Hitung cepat pemilu Inggris: David Cameron belum tentu tetap jadi PM
Merdeka.com - Hasil hitung cepat pemilihan umum Inggris yang digelar kemarin (7/5), menyatakan Partai Konservatif masih tetap unggul dengan mendapatkan 316 kursi di parlemen nasional. Sementara Partai Buruh yang dianggap akan menang telak, justru cuma meraup 239 kursi.
Partai Liberal Demokrat, yang pada pemilu sebelumnya menjadi kuda hitam, justru kehilangan 47 kursi. Sementara Partai Nasionalis Skotlandia (SNP) menang telak di wilayahnya.
Kombinasi hasil hitung cepat itu menunjukkan indikasi tidak ada partai menguasai mayoritas 650 kursi parlemen Inggris. Kendati begitu, Konservatif cuma kurang 10 kursi dari minimal 326 sebagai tanda kemenangan mutlak.
Berita terbaru Pemilu selengkapnya di Liputan6.com
Perdana Menteri David Cameron yang memimpin Partai Konservatif hampir pasti kembali melenggang ke Downing Street - lokasi kantor pemimpin pemerintahan di Britania Raya. Tapi Partai Buruh selaku oposisi mengatakan masih ada peluang Cameron disingkirkan.
Hitung cepat ini dilansir, Jumat (8/5), digelar oleh BBC, ITV, dan Sky TV, dengan bantuan lembaga survei NOP/MORI. Dalam analisis tersebut, Cameron sangat mungkin memimpin Inggris. Tapi agar program pemerintah aman, partainya wajib mendapat dukungan Partai Liberal Demokrat atau partai kecil ultra-nasionalis seperti DUP.
Partai Buruh, walau terkejut dengan kekalahan telak di hitung cepat, mengaku masih menyimpan asa. Menteri bayangan Buruh, Ed Balls, menyatakan parlemen tidak lagi dikuasai mutlak konservatif. Artinya Ketua Partai Buruh, Ed Milliband, justru bisa mencuri kesempatan membentuk pemerintahan bersama sesama partai kecil.
"Cameron tidak punya cukup kursi di Majelis Rendah. Pemimpin kami nanti yang akan berkuasa sebelum Ratu Elizabeth berpidato di hadapan parlemen," kata Balls.
Partai Buruh secara mengejutkan kehilangan dukungan di basis suaranya, seperti Midlands maupun Inggris Selatan. Di lokasi kunci seperti Nuneaton, partai haluan kiri yang sempat lama berkuasa sejak akhir 90-an ini justru kalah dari Konservatif yang mendulang 3 persen suara lebih banyak.
Hitung cepat ini dipimpin tim Universitas Strathclyde. Ada 22 ribu orang diwawancarai dari 133 daerah pemilihan seantero Inggris.
Lepas dari siapapun pemenang Pemilu Inggris, pengamat politik luar negeri Mudzakir Amdjad mengatakan jangan sampai kebijakan perdana menteri mendatang hanya berorientasi ke dalam negeri.
Pendekatan berbeda di luar negeri wajib dilakukan, bila Inggris ingin semakin dihormati dan berperan dalam isu strategis seperti Palestina ataupun ISIS.
"Dan membuka peluang peningkatan kerjasama yang saling menguntungkan dan menghormati dengan kawasan yang lebih luas khususnya dengan Asia dan Indonesia," tulisnya dalam analisis untuk merdeka.com.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengumuman hasil rekapitulasi nasional perolehan suara Pilpres dan Pileg 2024, berdasarkan berita acara KPU nomor 218/PL.01.08-BA/05/2024.
Baca SelengkapnyaKebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut peluang 2 putaran masih terbuka
Baca SelengkapnyaSebanyak 17 orang mengalami luka-luka. Kasus ini masih diselidiki kepolisian.
Baca SelengkapnyaBerkas Dugaan Politik Uang Lengkap, Caleg Demokrat Diserahkan ke Kejari Makassar
Baca SelengkapnyaDugaan pelanggaran pidana Pemilu saat ini telah masuk tahap ajudikasi atau sidang pemeriksaan seluruh pihak berperkara
Baca SelengkapnyaGanjar meyakini, rakyat Indonesia bakal memilih calon pemimpin bangsa sesuai pilihan dan hati
Baca Selengkapnya