Geert Wilders: Islam itu ideologi yang menyamar sebagai agama

Merdeka.com - Pemilihan umum di Belanda tinggal sepekan lagi. Para politisi kini berlomba dalam kampanye untuk mendapat raihan suara maksimal pada pemilu 15 Maret mendatang. Sejauh ini pemilih yang belum menentukan pilihannya mencapai tiga perempat dari total jumlah pemilih.

Politikus dari Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi yang kini menjabat sebagai perdana menteri, Mark Rutte memimpin dalam sejumlah survei.

"Kita saat ini nomor satu dalam polling, tapi ada Partai Kebebasan di urutan kedua, Geert Wilders, jadi masih ada peluang dia naik jadi nomor satu, itu menurut saya bisa jadi kabar buruk. Saya akan bertarung keras untuk partai supaya menang," kata Rutte, seperti dilansir Euronews, Selasa (7/3).

Geert Wilders yang dikenal sebagai politikus anti-Islam di Belanda, dalam kampanyenya sudah menyatakan akan melarang masuk para pengungsi, menutup masjid, dan melarang Alquran.

"Alquran misalnya, kalau Anda melihat soal anti-Semit, Quran lebih anti-Semit ketimbang Mein Kampf (buku otobiografi Adolf Hitler), kitab itu hanya ideologi keras totalitarian dalam bentuk lain," kata Wilders kepada Euronews. "Saya lebih suka tidak ada Alquran di Belanda sebagaimana kita tidak mau ada Mein Kampf di sini."

"Saya yakin Alquran dan Islam itu menyamar sebagai agama. Punya kitab suci, punya rumah ibadah, punya imam. Tapi kenyataannya sama sekali bukan agama, melainkan ideologi," lanjut Wilders.

Sejumlah survei memperkirakan partainya Wilders akan mendapat kursi parlemen dua kali lipat dari saat ini, yaitu sekitar 29 hingga 35 kursi.

Jumlah warga muslim di Belanda kini diperkirakan mencapai lima persen.

"Sejujurnya, saya tidak khawatir terhadap diri saya, tapi untuk orang lain, karena kebencian yang digaungkan Wilders bisa membutakan orang dan membuat orang saling membenci dan terbelah," kata muslim Belanda bernama Dounia Jari.