Merdeka.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ibu Kota Kuala Lumpur, Malaysia, telah mendapatkan informasi sekitar 11 warga negara Indonesia menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines bernomor MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia. Namun KBRI belum mendapat pernyataan resmi nama-nama korban dari Indonesia.

Dihubungi oleh merdeka.com, Jumat (18/7), Konsuler Pendidikan, Sosial, dan Kebudayaan KBRI Akhmad Irfan mengatakan dia tidak mau melansir hal yang belum jelas. "Kami menunggu pernyataan resmi. Sebaiknya media juga jangan menuliskan nama-nama korban sebelum ada kejelasan sebab ini masalah sensitif," ujarnya.

Irfan membenarkan jumlah korban warga Indonesia sekitar 11 orang pada subuh waktu Ukraina. Namun menjelang pagi ada berita korban WNI bertambah satu. KBRI tak mau gegabah menyatakan langsung itu warganya. "Kami curiga kenapa nomor paspornya hanya angka saja. Paspor di Indonesia mengeluarkan variasi angka dan huruf. Kami masih klarifikasi soal ini," ujar Irfan.

Irfan juga membenarkan pesawat jatuh akibat hantaman roket yang cukup canggih namun pihak mana melontarkan itu dia menyerahkan sepenuhnya hasil penyelidikan dua negara. 

KBRI sejauh ini bersama-sama dengan pemerintahan Malaysia sudah mengirimkan satuan petugas perlindungan warga ke bandar udara dan memberikan bantuan penanganan kepada keluarga korban. Sekitar 50 ahli psikiater didatangkan untuk membantu keluarga korban MH17 yang terpukul kehilangan keluarga mereka.

Malaysia sendiri mengirimkan tenaga medisnya ke Ibu Kota Kiev, Ukraina. Pihak KBRI sejauh ini masih menunggu keterangan resmi dari Malaysia Airlines dan pemerintah Perdana Menteri Najib Razak atas nama-nama korban. "Sebelum ada keterangan resmi kami tidak ingin berspekulasi soal ini," kata Irfan.