Bos di AS rela potong gaji Rp 13 M agar bonus karyawan naik
Merdeka.com - Presiden Direktur Gravity Payments, Dan Price, asal Kota Seattle, Amerika Serikat, rela memotong 93 persen gajinya untuk untuk menambah kesejahteraan karyawan.
Price, memberi kejutan kepada lebih dari 100 pegawainya awal pekan ini, ketika dia mengumumkan siap memotong pendapatannya dari USD 1 juta (sekitar Rp 13 miliar) per tahun, menjadi tinggal USD 70 ribu atau sekitar Rp 905 juta.
Jatah bayarannya itu akan direalokasi untuk kebutuhan perusahaannya dan kesejahteraan pegawai. Ini masih ditambah realokasi 80 persen keuntungan perusahaan untuk karyawan.
Gara-gara kebijakan bosnya itu, beberapa pegawai mengaku dapat kenaikan gaji hingga dua kali lipat. Satu pegawai, seorang ibu muda 21 tahun, langsung berencana beli rumah.
"Saya tidak peduli tentang uang, namun lebih kepada kesejahteraan para pegawai saya. Ketika saya memutuskan memotong pendapatan untuk gaji mereka, itu merupakan fenomena yang luar biasa," ungkap Price, seperti dilansir situs emirates247, (16/4).
Price, yang masih melajang sampai sekarang, mengaku terenyuh mendengar ada karyawan harus pintar-pintar menabung demi menutupi kebutuhan sehari-hari. Gaji USD 40 ribu per tahun di AS sangat sulit untuk hidup layak.
"Mengetahui ada yang hidup seperti itu menggerogoti saya dari dalam," kata Price.
Di Amerika Serikat, muncul kesenjangan gaji yang sangat kentara antara atasan dan bawahan. Riset dari Standard & Poor's menunjukkan level presdir dibayar 354 kali lipat di atas karyawan paling junior.
Karenanya, langkah Price menimbulkan kehebohan, karena tidak biasanya eksekusif perusahaan bersedia dibayar murah.
Kendati demikian Proffesor David Larcker dari Fakultas Ekonomi, Universitas Stanford, belum tentu kebijakan baik hati seperti yang dilakukan Price bisa menjadi sebuah tren di kalangan bos-bos perusahaan Negeri Abang Sam.
"Cara Price menambah gaji karyawannya merupakan alternatif yang baik untuk mengatasi kesulitan di sebuah perusahaan," kata Larcker.
Upah minimum di AS sangat jauh dari gaji para bos. Sekadar informasi, pegawai di Kota Washington, yang punya UMR terbesar seantero Amerika, dibayar USD 9,47 per jam.
Price yang memulai usahanya sejak masih kuliah ini, punya alasan tersendiri mengapa bersedia potong gaji demi menambah remunerasi karyawan. Dia ingin agar para pekerja bisa menikmati jatah libur mereka setelah satu tahun bekerja.
"Menurut saya itu hal yang sepatutnya mereka dapatkan, dan itu membebaskan mereka untuk mencari gaya kerjanya sendiri," ungkapnya.
Bennet (28 tahun) salah satu anak buah Price yang sudah bekerja di perusahaan itu sejak lulus kuliah, bersyukur dengan langkah sang bos. Selama ini dia dibayar USD 43 ribu (setara Rp 55,8 juta) per tahun.
Setelah Price memotong gajinya, gaji Bennet bertambah drastis USD 10 ribu (setara Rp 130 juta) per bulan, menjadi USD 53 ribu.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini kisah para karyawan yang punya bos pelit. Terima bonus jutaan rupiah tapi dibayar pakai permen.
Baca Selengkapnyaseorang bos perusahaan oleh-oleh terbesar di Bali, Gusti Ngurah Anom atau lebih dikenal dengan panggilan Ajik Krisna memberikan bonus satu kali gaji.
Baca SelengkapnyaGaji seluruh karyawan PT DI untuk bulan November 2023, baru dibayar rata sebesar Rp1 juta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bocorkan gajinya selama bekerja sebagai Komisaris Utama Pertamina. Berapa angkanya?
Baca SelengkapnyaAnas menyebut para ASN yang bekerja di 3T pun akan diberikan jaminan percepatan karier.
Baca SelengkapnyaBatas pembayaran THR pegawai maksimal pada H-7 lebaran.
Baca SelengkapnyaJawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaCerita eks Wagub sempat diremehkan saat memulai budidaya pohon aren.
Baca SelengkapnyaPerusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca Selengkapnya