Germanwings dan Lufthansa tidak punya standar tes psikologi pilot
Merdeka.com - Perusahaan penerbangan Lufthansa dan anak perusahaan tersebut, Germanwings, tidak memiliki standar tetap atas hasil tes psikologi pilot pesawat mereka. Perusahaan tersebut menganggap mereka hanya menggunakan jasa para pilotnya saja, tanpa mengetahui lebih lanjut kondisi kejiwaan si pilot.
Perusahaan ini sedang menjadi sorotan dunia lantaran kecelakaan pesawat mereka pada 24 Maret yang menewaskan 150 orang. Disebut-sebut, ko-pilot mereka, Andreas Lubitz dengan sengaja menabrakkan pesawat ke Pegunungan Alpen.
Lubitz bergabung dengan Germanwings sejak September 2013 dan telah memiliki jam terbang sebanyak 630 jam. Hingga sebelum kecelakaan, dia masih berlatih di pusat penerbangan Lufthansa di Bremen, Jerman.
"Dia masih termasuk junior, namun memiliki semua yang diperlukan oleh pilot senior, seperti sertifikasi dan kualifikasi pilot untuk dapat menerbangkan pesawat sendiri," kata Jaksa Kota Marseille, Brice Robin.
Robin menyebutkan Lubitz lolos tes medis, hal itu dibuktikan dengan tidak adanya tanda-tanda dia mengalami serangan jantung atau penyakit lainnya dalam rekaman CVR yang ditemukan tim pencari.
Teman-teman Lubitz juga tidak melihat tanda-tanda tidak beres dalam psikologi mereka. Mereka justru mengatakan Lubitz orang terbuka.
Dalam rekaman kotak hitam pesawat Germanwings, suara desahan napas Lubitz terdengar normal dan teratur. Begitu pula saat pesawat menukik tajam dari ketinggian.
"Dia masih hidup saat pesawat itu akan jatuh," ujar Robin.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1985, Japan Airlines mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan 520 orang penumpang meninggal dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenhub meminta maskapai untuk memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat.
Baca SelengkapnyaDi pesawat Boeing 777 ada sebuah sistem yang dinamakan Pilot Response Challenge atau Crew Alertness Monitor
Baca SelengkapnyaKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.
Baca SelengkapnyaPesawat ini membawa 367 penumpang dan 12 kru dan semuanya selamat tanpa luka parah.
Baca SelengkapnyaAkibat pilot dan kopilot Batik Air tertidur, pesawat melaju di luar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
Baca SelengkapnyaPilot merupakan salah satu pekerjaan yang banyak diincar orang.
Baca Selengkapnya