Filipina akan Larang Vape, Duterte Ancam Tangkap Pengguna
Merdeka.com - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte mengatakan akan menyetop impor rokok elektrik atau vape dan melarang penggunaannya di ruang publik setelah seorang remaja didiagnosa penyakit paru-paru akibat vape.
"Saya akan melarangnya, penggunaan dan impornya," kata Duterte dalam wawancara televisi Selasa malam, dilansir dari Bloomberg, Rabu (20/11).
"Saya sekarang memerintahkan penegak hukum menangkap siapapun yang mengisap vape ditempat publik," tegasnya.
Dia menambahkan, rokok elektrik mengandung nikotin dan bahan kimia lain yang tak diketahui.
Pelarangan ini diputuskan beberapa hari setelah Departemen Kesehatan mengungkapkan seorang remaja di Filipina tengah yang mengisap vape selama enam bulan dan juga merokok didiagnosa sakit paru-paru. Kasus penyakit misterius ini diketahui pertama kali di Asia, membunuh 40 orang lainnya di Amerika Serikat dan menjangkiti hampir 2 ribu orang.
Kasus ini secara cepat mengubah regulasi global terhadap industri rokok elektrik yang baru berkembang tersebut. Vape awalnya diyakini bermanfaat membantu perokok berhenti, namun vape saat ini dilarang di 30 negara termasuk India dan Brasil.
Pengumuman Duterte ini mengejutkan, karena Menteri Keuangan Carlos Dominguez bulan lalu mengatakan sepertinya tak ada pelarangan vape tapi pajaknya akan dinaikkan. Filipina dipandang oleh produsen rokok elektrik seperti Juul Labs Inc. sebagai salah satu pasar yang menjanjikan di Asia Tenggara.
Larangan Merokok
Merokok di ruang publik sebelumnya telah dilarang, kebijakan dikeluarkan Duterte kurang dari setahun saat dia baru menjabat pada Juni 2016. Aturan ini berlaku di seluruh ruang publik, baik area dalam maupun luar ruangan.
Duterte pernah memberlakukan kebijakan serupa di Kota Davao, saat dia masih menjabat sebagai walikota. Duterte juga dikenal dengan ketegasannya terhadap perang melawan narkoba.
Saat baru menjabat, secara terang-terangan presiden kontroversial itu bersumpah akan menghabisi 3 juta pecandu narkoba.
"Saya akan 'senang' membantai semua pecandu narkoba di negara ini," kata Duterte kala itu, dilansir dari Evening Standard, Selasa (11/10/2016).
Sejak Duterte menjabat selama 100 hari terakhir, lebih dari 3.600 orang telah tewas atas nama perang narkoba. Mereka ditembak mati dalam operasi polisi atau oleh pasukan yang tidak jelas afiliasinya. Artinya rata-rata ada 36 orang ditembak mati tanpa peradilan saban hari sejak Juni lalu. Imbas dari operasi tersebut, dilaporkan 732 ribu pecandu narkoba dari seluruh wilayah Filipina menyerahkan diri kepada polisi untuk mengikuti rehabilitasi.
Duterte sempat menyebut operasi pemberantasan pecandu narkoba serupa dengan Holocaust Nazi terhadap etnis Yahudi di Eropa selama Perang Dunia II. Ucapannya itu mengundang kemarahan publik internasional, sehingga kemudian dia meminta maaf.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Sebut Filipina Pakai Alutsista Buatan Indonesia
Jokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Jokowi Pamer Rasa Puas Menhan Filipina Pakai Kapal Perang Buatan Indonesia
Presiden Jokowi menyebut pemerintah Filipina percaya dan puas terhadap produk buatan Indonesia
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan
Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi: Filipina Percaya dan Puas dengan Produk Pertahanan Indonesia
Indonesia turut menawarkan pesawat CN2335-220 produksi PTDI.
Baca SelengkapnyaBeras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg
Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.
Baca SelengkapnyaCurhat Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, tapi Kalau Beras Naik Saya Dimarahi Ibu-Ibu
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaJokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!
Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaIzin Ekspor Pasir Laut Belum juga Dibuka Meski Sudah Dapat Izin Jokowi, Kemendag Buka Suara
Presiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dua BUMN Dapat Proyek Rp8,5 Triliun di Filipina
Presiden Jokowi mengungkapkan dua BUMN Indonesia, berhasil mendapatkan proyek senilai Rp8,5 triliun dari pemerintah Filipina.
Baca Selengkapnya