Jokowi bersaing dengan wali kota asal Israel

Merdeka.com - Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo masuk nominasi pemimpin daerah terbaik sejagat versi organisasi nirlaba The City Mayors Foundation. Buat level Asia tahun ini, salah satu saingan terberat mereka berasal dari Israel. Dia adalah Ron Huldai, pemimpin Ibu Kota Tel Aviv, seperti tertulis di situs www.worldmayor.com, Rabu (4/4).

Huldai mantan serdadu angkatan udara Israel. Lahir dari orang tua asal Polandia yang memutuskan hijrah ke wilayah selatan negara Zionis itu sebelum Perang Dunia Kedua berakhir. Pria 67 tahun ini sempat mencapai pangkat brigadir jenderal sebelum pensiun dan banting setir menjadi guru pada 1989.

Huldai akhirnya terjun ke politik dan bergabung dengan Partai Buruh. Pada 1998, dia terpilih sebagai wali kota Tel Aviv dengan kemenangan mutlak. Sejak saat itu dia mengubah wajah Tel Aviv yang pada permulaan berdirinya Israel hanyalah kota wisata dan perdagangan.

Bila Jokowi, 51 tahun, sempat mencanangkan pencitraan kota Solo dengan slogan "Solo: The Spirit of Java", Huldai bercita-cita mengubah Tel Aviv agar sesuai impian pendiri Israel Theodore Herzl, yaitu kota liberal, progresif, pluralistik, dan sekuler.

Alumnus sekolah militer USAF Air War College di Amerika Serikat ini tidak main-main dengan ambisinya. Dia mengubah Tel Aviv menjadi kota industri teknologi informatika. Dia lah yang mengembangkan kawasan Silicon Wadi, sebuah pusat industri komputer yang hanya kalah dari Silicon Valley di Kota California, Amerika. Berkat keberadaan Distrik Wadi, Tel Aviv menjadi kota paling kaya nomor dua di seluruh Timur Tengah setelah Dubai.

Dibanding calon-calon lain dari Asia, Huldai mempunyai keunggulan karena kota yang dia pimpin amat metropolitan dan beragam. Meski Jokowi dikenal humanis dalam memimpin 503 ribu penduduknya, Huldai juga memiliki pendekatan amat pluralistik.

Dia menyadari kota yang dia pimpin amat multirasial. Dari total 404 ribu penduduk, 4,2 persen muslim dan kristen Arab. Belum lagi ada lebih dari 50 ribu pekerja asal Asia dan ribuan pendatang dari pelbagai negara di dunia.

Saking liberalnya, Huldai sampai membebaskan budaya homoseksual berkembang di kota itu. Itulah sebabnya majalah Inggris Out Magazine menyebut Tel Aviv sebagai 'Ibu Kota Gay di Timur Tengah'.

Kini di tangan Huldai perekonomian Tel Aviv menyumbang 17 persen penerimaan dalam negeri. Tingkat pengangguran cuma 4,4 persen dan kejahatan sangat langka.

Meski berbalur prestasi, Huldai bukan tidak mempunyai kekurangan. Dia punya banyak musuh politik dari kalangan agama sampai pejabat Partai Sosialis.

Di mata pegiat sayap kiri, kebijakan ekonominya hanya menguntungkan pemodal luar negeri. Bagi para agamawan, dia kurang ajar karena bersikap liberal, sampai-sampai membolehkan transportasi umum beroperasi di hari Sabtu (Sabbath, hari suci pemeluk Yahudi).

Maka, dengan plus-minus rekam jejak itu, tunggu saja kepada siapa organisasi The City Mayors Foundation menjatuhkan pilihan.

Dimulai pada 2004, organisasi ini meluncurkan penghargaan World Mayor Prize. Mulanya, pemberian gelar dilakukan saban tahun. Namun sejak 2008, penganugerahan ini digelar dua tahun sekali.