Deretan jenderal Muslim di China yang gagah berani
Merdeka.com - China dikenal sebagai salah satu negara tertua, serta mengalami jatuh bangun beberapa kali. Negeri ini pernah diinvasi oleh pasukan Mongol, bahkan ikut terlibat dalam Perang Dunia Kedua akibat serangan brutal yang dilakukan Jepang.
Saat ini, China memiliki teknologi yang sangat maju dan mampu membuat jet tempur sendiri. Kekuatannya kini sangat disegani dunia.
Di antara para pemimpin China, ternyata ada beberapa jenderal muslim yang dikenal tangguh dan berani. Demi negaranya, mereka rela bertempur dengan gagah berani demi mengusir musuh dari tanah airnya.
Berikut beberapa jenderal muslim yang dirangkum merdeka.com:
Ma Bufang
Jenderal Ma Bufang merupakan pemimpin Pasukan Nasional Revolusioner. Dia dikenal sebagai jenderal muslim yang cerdas dan oleh Chiang Kai Shek dijuluki sebagai 'Pedang Kuomintang'.Dia pernah terlibat dalam Perang Sipil China, yang dimulai dari 1945-1949. Dia dipilih sebagai pimpinan di Hebei, namun kalah oleh CPC. Meski demikian, dia berhasil memukul mundur 1.500 Pasukan Komunis China, dengan persenjataan yang terbatas.Dia juga memimpin serangan terhadap jalur suplai pasukan komunis di Yana'an, hasilnya 75 persen suplai untuk pasukan musuh terhenti.Salah satu ritual Ritualnya sebelum menjalani peperangan adalah menjalankan Salat Sunnah 2 rakaat dan Mengaji. Bahkan, ajudannya sendiri (yang bukan muslim) sampai hafal seluruh bacaan dalam bahasa Arab.Selama menjalankan ibadahnya, Ma Bufang tak pernah melupakan waktu salat dan selalu membawa Tasbih serta Alquran di kantong bajunya. Bahkan, dia pernah menantang 3 Pemuda Komunis yang hendak membakar Masjid. "Bakar dulu saya, baru kalian bakar Masjid ini," teriaknya lantang.Setelah Perang Sipil Berakhir, ia mengabdikan diri sbg Ketua Dewan Ulama di Taiwan. Dia terpaksa keluar dari dinas militer karena kebijakan Angkatan Bersenjata Taiwan yang diskriminatif pada Umat Islam yang menjadi Tentara.Dia pernah diterpa berita-berita negatif, di antaranya dituduh membantai 25 Pasukannya sendiri. Namun, ia membantahnya.
Bai Chongxi
Jenderal Bai dilahirkan di Guilin, Guangxi dan bernama asli Jiansheng. Dia merupakan keturunan pedagang Persia bernama Baiderluden dan diadopsi oleh keluarga China bermarga Bai. Nama muslimnya adalah Omar Bai Chongxi.Di usianya yang masih 14 tahun, dia memutuskan bergabung dengan dinas militer dengan mendaftar Sekolah Pelatihan Militer di Guilin. Namun sayang, pendidikan itu tak berlangsung lama, atas permintaan keluarga dia diminta melanjutkan pendidikannya di jurusan Ilmu Hukum dan Politik.Revolusi Xinhai pada 1911, membuatnya kembali sebagai tentara. Dia menjalani pendidikan dalam enam bulan sebelum dikirim ke Akademi Militer Baoding. Setelah itu, dia menjadi perwira Divisi Guangxi Pertama dan kembali ke kampung halamannya.Kariernya melonjak setelah mengikuti pelbagai pertempuran melawan faksi komunis dan Jepang. Dia juga menyatakan tunduk kepada Kuomintang, dan melawan Kekaisaran China. Di bawah kepemimpinannya, dia mampu mengalahkan puluhan ribu pasukan musuh sekaligus menawan komandannya.Kemampuannya menyusun strategi membuat Dr Sut Yat Sen memberikan jabatan sebagai Menteri Pertahanan Pertama. Sayang, kekuatannya tak berlangsung lama karena tentara komunis berhasil memukul mundur pasukannya hingga terpaska dievakuasi ke Taiwan.
Ma Fuxiang
Ma Fuxiang merupakan salah satu jenderal muslim yang paling gemilang. Sejak kecil, dia dididik dengan Alquran. Dia juga berlatih bela diri bersama kakanya Ma Fulu pada 1889, kemudian mendaftar ke sekolah militer tiga tahun kemudian.Setelah lulus, dia mengabdi di bawah dinasti Qing dan dipromosikan sebagai Brigadir Jenderal serta ditempatkan di Palikum, New Dominion (sekarang Xinjiang). Dia juga terlibat dalam pemberontakan Boxer dan membunuh banyak orang asing dalam pelbagai pertempuran. Sejak itu, dia banyak terlibat pertempuran.Karena kesetiaannya kepada kerajaan, dia mendapatkan banyak jabatan. Dia berkali-kali ditunjuk sebagai gubernur militer di beberapa daerah yang dikuasai Kekaisaran China.Namun itu tidak berlangsung lama, pertemuannya dengan Dr Sun Yat-sen membuatnya bergabung dengan Kuomintang. Dia ikut serta dalam ekspedisi utara yang digelar Kuomintang, dan dipercaya sebagai utusan khusus bagi Kuomintang di beberapa wilayah bekas kekaisaran China, bahkan sebagai Komite Eksekutif Sentral di partai tersebut.Dia juga berhasil mengasimilasi seluruh ras di China untuk bergabung ke dalam pasukannya. Semua mendapatkan kesetaraan, mulai dari seragam, senjata, pistol hingga teropong.
Ma Biao
Ma Biao merupakan jenderal brilian yang mampu menguasai empat bahasa sekaligus, yakni dialek asli, Tibet, Arab dan China. Dia mengabdikan diri sebagai seorang prajurit saat usianya masih belia, dan sudah terlibat dalam beberapa pertempuran, termasuk dalam Perang Dunia Kedua melawan Jepang.Ma Biao berkarier sebagai Tentara Revolusi Nasional yang berafiliasi dengan Partai Kumintang. Di usianya yang masih sangat muda, dia sudah merasakan ganasnya pertempuran China-Jepang yang pertama, hingga revolusi Boxer. Berkat keberaniannya, kariernya melesat dengan cepat, hingga dipercaya sebagai komandan Komando Pertahanan Yushdu.Pria kelahiran 1885 ini juga ditunjuk sebagai komandan Divisi Kavaleri Sementara Pertama, Divisi Kavaleri Ke-8, Tentara Kavaleri Ke-2 dan mengabdi sebagai Dewan Penasehat Militer. Ketika menyandang pangkat Letnan Jenderal, sebuah insiden antara pasukan China dan Jepang di Jembatan Marco Polo telah mengobarkan kembali pertempuran melawan Negeri Sakura tersebut. Ma Baio segera dikirim bersama pasukannya untuk mempertahankan wilayah China agar tidak direbut Jepang."Saya sangat bersemangat menginjak setan kurcaci (julukan China untuk tentara Jepang), saya akan memberikan pembalasan bagi para martir yang telah mati, dan memberikan kemenangan bagi generasi muda," kata Ma Biao usai melaksanakan tugas dalam Pemberontakan Boxer.Dia pun membuktikan kata-katanya, tentara Jepang ditaklukkan dalam pertempuran di Huaiyang. Pasukannya berperang tanpa merasakan takut dan penuh darah.Meski memperoleh hasil gemilang dalam pertempuran, Ma Biao dipaksa pensiun dan meninggalkan medan tempur. Posisinya digantikan oleh Ma Bukang pada 1942. Ma Biao meninggal dunia dalam kecelakaan mobil saat berusia 63 tahun.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
FOTO: Potret Ketabahan Warga Muslim China yang Jadi Korban Gempa Bumi di Gansu Menghadapi Tantangan Suhu Ekstrem di Tenda Darurat
Para korban sedang menghadapi tantangan suhu yang dingin ekstrem pada malam hari di bawah nol derajat celcius.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaFoto Langka saat Pendeta Inggris Doakan Musuhnya yang Terluka di Peperangan
Sebuah foto yang viral memperlihatkan seorang pendeta Inggris yang menunaikan kewajibannya mendoakan tentara Jerman yang sedang terkapar di peperangan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Momen Hangat Ulama Kondang Buka Puasa Bersama Jenderal AU, Beri Pesan 'Teruslah jadi Muslim Baik Jenderal'
Bersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaKisah Arek Suroboyo Sang Juragan Nasi Pecel di Amerika, Pernah Jadi Tukang Cuci Piring hingga Diludahi Orang
Pasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaTasamuh Artinya Toleransi, Begini Penjelasan Manfaat, Dalil serta Contohnya dalam Islam
Tasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBacaan Doa Witir dan Artinya, Perlu Diamalkan
Membaca doa witir memiliki keutamaan dan kepentingan yang besar dalam agama Islam.
Baca SelengkapnyaWarga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang
Ia mempelajari budaya dan mencicipi kuliner baru pada setiap negara yang disinggahi
Baca Selengkapnya