Mahathir Mohamad usul Myanmar dikeluarkan dari ASEAN
Merdeka.com - Pandangan kontroversial diutarakan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad kepada Myanmar terkait aksi mereka terhadap warga muslim Rohingya.
Dikutip melalui situs berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (18/6) Mahathir mengatakan sudah seharusnya Myanmar dikeluarkan dari Asosiasi negara Asia Tenggara (ASEAN) karena persekusi terhadap etnis Rohingya.
Pernyataan keras Mahathir terlontar akhir pekan lalu ketika mengisi konferensi internasional mengenai Rohingya di Kuala Lumpur.
Mahathir menilai apa yang dilakukan Myanmar terhadap Rohingya adalah kejahatan pembantaian masal atau genosida terhadap populasi umat muslim.
"Dahulu saya sangat keras dalam meminta dukungan negara-negara ASEAN ketika meminta Myanmar untuk bergabung menjadi anggota ASEAN, namun kini kasusnya berbeda," kritik tegas Mahathir.
"Saya sudah menyurati seorang pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, namun sangat disayangkan dia tidak memberikan respon baik," imbuh politikus 89 tahun itu.
Direktur Pemerintahan Myanmar untuk ASEAN, U Hau Khan Sum, sangat terkejut mendengar pernyataan keras Mahathir yang menilai negaranya tidak lagi pantas berada di ASEAN terkait kasus rohingya.
"Saya tidak mengerti mengapa Mahatir melontarkan pernyataan tersebut, dalam posisinya Myanmar telah bekerja sama baik dengan semua negara ASEAN, dan tidak seharusnya usulan mencabut Myanmar dari keanggotaan ASEAN menjadi solusi," ucap Khan Sum.
"Seperti diketahui ASEAN tidak akan mengabulkan sebuah putusan tanpa konsensus terlebih dulu, maka sangat mustahil untuk mengusir keberadaan Myanmar dari keanggotaan ASEAN," lanjutnya.
Pemerintah Malaysia juga menolak mengomentari pernyataan kontroversial Mahatir itu. Sejak 2012 dalam data PBB tercatat kaum Rohingya sebagai etnis minoritas tertinggi yang berusaha kabur mencari suaka ke luar negeri.
Kasus Rohingya mencuat kembali ketika pada awal Mei lalu. Kala itu, Thailand menolak lebih dari 8 ribyu pengungsi masuk ke wilayah mereka. Hidup mereka terombang-ambing di laut lepas sampai akhirnya berlabuh di perairan Indonesia dan Malaysia.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Bertemu Menlu Malaysia, Bahas Masalah Perbatasan hingga Pekerja Migran
Indonesia dan Malaysia akan terus berkomitmen untuk saling memperkuat hubungan kedua negara.
Baca SelengkapnyaDi Hadapan Muslimat NU, Jokowi Bersyukur Indonesia Tidak Jadi Pasien IMF
Jokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak
MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bawa Polemik Pengungsi Rohingya saat Bertemu Pimpinan Negara ASEAN di Jepang
Jokowi menilai polemik Rohingya jadi persoalan dunia bukan negara yang disinggahi saja
Baca SelengkapnyaUlama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan
MPU Aceh mendesak Presiden Jokowi segera turun tangan menangani pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaTiga Warga Rohingya Jadi Tersangka Penyelundupan Manusia di Aceh Timur
Tiga orang etnis Rohingya ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan manusia karena membawa puluhan pengungsi Rohingya dan WN Bangladesh berlabuh di Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaPuan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaCerita AHY saat Ditawari Jadi Menteri ATR, Selasa Bertemu Jokowi dan Rabu Resmi Dilantik
"Saya katakan ke beliau terima kasih bapak, ini kehormatan dan insya Allah bisa saya jalankan dengan baik, walaupun waktunya singkat 8 bulan," kata AHY
Baca SelengkapnyaAkademisi Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Puan Maharani: Mereka Suarakan Aspirasi Rakyat
Akademisi Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Puan Maharani: Mereka Suarakan Aspirasi Rakyat
Baca Selengkapnya