidak termasuk kehilangan indera perasa atau penciuman.

Artinya, saat kita memasuki musim flu dan pilek dalam beberapa bulan, mungkin menjadi lebih sulit untuk membedakan antara pasien Covid varian Delta yang sangat menular dan seseorang dengan flu ringan.

Tahun-tahun mendatang akan mengungkapkan cakupan dan kedalaman gejala Covid-19 untuk seluruh varian.

Untuk saat ini, kabar baiknya adalah meskipun vaksin yang tersedia dari perusahaan seperti Pfizer dan AstraZeneca mungkin tidak sepenuhnya mencegah penyebaran mutasi virus corona, dan gejala-gejala semacam ini terjadi, mereka cukup efektif dalam mencegah penyakit serius yang dapat menyebabkan rawat inap atau kematian.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya

Perbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya

Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Apa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?

Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Solo

Meskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Risiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?

Risiko Penyakit menurut Golongan Darah, Mana yang Lebih Rentan?

Setiap golongan darah memiliki risiko penyakit yang berbeda karena adanya interaksi antara antigen pada sel darah merah dengan sistem kekebalan tubuh.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya