Cerita kaum muda negara Islam mulai kerajingan tato

Merdeka.com - Banyak Muslim percaya seni menggambar tubuh atau tato dilarang oleh hukum syariah, namun sekarang banyak pria di Afghanistan, salah satu negara Islam, justru merajah tubuh mereka.

"Pemuka Islam mengatakan, suatu dosa jika muslim memiliki tato," kata Reza Yousifi (19) seorang seniman tato di Kabul, seperti yang dilansir dari stasiun televisi Al-Arabiya, Minggu (21/12).

Yousifi sendiri memiliki tato X-men di lengannya. Ia bercerita dirinya mulai memiliki semangat menjadi seniman tato ketika dia masih jadi pengungsi di Iran.

Ia menggunakan salon khusus pria untuk temannya yang ada di area perbelanjaan untuk menyembunyikan kedoknya dari otoritas kota tersebut. Ia menyimpan peralatan tato di rumah dan mengeluarkannya hanya jika ada pelanggan ingin merajah tubuh di salonnya.

"Pelanggan saya kebanyakan laki-laki, terkadang ada juga yang perempuan. Mereka percaya tato menambah rasa percaya diri dan petualangan dalam hidup mereka," katanya.

Salah satu pelanggannya, Mehdi (17) memiliki tato di lengan kanannya. Katanya, ia pertama kali melihat tato saat di India dan ia sangat terkesan dengan tato tersebut.

Sejak 2001, Afghanistan mulai berubah dari negara dengan penduduk yang terisolasi hingga akhirnya jadi negara yang mulai mengikuti pengaruh negara Barat, salah satunya tato.

Di bawah kekuasaan Taliban pada 1996-2001 budaya ini dilarang keras. Mereka bahkan berpatroli dan menangkapi sejumlah lelaki memiliki jenggot pendek atau rambut terlalu panjang. Kini di Ibu Kota Kabul tidak perlu heran jika kaum muda mulai memakai jins ketat serta jaket bermotif. Tampilan rambut juga lebih klimis.

Sejumlah pemuka muslim mengecam rajah tubuh ini. "Tato tidak Islami, banyak orang tidak suka. Ini bukan tradisi Afghanistan. Kita harus menjalankan tradisi sebagai penyeimbang budaya dan pengaruh barat," ujar Abdul Latif, imam masjid Kabul.