Indonesia kalah bahagia dari Myanmar dan Laos
Merdeka.com - Warga Indonesia seringkali merasa lebih makmur daripada beberapa negara lain di Asia Tenggara. Namun, bicara soal tingkat kebahagiaan, rupanya hasil survei berkata lain.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melansir peringkat kebahagiaan warga dunia. Pada survei itu tingkat kebahagiaan Indonesia berada di peringkat 83, masih kalah dari Myanmar (74) dan Laos (82).
Majalah Time melaporkan, Sabtu (7/4), PBB menyusun peringkat itu berdasarkan survei yang diselenggarakan lembaga Gallop. Penyusunan daftar menggunakan metode tanya jawab indeks Cantrill. Beberapa aspek yang diukur diantaranya kepuasan warga terhadap layanan negara dan kepuasan terhadap taraf hidup mereka.
Indonesia meski masuk 100 besar negara paling bahagia di dunia, tidak lebih bahagia dibanding negara tetangga seperti Malaysia (51) atau Vietnam di peringkat 65.
PBB menjelaskan daftar kebahagiaan warga sebuah negara rupanya tidak terkait dengan tingkat Produk Nasional Bruto. Ada banyak faktor yang membuat seseorang bahagia, meliputi jaminan kesehatan, kondisi lingkungan yang asri, sampai layanan pendidikan yang baik.
Contoh paling pas adalah Amerika Serikat yang cuma berada di peringkat 11. Pernyataan pers PBB menyatakan, "pendapatan nasional Amerika meningkat terus sejak 1960, namun kebahagiaan warganya cenderung terus turun,".
Negara yang penduduknya paling bahagia di dunia menurut survei itu adalah Denmark. Barangkali di negara itu tidak ada gonjang-ganjing kenaikan harga bahan bakar.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaAlasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca Selengkapnya