Merdeka.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dalam pernyataannya hari ini mengatakan ketiga WNI yang ditangkap Polis Diraja Malaysia (PDRM) sejak 12 Juli karena diduga terlibat tindak pidana terorisme kini sudah mendapat akses kekonsuleran.

Saat ditemui di Kantor Pusat PDRM Bukit Aman, Kuala Lumpur, ketiga WNI itu dalam kondisi sehat dan mengaku mendapat perlakuan baik. Berdasarkan hasil verifikasi, ketiga orang itu adalah EMD (26), UR (42), dan ZKR (27). Mereka semua pemegang paspor Indonesia yang sah.

"Selanjutnya ketiga WNI itu akan menjalani masa penahanan dalam rangka penyelidikan selama 28 hari terhitung mulai tanggal penangkapan," kata pernyataan KBRI seperti diterima merdeka.com, Selasa malam (24/7).

EMD ditangkap pada 12 Juli lalu di Terengganu. Di merupakan anggota ISIS dari Bandung yang telah begabung sejak 2015 lalu. Istrinya merupakan warga Malaysia yang juga termasuk anggota ISIS. Keduanya berencana membawa anak tiri mereka ke Suriah untuk berperang bersama ISIS

Pria Indonesia lain ditangkap pada 14 Juli di Perak adalah UR. Dia merupakan seorang buruh pabrik yang bergabung dengan ISIS dan pernah terlibat pembunuhan terhadap polisi Indonesia pada 10 Mei lalu Kelapa Dua, Jawa Barat.

Satu WNI lain (ZKR) merupakan seorang pegawai kontrak berusia 27 tahun. Dia ditangkap pada 12 Juli di Petaling Jaya, Selangor. Dia mengaku terlibat dengan ISIS dan memiliki sekitar 100 video dan 90 foto yang menggambarkan kegiatan ISIS dalam ponselnya.

Dia juga mempromosikan grup di akun Facebooknya dengan mengunggah video dan foto-foto itu. Dia berencana pergi ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok militan.