Erdogan ajak negara Asia Tengah kurangi penggunaan dolar AS
Merdeka.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta penggunaan mata uang dolar AS harus dikurangi. Sebaliknya penggunaan mata uang dalam negeri harus ditingkatkan.
Hal itu disampaikan dalam Pertemuan Puncak Ke-6 Dewan Turki di Pusat Kebudayaan Rukh Orod di Kirgizstan.
Ketergantungan perdagangan internasional atas dolar AS mesti dikurangi sebab itu menjadi penghalang bagi perekonomian untuk berkembang.
"Kami mengusulkan perdagangan dengan menggunakan mata uang kita daripada dolar AS," kata Erdogan.
Presiden Turki tersebut mengatakan Ankara dan negara sahabatnya tak boleh menunda upaya memerangi Organisasi Teror Fetullah (FETO), dilansir dari Antara.
FETO dan pemimpinnya Fetullah Gulen, yang berpusat di AS, dituduh telah mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016. Mengakibatkan 251 orang gugur dan mencederai hampir 2.200 orang.
Ankara juga menuduh FETO berada di belakang aksi lama untuk menggulingkan pemerintah melalui penyusupan ke berbagai lembaga Turki, terutama militer, polisi, dan lembaga kehakiman.
Erdogan menambahkan organisasi teror itu telah membentuk satu susunan organisasi dengan mendirikan lembaga pendidikan di seluruh dunia serta di Turki.
Selain presiden Turki, Kirgistan, Azerbaijan, Kazakhstan, dan Uzbekistan, perdana menteri Hungaria juga menghadiri pertemuan itu sebagai pengamat.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaTernyata dolar bukanlah mata uang terkuat di antara 180 mata uang yang diakui sebagai alat pembayaran sah di seluruh dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai Indonesia emas tahun 2045, mulai tahun 2025 dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di angka 6 persen hingga 7 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaAyat seribu dinar memiliki banyak keistimewaan. Amalkan bacannya setiap hari.
Baca Selengkapnya