Merdeka.com - Warga mengenal bangunan itu sebagai "Gedung Hantu No.1". Bangunan itu tadinya adalah sebuah properti yang mentereng yang kemudian lapuk setelah peristiwa kebakaran dua dasawarsa lalu. Penghuni liar dan para penjudi kemudian menempati bangunan tua itu. Bekas puing-puing bangunan sampai menutupi tangga.

Kamis dini hari kebakaran melalap bangunan 13 lantai yang terletak di Kaohsiung, kota pelabuhan Taiwan itu. Sedikitnya 46 orang tewas dan melukai puluhan lainnya. Ini adalah peristiwa kebakaran terburuk di Taiwan dalam beberapa dekade terakhir.

Setidaknya 41 orang harus dirawat, kata petugas pemadam kebakaran (damkar). Penyebab kebakaran hingga kini masih diselidiki, ujar Kepala Pemadam Kebakaran Lee Ching-hsiu, seperti dilansir laman The New York Times, Kamis (14/10).

Dari kamera pengawas di sekitar gedung itu terlihat ada percikan cahaya di lantai satu bangunan, tak lama kemudian seluruh lantai itu terbakar, kata media lokal. Sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial memperlihatkan beberapa penghuni yang diselimuti debu dan jelaga sedang digiring keluar bangunan, sebagian harus ditandu.

Petugas damkar menerima telepon permintaan bantuan sekitar pukul 03.00 Kami dan pasukan damkar berhasil memadamkan api empat jam kemudian. Siangnya tim damkar masih mencari korban atau penyintas di dalam gedung yang dihuni sekitar 120 keluarga, sebagian besar mereka miskin dan lansia yang tinggal di lantai tujuh hingga 11.

"Kebakaran itu seperti lautan api," kata Lin Chuan-fu, 57 tahun, warga yang tinggal di dekat bangunan itu dalam pembicaraan telepon.

Lin mengatakan ledakan keras membuat dia terjaga sekitar pukul 03.00 dan dia langsung keluar ke jalan untuk melihat apa yang terjadi. Menurut Lin, api dengan cepat bergerak dari lantai bawah ke lantai atas. Pada saat itu Lin mengaku khawatir dengan penghuni lansia yang tinggal di lantai atas akan kesulitan menyelamatkan diri dalam keadaan gelap.

"Mereka bisa tidak keburu waktu untuk keluar," kata Lin.

Gedung yang dibangun pada 1980-an itu awalnya menjadi pusat bisnis dan tempat tinggal dekat Sungai Cinta di pusat Kaohsiung, kota terbesar ketiga di Taiwan. Di bangunan ini banyak restoran, tempat karaoke, dan bioskop. Namun kondisi gedung perlahan mulai lapuk setelah kebakaran pada 1999, kata media setempat. Meski tidak ada yang meninggal dalam kebakaran waktu itu, bangunan tersebut akhirnya mulai ditinggalkan.

Sejumlah pengembang berusaha mengambil alih untuk merenovasi bangunan itu dalam beberapa tahun ini, menurut Apple Daily, media setempat. Namun upaya itu ditolak oleh penghuni.

Wakil Wali Kota Kaohsiung, Lin Chin-rong, mengatakan bangunan ini sudah diperiksa oleh polisi dan petugas damkar empat kali sejak 2019. Dia menuturkan, tanda peringatan sudah dipasang di gedung itu pada Selasa lalu, tapi sebuah pembatas halangan membuat petugas damkar tidak bisa ke lantai atas.

Dia mengatakan pejabat damkar dan pekerja konstruksi dari pemerintah sudah berkomunikasi dengan perwakilan penghuni gedung beberapa hari sebelum kebakaran terjadi.

"Sangat disayangkan kejadian ini terjadi sebelum perbaikan bisa dirampungkan," kata Lin.