ASEAN sudah satu suara tanggapi ketegangan AS dan Korea Utara
Merdeka.com - Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara masih terus memanas. Hal itu ditandai dengan adanya larangan berkunjung ke Korea Utara untuk siapapun yang memiliki paspor Amerika per satu September 2017 ini.
Menyikapi hal tersebut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menegaskan Indonesia termasuk kesembilan Menlu yang tergabung dalam Association of South East Asia Nations (ASEAN) sudah sangat solid untuk mengatasi konflik itu.
"Pernyataan kita solid selama pertemuan di AMM (ASEAN Ministerial Meeting) di Manila. Dan Refleks keputusan itu menyangkut satu situasi di dunia di semenanjung Korea," kata Retno, usai acara seremonial perayaan ulang tahun ASEAN di Gedung ASEAN, Jakarta, Jumat (11/8).
Sebelumnya diketahui, Kementerian Luar Negeri AS telah mengirim perintah larangan untuk masuk ke Korea Utara ke daftar federal. Penduduk AS yang ingin berkunjung ke Korea Utara bisa melakukannya sebelum tanggal yang telah ditentukan.
Namun pengecualian mungkin saja diberikan kepada wartawan atau para sukarelawan. Sebab, para wartawan profesional, perwakilan Komite Palang Merah Internasional dan AS sering bepergian dalam misi resmi ke Korut atas pertimbangan kemanusiaan yang mendesak.
Hal ini, membuat para Menlu negara-negara ASEAN prihatin, dan mendesak Korea Utara untuk mematuhi Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Para Menlu merasa ketegangan antara AS, dan juga konflik Korea Utara dan Korea Selatan secara serius mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan dan dunia.
Karena itu mereka mendesak Korea Utara untuk segera mematuhi Resolusi DK PBB agar kawasan kembali stabil dan aman.
"Perkembangan ini secara serius mengancam perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan dan dunia. Dalam hal ini, kami sangat mendesak DPRK untuk segera mematuhi sepenuhnya kewajibannya berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan," lanjut para Menlu ASEAN.
Dalam pernyataan tersebut, para Menlu ASEAN juga menyatakan dukungan mereka atas denuklirisasi di Semenanjung Korea. Pengendalian diri juga diserukan wakil negara-negara Asia Tenggara ini kepada semua pihak di sana.
ASEAN juga mendukung inisiatif dari Korea Selatan yang ingin memperbaiki hubungan dengan Pyongyang lewat dialog interaktif. Menurut para Menlu ASEAN, pendekatan inklusif sangat penting dalam menciptakan perdamaian dan mengurangi ketegangan.
Disebutkan pula kesiapan ASEAN memainkan peran konstruktif untuk perdamaian di Semenanjung Korea.
"ASEAN siap memainkan peran konstruktif dalam memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," imbuh para menlu ASEAN.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Terpilih Sebagai Ketua Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre
Terpilihnya Indonesia, mewakili 11 negara ASEAN di Seoul.
Baca SelengkapnyaPentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Pentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaAnalis Ungkap Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza
Sebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Macam-Macam Konflik, Penyebab, dan Contohnya
Konflik adalah suatu proses sosial yang terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau kepentingan antara dua pihak atau lebih.
Baca SelengkapnyaKAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
KAI Tambah 344 Perjalanan Kereta Api dari Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen, Cek Rutenya di Sini
Baca SelengkapnyaKeren, Kolaborasi Fildan dengan Bang Yedam Bawakan Lagu 'Gejolak Asmara' Guncang Korea
Fildan dan Bang Yedam tampil dalam satu panggung di Korea. Keduanya membawakan lagu 'Gejolak Asmara'.
Baca SelengkapnyaRedam Konflik Papua, Kasad Tak akan Gunakan Pendekatan Tempur
Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaKalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara
Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca Selengkapnya