Diterpa isu krisis, Rusia janji tetap bantu infrastruktur RI

Merdeka.com - Federasi Rusia mengklaim hubungan bilateral dengan Indonesia semakin berkembang ke arah lebih baik. Khususnya bidang infrastruktur dan pertambangan.

Pengusaha dari Negeri Beruang Merah, misalnya, telah mulai membangun rel kereta api di Kalimantan Timur sejak pertengahan 2014.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin mengungkapkan pembangunan kereta api dan instalasi pemurnian bahan tambang, sangat didukung pemerintah. Lebih dari sekadar bisnis, dia melihat proyek-proyek tersebut dapat mempererat hubungan kedua negara.

"Walaupun pembangunan kereta api dan smelter diatur pemerintah, kami (Rusia) tetap membantu apa yang diperlukan," ujar Galuzin di kediamannya, Jakarta, Kamis (11/12).

Galuzin juga menyatakan kerja sama Rusia akan terus berlanjut walaupun Rusia diterpa isu tak sedap mengenai krisis ekonomi akibat sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Hal itu tak akan berpengaruh sama sekali pada hubungan bilateral Rusia."

Mengenai hubungan antar negara, Galuzin menambahkan hubungan antara Indonesia dan Rusia saat ini semakin menjurus ke arah yang positif. Hal ini semakin bertambah baik pasca pertemuan Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan Presiden Joko Widodo.

Sedangkan soal isu krisis moneter yang kini menimpa negaranya, Galuzin membantah. Asumsi Rusia mengalami krisis berasal dari pidato Menteri Keuangan Rusia Anton Silunaov. Pada November lalu, bendahara Negeri Beruang Merah mengatakan pihaknya mengalami kerugian USD 140 miliar per tahun.

Situasi Rusia makin runyam, karena harga minyak dunia anjlok 30 persen, tak sampai USD 80 per barel. Disusul melemahnya nilai tukar Rubel 27 persen.

"Penurunan nilai rubel tidak begitu berarti buruk bagi Rusia," kata Galuzin.

Sanksi yang diberikan justru berdampak pada negara-negara yang memiliki hubungan ekspor dengan Rusia, karena baginya Rusia salah satu pasar paling besar di benua Eropa.