Kisah haru budak kapal ikan asal Myanmar sulit tinggalkan Indonesia
Merdeka.com - Ditemui saat bersantai di pelabuhan Ambon, Maluku, pria yang dipanggil dengan sebutan Bing (18) ini menuturkan kisah pilunya menjadi budak kapal ikan berbendera Thailand. Dia dipaksa bekerja tanpa upah selama berbulan-bulan di kawasan Benjina, Kepulauan Aru, Maluku.
Bing tidak tahu dari siapa dia dilahirkan. Sejak kecil warga Myanmar ini hidup menggelandang di Thailand. Dia mencari sesuap nasi dengan cara mengemis di jalanan Negeri Gajah Putih. Bing yang tidak tahu harus ke mana lagi untuk mendapatkan penghidupan, akhirnya memilih menjadi penarik pukat harimau, dengan jam kerja yang panjang dan tanpa bayaran.
Kala itu usia Bing menginjak 12 tahun. Bing mulai yakin bila dia dilahirkan dari keturunan Myanmar, namun Kedutaan Besar Myanmar tidak dapat mengabulkan keyakinannya, lantaran tidak ada dokumen pendukung terkait hal itu, mulai dari nama yang tidak jelas, samapi alamat yang tidak diketahui.
"Saya tidak pernam memilki nama, Bing adalah nama yang diberikan oleh orang Thailand kepada saya. Banyak orang Thailand hafal dengan sosok saya lantaran saya sering mengemis," tutur Bing kepada Associated Press dalam bahasa Burma yang sudah dialih bahasakan, seperti dilansir dari laman Emirates247, Sabtu (19/9).
Saat disinggung mengenai kedua orangtuannya, Bing dengan sangat yakin mengatakan bila mereka adalah orang Burma.
"Saya tidak pernah tahu sosok seperti apa orangtua saya, saya banyak mendengar selentingan mereka adalah orang Burma, namun saya tidak pernah tahu siapa mereka," sambungnya dengan berkaca.
Ketika hidup di Thailand, Bing tinggal di Ranong, orang sekitar sangat tidak asing dengannya.
"Mereka sangat mengenal saya, karena saya adalah pengemis di daerah itu, dan saya harap mereka masih dapat mengenali saya," ucapnya.
Bing menceritakan bila bergabungnya dia dengan kapal penangkap ikan ilegal itu bukan tanpa sebab.
"Saya dibawa Kapten menuju kapal penagkap ikan, dia mengatakan akan memberikan pekerjaan yang layak, saya tidak pernah tahu bila akan berlayar ke Indonesia, ketika saya menyadarinya, saya memohon untuk kembali," cerita Bing.
Nahas bagi Bing, kapten menolak permintaannya, dan mengatakan bila Bing tidak mempunyai dokumen apapun dan sulit baginya untuk kembali ke Thailand atau Myanmar. Alhasil, pemuda ini tidak ikut rombongan nelayan asing sesama korban perbudakan lain yang dipulangkan pemerintah Indonesia April lalu.
"Saya tidak mempunyai surat apapun, bahkan akte kelahiran pun tidak, karena saya tidak mempunyai sosok orangtua, karenanya saya memilih menghabiskan seluruh waktu di kapal ikan ini, walau tidak pernah mendapat bayaran," ujarnya.
Terakhir Bing mengutarakan isi hatinya bila dia sangat ingin kembali ke tempat dimana dia tumbuh dan besar, mempunyai teman, entah itu Thailand atau Myanmar.
"Saya tidak ingin hidup sendiri, saya ingin kembali kepada teman-teman, walau saya tidak tahu apakah saya akan mendapatkannya atau tidak, namun yang saya inginkan saat ini adalah kembali, saya tidak tahu bagaiamana cara hidup di Indonesia, saya takut di sini sendiri," tutup Bing.
Sekadar mengingatkan, kasus perbudakan PT Pusaka Benjina Resources (PBR), yang dimiliki pengusaha Thailand, terungkap April 2015. Wartawan asal Amerika Serikat menghabiskan waktu nyaris setahun mengungkap praktik keji tersebut.
PT PBR mengolah ikan-ikan hasil tangkapannya di tengah laut dan disinyalir dilakukan secara ilegal. Produk ikan olahan itu kemudian didistribusikan ke supermarket-supermarket di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Berita itu langsung diselidiki pemerintah Indonesia.
Direktur Jendral Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Asep Burhanudin menuturkan, berdasarkan hasil temuan di lapangan, ada sejumlah bukti yang mengarah adanya kasus penjualan manusia di PBR.
Para korban juga diketahui kebanyakan berumur 19 tahun sampai 20 tahun. "Kalau mereka datang empat sampai tiga tahun lalu, umur mereka masih 16 tahun tiba di sini," ujarnya.
Lebih parah lagi, lanjut dia, setelah dikumpulkan dan menandatangani kontrak, para korban diduga dibius sebelum dibawa ke Benjina. "Mereka dibius, tidak tahu bagaimana caranya, tapi menurut para korban pas bangun sudah di kapal itu," ungkapnya.
para budak itu dilarang sakit. "Kalau sakit mereka disetrum," kata Asep.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
15 ABK Putra Sumber Mas Dilaporkan Hilang Usai Cari Ikan di Pulau Masalembu
Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBadan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.
Baca SelengkapnyaBenda Menyerupai Bangkai Kapal Berisi Ratusan Kitab Suci Berbahasa Somali Ditemukan di Rote Ndao
Penemuan itu lalu dilaporkan ke petugas BMKG wilayah Rote Barat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Tangkap Kapal Pencuri Ikan Berbendera Malaysia di Selat Malaka Kepri
"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaTiru Susi Pudjiastuti, Ganjar Bakal Tenggelamkan Kapal Asing yang Curi Ikan di Indonesia
Ganjar Pranowo mengancam bakal menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal
Baca SelengkapnyaBea Cukai Tangkap Kapal Pembawa Ratusan Kantong Pakaian Bekas Impor di Riau, 2 Orang Jadi Tersangka
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaKlaim Kapal Pengangkut Etnis Rohingya Berangkat dari Bangladesh ke Indonesia, Cek Faktanya
Beredar kapal etnis Rohingya diberangkatkan ke Indonesia langsung dari Bangladesh
Baca SelengkapnyaWN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian
Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaMomen Personel Gabungan Sigap Sergap Boat Bawa 42 Kg Sabu dari Malaysia untuk Diedarkan di Aceh
Petugas turut mengamankan dua orang inisial AB dan FA di dalam boat itu
Baca Selengkapnya