Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demo Pendukung Navaly Memanas di Rusia, Polisi Tangkap 5.000 Orang di 85 Kota

Demo Pendukung Navaly Memanas di Rusia, Polisi Tangkap 5.000 Orang di 85 Kota demo pendukung navalny di rusia. ©Reuters/Maxim Shemetov

Merdeka.com - Ribuan orang di Moskow dan seluruh Rusia turun ke jalan pada Minggu, dihadapkan dengan kekuatan pasukan terkeras dalam beberapa tahun terakhir.

Para pengunjuk rasa di seluruh negeri berkumpul untuk kedua kalinya di akhir pekan untuk mendukung pemimpin oposisi Alexey Navalny yang ditangkap pertengahan Januari lalu.

Lebih dari 5.000 orang ditangkap di sedikitnya 85 kota, menurut kelompok pemantau independen OVD-Info -- merupakan sebuah rekor sejak 2011.

Di Moskow, ibu kota negara, lebih dari 1.600 orang ditangkap, termasuk istri Navalny, Yulia, walaupun kemudian dia dibebaskan.

Navalny sendiri ditahan sesaat setelah mendarat di Moskow pada 17 Januari. Navalny tiba di negaranya setelah berbulan-bulan dirawat di Jerman setelah diracun pada Agustus 2020. Navalny menuding pemerintah Rusia dan Presiden Vladimir Putin melakukan percobaan pembunuhan, tapi dibantah Kremlin.

Hari Minggu dimulai dengan pendukung Navalny merencanakan unjuk rasa di sedikitnya 120 kota di seluruh negeri, mulai pada siang hari waktu setempat di masing-masing lokasi.

Ibu kota Rusia pada hari Minggu nanpak seperti benteng yang terkepung daripada kota modern. Penjagaan demi penjagaan memblokir seluruh blok. Kendaraan yang tak terhitung jumlahnya disiapkan untuk membawa para tahanan ke kantor polisi, dan polisi anti huru hara mengenakan seragam tugas berat untuk membersihkan jalan-jalan yang dilalui para pengunjuk rasa.

Para pengunjuk rasa berusaha berkumpul di depan markas besar Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), yang mereka yakini berada di percobaan pembunuhan Navalny. Namun pihak berwenang Moskow menutup tujuh halte kereta bawah tanah di pusat kota dan memotong rute bus untuk menghentikan para demonstran. Area di sekitar gedung FSB dan Kremlin dibarikade sejak dini hari.

Rusia tanpa putin

Panitia kemudian dipaksa untuk mengubah lokasi, memaksa polisi anti huru hara untuk mengejar barisan orang setiap kali tim Navalny mengubah titik berkumpul di seluruh kota.

Para pengunjuk rasa di Moskow akhirnya memutuskan untuk menuju ke lapas Matrosskaya Tishina, tempat Navalny ditahan sebelum persidangannya pekan depan. Otoritas lokal menutup halte metro satu per satu yang menuju lapas tersebut di wilayah Sokolniki timur laut Moskow.

"Bebaskan dia!" dan "Rusia tanpa Putin!", seruan terdengar saat pengunjuk rasa berjalan di sepanjang jalan bersalju menuju fasilitas tersebut. Tiga halte kereta bawah tanah di sepanjang jalur itu ditutup atas permintaan polisi dalam upaya untuk menghentikan lebih banyak orang untuk bergabung.

Sebelum ditangkap, Yulia Navalnaya mengunggah gambar di Instagram dia ikut dalam unjuk rasa tersebut. Kepala departemen hukum Yayasan Anti Korupsi (FBK) Navalny, Vyacheslav Gimadi mengatakan Navalnaya ditahan saat unjuk rasa damai oleh petugas polisi yang tidak mengidentifikasi diri mereka atau memberikan alasan penahanan. Namun kemudian Navalnaya dibebaskan.

Di Instagram, Kementerian Dalam Negeri Rusia memperingatkan warga untuk tidak berpartisipasi dalam demo 'ilegal'. Hukum federal Rusia mengharuskan penyelenggara untuk mengajukan izin demo kepada otoritas lokal setidaknya 10 hari sebelumnya.

Peringatan itu diikuti tanggapan polisi yang meningkat baik dalam jumlah maupun taktik kekerasan dibandingkan pekan sebelumnya.

Petugas terlihat menggunakan senjata bius pada orang-orang yang tampaknya tidak menolak penangkapan, metode yang sebelumnya belum pernah dilaporkan oleh tahanan pada unjuk rasa di Rusia. Di St. Petersburg, seorang petugas polisi direkam memegang senjata api ke arah pengunjuk rasa.

Sebuah tim CNN di dekat Matrosskaya Tishina melihat orang-orang diseret di atas salju.

"Saya tidak bisa bernapas," kata seorang pria ketika petugas polisi mendorongnya ke tanah, menurut video yang dibagikan secara online dari kota Chelyabinsk, dikutip dari CNN, Senin (1/2).

Di Vladivostok dan Yekaterinburg, pengunjuk rasa terlihat didorong keluar ke sungai dan teluk yang membeku sebelum ditahan.

Di kota Novosibirsk, di Siberia, video siaran langsung menunjukkan polisi menahan pengemudi yang membunyikan klakson mobil mereka untuk mendukung para pengunjuk rasa. Sebagai tanggapan, para demonstran terdengar meneriakkan: "Lepaskan mereka!"

Orang-orang berdiri membentuk rantai, meneriakkan "Kebebasan!" dan "Kembalikan uang kami!" saat mereka berdiri di depan balai kota di tengah Novosibirsk.

Para pengunjuk rasa yang berbaris di sepanjang jalan bersalju terdengar meneriakkan: "Rusia tanpa Putin!" dan "satu untuk semua, dan semua untuk satu."

Ketidakpuasan kepada Putin Anjlok

Ketidakpuasan rakyat Rusia terhadap Presiden Vladimir Putin anjlok di tengah sejumlah keluhan terkait pendapatan rakyat yang menurun, kebebasan pribadi yang berkurang, dan penanganan pemerintah terhadap pandemi virus corona.

Sehari setelah penangkapan Navalny, timnya merilis film dokumenter berdurasi dua jam terkait sebuah properti mewah di Laut Hitam yang mereka perkirakan menelan biaya sekitar USD 1,4 miliar, yang mereka duga dibangun untuk Putin.

Putin membantah memiliki istana itu, tetapi film itu membuat Kremlin marah.

Pada hari-hari menjelang unjuk rasa, Mash, saluran di aplikasi pesan terenkripsi Telegram dengan tautan ke media yang pro-pemerintah, mengunggah wawancara dengan teman dekat masa kecil Putin, Arkady Rotenberg, seorang miliarder yang sebagian besar tidak dapat diakses oleh jurnalis. Rotenberg mengklaim dialah pemilik properti itu dan mengumumkan dia sedang membangun hotel di sana.

"Seluruh investigasi kami adalah tentang Putin memanfaatkan teman-teman baiknya untuk menyembunyikan asetnya. Sebagai tanggapan, Kremlin menunjukkan Rotenberg dan menyatakan dia sebagai pemilik istana," jelas Maria Pevchikh, salah satu penulis investigasi, di Twitter.

"Mereka berpikir bahwa mereka menyelamatkan situasi, tetapi kenyataannya mereka melakukan hal yang sebaliknya."

Banyak pengunjuk rasa yang diwawancarai CNN mengatakan mereka kecewa dengan pemerintah, tetapi penangkapan Navalny dan penyelidikannya terhadap Putin mendorong mereka untuk turun ke jalan.

Beberapa mengatakan mereka sebelumnya tak pernah ikut demo karena takut akan dampaknya.

"Itu semua mempengaruhi saya untuk datang ke sini hari ini karena saya melihat bahwa mereka melanggar hukum tepat di depan semua orang," kata Mikhail (27) kepada CNN pada Minggu di dekat salah satu halte kereta bawah tanah tempat polisi menangkap orang secara massal.

Penangkapan di Moskow

Persiapan Kremlin untuk demo akhir pekan tidak terbatas pada barikade dan penjagaan. Semua sekutu utama Navalny ditangkap lebih dari 10 hari yang lalu dalam upaya nyata untuk meredam kerusuhan. Saudara laki-laki Navalny, Oleg, menjadi tahanan rumah selama dua bulan terakhir.

Namun, pekan lalu, lingkaran aktivis yang dicari berkembang luas.

Di antara kasus yang paling mengejutkan adalah kasus Anna Vellikok. Dia ditahan selama 14 hari setelah penangkapannya karena mencuit ulang unggahan pacarnya di Twitter, penyelidik Yayasan Anti Korupsi, Georgy Alburov, salah satu pembuat film dokumenter yang menyelidiki properti Laut Hitam.

Menurut materi dalam kasus yang diunggah Vellikok, Vellikok ditahan dan kemudian ditangkap karena mencuit ulang unggahan Alburov yang terkait dengan video YouTube di mana Navalny mendesak orang-orang untuk berunjuk rasa dari dalam pengadilan.

Hakim menyebut dengan kicauan itu dapat memicu aksi unjuk rasa ilegal.

Sergey Smirnov, pemimpin redaksi kantor berita independen Mediazona, ditangkap pada Sabtu saat berjalan-jalan dengan putranya yang masih kecil, menurut video yang diunggah di Twitter-nya.

Dia didakwa dengan tuduhan menghasut demonstrasi pada 23 Januari dan kemudian dibebaskan, dengan syarat dia muncul untuk sidang pengadilan minggu depan setelah itu. Smirnov mengatakan dia ada di rumah pada tanggal 23.

Para pengunjuk rasa mengatakan, penggerebekan malam hari dan penangkapan pendukung Navalny telah menimbulkan kekhawatiran akan memburuknya represi politik di Rusia.

Kecaman AS

Penangkapan yang meluas memicu kecaman dari AS, termasuk dari juru bicara Kedubes AS di Moskow, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Pada Minggu, Blinken mengecam penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai dan jurnalis oleh pihak berwenang Rusia.

"Kami memperbarui seruan kami kepada Rusia untuk membebaskan mereka yang ditahan karena menjalankan hak asasi mereka," kata Blinken, mengacu pada Navalny.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh AS ikut campur dalam masalah internal Rusia, menyebut Blinken mendukung "pelanggaran hukum", dalam sebuah pernyataan yang diunggah di halaman Facebook resminya.

FBK mendesak Presiden AS Joe Biden untuk menjatuhkan sanksi pada setidaknya delapan tokoh penting Rusia yang disebut dekat dengan Putin.

Direktur eksekutif FBK, Vladimir Ashurkov, yang menandatangani surat itu, mengatakan kepada CNN pada Sabtu, yayasan tersebut meminta AS untuk menekan Putin agar membebaskan Navalny.

Namun jurnalis dan juru kampanye Zhanna Nemtsova, putri politikus oposisi Rusia yang terbunuh, Boris Nemtsov, mengatakan pada Minggu, dia yakin Navalny akan dipenjara selama bertahun-tahun.

"Satu-satunya cara untuk mendukung Alexey Navalny adalah turun ke jalan," kata Nemtsova, yang ikut demo di Moskow, kepada radio BBC.

"Kami tidak punya pilihan, dan itulah yang sebagian dapat menjamin keamanan Navalny selama dia di penjara," ujarnya.

Tim Navalny mengatakan di akun media sosial mereka unjuk rasa pada Minggu berhasil dan unjuk rasa akan kembali dilakukan pada Selasa saat persidangan Navalny.

"Unjuk rasa hari ini sudah berakhir, tapi kami terus berjuang untuk kebebasan Alexey Navalny," tulis tim tersebut di Telegram pada Minggu malam.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya
Demo Asosiasi Kepala Desa di DPR Hari Ini, 2.730 Personel Kepolisian Dikerahkan
Demo Asosiasi Kepala Desa di DPR Hari Ini, 2.730 Personel Kepolisian Dikerahkan

anggota gabungan akan ditempatkan di titik yang telah ditentukan guna mengantisipasi adanya aksi yang anarkis

Baca Selengkapnya
Aktivis PP KAMMI Dikeroyok dan Sempat Diancam Dibunuh Anggota TNI di Jaktim, Begini Kronologinya
Aktivis PP KAMMI Dikeroyok dan Sempat Diancam Dibunuh Anggota TNI di Jaktim, Begini Kronologinya

Korban sempat dipingpong ketika melaporkan pengeroyokan itu ke polisi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pendemo Makzulkan Jokowi di DPR Marah Dibagikan Makanan Bergambar Kaesang, Langsung Dibuang
Pendemo Makzulkan Jokowi di DPR Marah Dibagikan Makanan Bergambar Kaesang, Langsung Dibuang

Sejumlah demonstran pun baru menyadari, di tangannya memegang snack bergambar Kaesang Pangarep.

Baca Selengkapnya
Pengamat Ungkap Tantangan Besar AHY Wujudkan Visi-Misi Demokrat: Komitmen dan Kekuasaan
Pengamat Ungkap Tantangan Besar AHY Wujudkan Visi-Misi Demokrat: Komitmen dan Kekuasaan

Visi dan misi partainya untuk membawa Indonesia menjadi negara kuat

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Rekonsiliasi Antar-Parpol Diyakini Bikin Suasana Sejuk Usai Pemilu 2024
Rekonsiliasi Antar-Parpol Diyakini Bikin Suasana Sejuk Usai Pemilu 2024

Perlu ada pertemuan antara perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis.

Baca Selengkapnya
Masih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024
Masih Lengkapi Berkas, Polisi Bakal Periksa SYL Usai Pemilu 14 Februari 2024

Pemeriksaan diperlukan untuk melengkapi berkas perkara sesuai petunjuk jaksa penuntut umum.

Baca Selengkapnya
Ada Demo di DPR, Polisi Bakal Alihkan Lalu Lintas
Ada Demo di DPR, Polisi Bakal Alihkan Lalu Lintas

Pengalihan arus mungkin diberlakukan apabila massa semakin membludak.

Baca Selengkapnya