Hasil Penelitian: Monyet Kebal Virus Corona Setelah Terinfeksi
Merdeka.com - Dua penelitian terhadap monyet yang diterbitkan pada Rabu (20/5) menawarkan harapan bahwa manusia dapat mengembangkan kekebalan protektif terhadap virus corona baru, penyebab Covid-19.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science, mengamati vaksin prototipe dan apakah infeksi Sars-CoV-2 memberikan kekebalan terhadap kemungkinan infeksi ulang.
Kedua pertanyaan itu sangat penting ketika para peneliti meneliti virus tersebut, yang telah menginfeksi hampir 5 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari 325.000 kematian.
Penelitian dilakukan pada monyet jenis kera untuk melihat apakah merekal mengembangkan kekebalan virus pelindung dari infeksi alami atau dari vaksin.
"Pandemi Covid-19 telah menjadikan pengembangan vaksin sebagai prioritas utama biomedis, tetapi saat ini hanya sedikit yang diketahui tentang kekebalan protektif terhadap virus Sars-CoV-2," kata penulis senior dan Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, Dan Barouch.
"Dalam dua penelitian ini, kami menunjukkan pada kera bahwa prototipe vaksin terlindung dari infeksi Sars-CoV-2 dan terlindung dari penularan ulang," lanjutnya, dilansir dari The Straits Times, Kamis (21/5).
Dalam satu penelitian yang dilakukan oleh Barouch dan peneliti lain, sembilan monyet kera dewasa terinfeksi virus.
Monyet mengalami gejala Covid-19 tetapi menciptakan antibodi pelindung dan pulih setelah beberapa hari.
Untuk menguji kekebalan mereka, mereka terkena Sars-CoV-2 lagi 35 hari kemudian atau disebut "tantangan ulang", dan beberapa dari monyet ini tak menunjukkan gejala.
Para penulis penelitian ini mengingatkan, penelitian lebih lanjut akan diperlukan karena adanya "perbedaan penting" infeksi Sars-CoV-2 pada monyet dan manusia.
"Studi klinis yang ketat akan diperlukan untuk menentukan apakah infeksi Sars-CoV-2 secara efektif melindungi infeksi ulang Sars-CoV-2 pada manusia," kata mereka.
Penelitian kedua, yang melibatkan banyak peneliti yang sama dan dipimpin oleh Jingyou Yu, melibatkan vaksinasi 35 kera dewasa dengan kandidat vaksin DNA yang dirancang untuk menghasilkan antibodi pelindung.
Mereka terpapar virus corona enam pekan kemudian dan telah mengembangkan kadar antibodi dalam darah yang cukup untuk menetralkannya, demikian temuan penelitian tersebut.
Tingkat antibodi, katanya, serupa dengan yang terlihat pada manusia yang sembuh dari virus, memberikan harapan bahwa vaksin yang efektif pada manusia dapat dikembangkan.
"Penelitian lebih lanjut perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang daya tahan imunitas pelindung dan platform vaksin yang optimal untuk vaksin Sars-CoV-2 untuk manusia," kata para penulis studi tersebut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaViral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga juga melakukan berbagai upaya untuk melindungi rumah mereka dari serangan monyet.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBeredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya