Jika Guantanamo ditutup, nasib napi teroris asal WNI tak jelas
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama, mengebut persiapan menutup penjara khusus narapidana terorisme, Guantanamo, dekat perbatasan Kuba. Penjara itu dinondai berbagai pelanggaran hak asasi, karena penghuni lapas disiksa saat interogasi. Hingga Februari 2016, penjara yang diawasi ketat itu tinggal menyisakan 91 narapidana.
Kendati begitu, beberapa negara masih belum mengetahui nasib warganya yang ditahan di penjara tersebut. Indonesia termasuk di dalamnya. Masih ada satu WNI berada di Guantanamo, yaitu Imam Hambali, yang terlibat teror Bom Bali.
"Terkait Hambali, untuk AS sendiri dia adalah ancaman," kata Arrmanatha Nasir, Juru Bicara Kemenlu, di Jakarta, Kamis (17/3).
Pelaku teror bernama asli Encep Nurjaman itu termasuk narapidana dengan pengamanan maksimum di Guantanamo. Ada 17 napi yang dianggap paling memberi ancaman bagi AS, termasuk Hambali.
Kemlu mengaku belum ada koordinasi dari pemerintah AS terkait WNI yang mereka tahan. Apakah nanti akan ditahan di lokasi lain, atau ada kemungkinan repatriasi ke Tanah Air untuk meneruskan sisa hukuman.
"Kita belum tahu gimana ke depannya, tapi kalau ancaman tinggi itu kemungkinan besar akan tetap ditahan di sana," imbuh jubir kemlu.
Hambali, pria 49 tahun kelahiran Cianjur, merupakan Kepala Operasi Jamaah Islamiyah untuk kawasan Asia Tenggara. Bersama Imam Samudra dan Amrozi, dia merancang peledakan bom bali pertama yang menewaskan 202 orang.
Hambali ditangkap di Thailand pada tanggal 11 Agustus 2003. Sempat ditahan di Yordania, lalu dipindahkan ke Guantanamo.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria Bangkalan Ini Diterima Lemhanas tanpa Tes, Kini Perwira Tinggi TNI AD Dipercaya Jadi Kaskostrad
Namanya dikenal banyak orang berkat misi mengejar sisa-sisa anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora cs
Baca Selengkapnya6 Orang Jadi Tersangka Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Ganjar: Oknumnya Tak Boleh Semena-Mena
Ganjar Pranowo memuji gerak cepat Panglima TNI Agus Subiyanto dalam menangani kasus penganiayaan relawannya.
Baca SelengkapnyaTiba-Tiba Jatuh, Anggota TNI Meninggal saat Jaga Rapat Pleno Pemilu
Tim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaSaksi AMIN dan Ganjar-Mahfud Tolak Tanda Tangan Hasil Pilpres di Sumsel, Tuding Prabowo-Gibran Curang
Alasannya pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melanggar batas usia minimal pendaftaran cawapres.
Baca SelengkapnyaTangisan Ibu Eks Casis yang Dibunuh Prajurit TNI AL Pecah di Pelukan Komandan TNI AL, Air Mata Sang Kolonel Ikut Menetes
Momen sedih saat komandan TNI AL datangi rumah eks casis yang tewas dibunuh.
Baca SelengkapnyaJelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik
Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaSaat Ngobrol dengan Petani di Magelang, Ganjar Malah Dimintai Uang Oleh Ibu-ibu
Ganjar Pranowo bertemu dengan para petani di Dusun Gunung Bakal, Desa Sumberarum, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/12).
Baca Selengkapnya