Bantahan Menlu Indonesia terkait masalah HAM mengecewakan
Merdeka.com - Pidato Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa pada pertemuan sesi ke-13 Evaluasi Periodik Hak Asasi Dunia di depan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Ibu Kota Jenewa, Swiss, mengecewakan banyak pihak. Hal paling disorot utamanya adalah tentang kebebasan beragama dan kondisi pelanggaran hak asasi manusia di Papua Barat.
Situs www.humanrights.asia melaporkan, Rabu (23/5), respon pemerintah Indonesia atas isu pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan menjadi bahan gunjing di antara wakil berbagai negara dalam forum itu. "Mereka selalu menyangkal apa yang terjadi. Hal itu menunjukkan Indonesia tidak menghormati para korban dan hak-haknya," kata Direktur Eksekutif Asian Human Rights Watch, Wong Kai Shing.
Marty Natalegawa yang memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan itu, menyangkal semua tuduhan menganggap pemerintah Indonesia lamban dan tidak serius dalam mengurus kasus pelanggaran hak asasi manusia. Dia menyampaikan Indonesia dalam hal ini menghormati seluruh agama. Tetapi menurut beberapa perwakilan negara lain, kondisinya tidak seperti yang disampaikan.
Saat dicecar soal pelanggaran hak asasi manusia di Papua oleh delegasi dari Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis, Marty mengatakan aparat Indonesia sedang menangani kasus pelanggaran hak asasi manusia dengan melangsungkan pengadilan yang transparan. Tetapi AHRC memiliki bukti kalau kasus penyiksaan dan kekerasan terhadap beberapa aktivis Papua oleh aparat keamanan tidak pernah diusut.
Asian Human Rights Watch memaparkan beberapa kejadian dan merekomendasikan solusi terkait dengan beberapa jenis kasus pelanggaran hak asasi manusia, seperti penyiksaan, reformasi mahkamah militer, diskriminasi terhadap kelompok beragama, serta kekerasan terhadap rakyat sipil di Papua Barat.
Jerman, Swedia, dan Swiss menyoroti berbagai aksi kekerasan terhadap umat beragama minoritas di Indonesia, yakni Nasrani, Ahmadiyah, Syi'ah, dan Baha'i. Mereka menyarankan agar pemerintah Indonesia bersikap tegas kepada pihak-pihak yang melakukan ancaman dan kekerasan terhadap kelompok minoritas itu, sekaligus mengubah aturan hukum yang tidak adil.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Soroti 12 Peristiwa Kekerasan di Papua dalam Sebulan Terakhir
Mencatat ada 8 orang meninggal dunia, terdiri atas lima anggota TNI/POLRI dan tiga warga sipil
Baca Selengkapnya14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Catatan Komnas HAM untuk KPU Selama Pelaksanaan Pemilu 2024
Salah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaHarapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami
Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.
Baca SelengkapnyaPolresta Pekanbaru Gandeng Diskominfo untuk Sosialisasi Pemilu & Tangkal Hoaks
Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaSosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaAwal Mula Muncul Gerakan Salam 4 Jari
Gerakan ini diinisiasi oleh Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia, John Muhammad lewat akun media sosialnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca Selengkapnya