Ilmuwan Ungkap Gunung Api Purba di Bulan Bisa Hasilkan Air Minum
Merdeka.com - Berdasarkan hasil penelitian terbaru, gunung api purba di Bulan kemungkinan menghasilkan air minum. Miliaran tahun yang lalu, serangkaian erupsi vuklanik terjadi di bulan.
Ratusan ribu mil persegi wilayah bulan terkena diselimuti lahar panas, menurut peneliti dari Universitas Colorado Boulder, Amerika Serikat, dalam pernyataannya.
Seiring waktu, lahar itu menciptakan bercak-bercak gelap yang membuat wajah bulan tampak familiar hari ini.
Penelitian baru ini menyatakan, gunung api tersebut kemungkinan telah meninggalkan dampak panjang lainnya dalam permukaan bulan: lapisan es tebal.
"Kami membayangkannya sebagai embun beku di bulan yang terbentuk seiring waktu," jelas pemimpin penelitian, Andrew Wilcoski dari Departemen Ilmu Astrofisika dan Planet (APS) dan Laboratorium Atmosfer dan Fisika Ruang Angkasa (LASP) Universitas Colorado Boulder, dikutip dari Al Arabiya, Senin (6/6).
Tim peneliti menerbitkan temuan mereka di The Planetary Science Journal bulan lalu.
Peneliti menggunakan simulasi komputer di mana mereka menciptakan kembali kondisi di bulan jauh sebelum kehidupan kompleks dimulai di planet Bumi. Mereka menemukan, gunung berapi purba di bulan memuntahkan sejumlah besar uap air, yang kemudian mengendap ke permukaan, membentuk simpanan es tebal yang mungkin masih tersembunyi di dalam kawah bulan.
"Jika ada manusia yang hidup pada saat itu, mereka mungkin pernah melihat sepotong es di dekat perbatasan antara siang dan malam di permukaan bulan," jelas pernyataan universitas.
Asisten profesor di APS dan LASP yang juga salah satu tim peneliti, Paul Hayne mengatakan,itu adalah karunia potensial bagi penjelajah masa depan yang akan membutuhkan akses ke air minum dan untuk diproses menjadi bahan bakar roket.
"Mungkin saja lima atau 10 meter di bawah permukaan, Anda memiliki lapisan es yang besar," ujar Hayne.
Dalam penelitian sebelumnya, Hayne dan rekan-rekannya memperkirakan hampir 6.000 mil persegi permukaan bulan dapat terjebak dan menggantung di atas es, sebagian besar di dekat kutub utara dan selatan bulan. Namun, masih belum jelas dari mana semua air itu berasal.
"Ada banyak sumber-sumber potensial saat ini." kata Hayne, seraya menambahkan gunung api bisa menjadi salah satu potensi terbesar.
Dia menjelaskan, dari 2 sampai 4 miliar tahun lalu, bulan memiliki puluhan ribu gunung api yang meletus di seluruh permukaannya, menghasilkan badan lahar yang sangat besar, "tidak seperti fitur yang mungkin Anda lihat di Hawaii hari ini - hanya jauh lebih besar".
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas hingga 2 Kilometer, Sejumlah Wilayah Sekitar Dilanda Hujan Abu
Pada siang hari, Minggu (21/1), awan panas yang muncul dari Gunung Merapi. Beberapa daerah di sekitaran Merapi terkena dampak hujan abu.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Ada Bongkahan Emas di Puncaknya, Ini 4 Fakta Menarik Gunung Talamau Pasaman Barat
Gunung Talamau menjadi salah gunung tertinggi di Sumatra Barat yang termasuk dalam kategori tipe gunung api tidak aktif.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Keluarkan 7 Kali Awan Panas Guguran dalam 30 Menit
Gunung Merapi kembali mengeluarkan rentetan awan panas guguran pada Senin (4/2) sore.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran Siang Ini
Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Guguran
Baca SelengkapnyaAlami Erupsi, Ini 5 Fakta Gunung Ili Lewotolok yang Kawahnya Berbentuk Bulan Sabit
Letusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640
Baca SelengkapnyaGunung Merapi Semburkan 2 Kali Awan Panas Guguran Sejauh 2,4 Km Malam Ini
Dua kali awan panas guguran ini terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB.
Baca SelengkapnyaTerkenal Rute Pendakian yang Sulit, Ini Fakta Menarik Gunung Pesagi di Lampung
Gunung Pesagi di Lampung ini terkenal dengan rute pendakian yang sulit namun memiliki pemandangan alam yang begitu indah.
Baca SelengkapnyaCara Mengatasi Air Sumur yang Keruh, Bau dan Berminyak
Sumur air memberikan keberlanjutan pasokan air, terutama saat terjadi gangguan pasokan air dari pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaPakar: Gas Beracun Gunung Marapi Bisa Picu Toksisitas Pada Tubuh, Ini Bahayanya
Gas-gas beracun tersebut berupa karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida yang berbahaya bila terhirup
Baca Selengkapnya