Di balik sisi spiritualitas Obama

Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama bukanlah seorang yang religius. Dia dan keluarganya jarang terlihat datang ke gereja. Dia bahkan hampir tidak pernah membicarakan tentang keimanan Kristen dirinya di depan umum.

Tapi jauh dari pandangan publik, penasihat lamanya mengatakan Presiden Obama dengan hati-hati telah memupuk rasa spiritualitas yang digunakannya sebagai landasan selama adanya pergolakan, ketika hambatan untuk mengatur sebuah bangsa yang sangat terbagi dan tampak hampir tidak dapat diatasi itu, seperti dilansir situs the Huffington Post, Senin (21/10).

Setiap tanggal 4 Agustus saban tahunnya, di saat ulang tahun Obama , presiden pertama kulit hitam Amerika itu selalu menelepon sekelompok pendeta untuk menerima layanan doa dari mereka agar dapat melewati tahun-tahun berikutnya. Selama masa paling menantang, lingkaran doa akan diselenggarakan dengan tokoh-tokoh keagamaan seperti Pendeta Megachurch Joel Hunter, Uskup Vashti McKenzie dari Gereja Episkopal Metodis Afrika, dan Pendeta Joseph Lowery, seorang pegiat hak-hak sipil.

Saban pagi selama lima tahun terakhir, bahkan sebelum sebagian besar ajudannya tiba di Gedung Putih, Obama telah membaca sebuah tulisan spiritual dikirim ke BlackBerry miliknya, bersama dengan ayat-ayat Alkitab serta tulisan refleksi dari tokoh-tokoh sastra, seperti Maya Angelou dan C.S. Lewis.

"Saya pastinya melihat keimanan presiden tumbuh dalam masa jabatannya sebagai presiden," kata Joshua DuBois, seorang penasihat spiritual Obama . "Ketika Anda menumbuhkan iman Anda, maka itu akan tumbuh."

DuBois mengatakan Obama secara khusus digerakkan oleh teori-teori yang menarik hubungan antara tema dalam Alkitab dan perjalanan pribadi dari tokoh-tokoh sejarah seperti Abraham Lincoln dan Martin Luther King, Jr.

DuBois menambahkan kekuatan spiritual Presiden Obama adalah dia percaya Tuhan akan membawa dirinya melewati hari-hari ke depan, bahkan di tengah krisis sekalipun, seperti bencana hutang dan anggaran belanja negara yang menjerat Washington selama satu bulan terakhir.

"Karena aspek-aspek landasan dalam hidupnya ini, dia tidak membiarkan adanya tantangan yang benar-benar mengguncang kesehariannya," ujar DuBois, yang juga mantan pendeta di sebuah gereja Pantekosta itu.

Gambaran Obama sebagai seseorang yang sangat menarik dari sisi keimanan untuk memandu kesehariannya itu terlihat berbeda dengan persona publiknya.

"Kadang-kadang saya mencari kitab suci untuk menentukan cara terbaik dalam menyeimbangkan kehidupan sebagai presiden dan sebagai seorang suami dan ayah," ucap Obama para Februari lalu, di acara Sarapan Doa Nasional, sebuah acara tahunan diadakan di Washington DC, setiap Kamis pertama di bulan Februari. "Saya sering mencari kitab suci untuk mengetahui bagaimana saya bisa menjadi pria yang lebih baik dan juga sebagai presiden yang lebih baik."

Petunjuk terbaik teks apa yang membentengi konsumsi rohani Obama mungkin datang dari kebaktian setiap hari yang DuBois kirim kepada Obama sejak 2008. Dubois menjalankan jangkauan keagamaan untuk kampanye kepresidenan Obama pada tahun ini, dan layanan doa digitalnya untuk Obama telah disusun dalam sebuah buku yang akan diterbitkan berjudul 'Kebaktian Presiden'.

"Sebuah ayat dari kitab suci bagi saya adalah untuk merefleksikan diri," ucap Obama . "Dan itu sangat berarti bagi saya."

Seorang pejabat pemerintahan tidak disebutkan namanya mengatakan dalam tahun-tahun terakhirnya, Obama berencana untuk melanjutkan kegiatan renungan pagi, layanan doa saat dirinya ulang tahun bersama dengan para pendeta, dan lingkaran doa untuk sebuah tujuan.

Pejabat itu juga mengatakan secara pribadi, Obama juga berbicara kepada para stafnya agar mereka sadar akan tanggung jawab rohaninya masing-masing kepada bangsa. Dalam masa-kasa krisis, mulai dari bencana badai yang menghancurkan sampai ke peristiwa tragis penembakan di sekolah, banyak orang Amerika melihat presiden mereka sebagai sumber kekuatan dan penghiburan.