Gunung Everest alami polusi parah karena kotoran manusia
Merdeka.com - Kotoran para pendaki memenuhi pegunungan Everest di Nepal. Limbah manusia tersebut memicu polusi di puncak tertinggi dunia itu.
"Lebih dari 700 pendaki yang datang ke sini selama kurang lebih dua bulan terakhir. Mereka jorok, buang air besar dan kecil di sembarang tempat," kata Ketua Asosiasi Pendaki Gunung Nepal, Ang Tshering dikutip dari The Guardian, Rabu (3/3).
Dia mengatakan, pemerintah seharusnya mengarahkan pendaki untuk 'buang hajat' dengan benar. Hal ini untuk menjaga gunung tetap bersih.
Dawa Steven Sherpa, salah satu pencetus kebersihan di Pegunungan Everest, meminta para pendaki untuk selalu membawa kantung toilet.
"Hal tersebut bisa buat lingkungan jadi lebih bersih dan tentunya tidak membuat polusi udara dan kita yang menghirup udara pegunungan ini tidak sakit," ujarnya.
Sejak 1953, ada sekitar 4.000 pendaki yang menjajal Pegunungan tertinggi di dunia ini. Edmund Hillary dan pemandu Sherpanya, Tenzing Norgay merupakan orang pertama yang berhasil menaklukkan pegunungan tersebut.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar limbah kotoran ini tidak terurai sepenuhnya dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaPensiunan anggota Kopassus ini mengenang perjuangannya menaklukan puncak tertinggi dunia demi mengibarkan bendera merah putih.
Baca SelengkapnyaGunung Everest sering diklaim sebagai gunung paling tinggi di dunia. Apakah benar adanya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sosok jenderal bintang dua TNI yang pasang badan ketika tiga prajuritnya diamankan polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Jawa Tengah (Jateng), memperkirakan sekitar 20.000 orang akan mendaki 10 gunung di daerah itu pada malam tahun baru.
Baca SelengkapnyaPadahal, di hari ini ada larangan pendakian ke Gunung Agung karena ada upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaGunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.
Baca Selengkapnya