Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

AS Tarik Ribuan Pasukan dari Afghanistan & Irak Sebelum Biden Dilantik

AS Tarik Ribuan Pasukan dari Afghanistan & Irak Sebelum Biden Dilantik Pasukan AS berjaga-jaga di lokasi serangan bom mobil bunuh diri di Kabul. MOHAMMAD ISMAIL / Reuters

Merdeka.com - Penjabat Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller mengumumkan pada Selasa, pihaknya akan menarik ribuan lagi tentara AS dari Afghanistan dan Irak sampai 15 Januari 2021, hanya beberapa hari sebelum Presiden AS terpilih Joe Biden dilantik. Miller mengonfirmasi rencana yang pertama kali dilaporkan CNN pada Senin.

Miller menyampaikan penarikan tersebut, yang akan menyisakan sekitar 2.500 pasukan di Afghanistan dan jumlah yang sama di Irak, tidak mengubah kebijakan AS. Namun dia tak memberikan rincian lebih lanjut terkait rencana tersebut.

Saat ini ada sekitar 4.500 pasukan AS di Afghanistan dan 3.000 di Irak.

Penasihat keamanan nasional, Robert O'Brien membahas penarikan tersebut dari Gedung Putih sesaat setelah pengumuman Pentagon, namun sama halnya dengan Miller, dia menolak menjawab pertanyaan lebih lanjut dari wartawan terkait keputusan itu.

"Beberapa saat yang lalu, penjabat Menteri Pertahanan Miller mengumumkan pengurangan pasukan dalam jumlah besar di Afghanistan dan di Irak. Efektif pada 15 Januari 2021, tentara Amerika di kedua negara hanya akan tersisa 2.500 personel. Pasukan tersebut akan menjaga kedutaan besar kita dan biro pemerintahan AS lainnya yang memiliki tugas penting di negara tersebut. Mereka akan membantu sekutu Amerika dalam misi penting di negara tersebut. Mereka akan menjaga para diplomat kita dan mereka akan menghalangi musuh-musuh kita," jelas O'Brien kepada wartawan, dikutip dari CNN, Rabu (18/11).

"Sampai Mei, harapan Presiden Trump mereka tiba di rumah dengan selamat dan lengkap," imbuhnya, kendati pada Mei itu, keputusan terkait pasukan AS akan ditentukan Biden, yang akan menjadi panglima tertinggi pada Januari.

Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan menyampaikan pengumuman tersebut sejalan dengan apa yang diumumkan Trump sebelumnya tahun ini dan "sejalan dengan janjinya terhadap rakyat Amerika".

Namun langkah itu menunjukkan Trump kemungkinan gagal memenuhi salah satu janji utamanya untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan sebelum masa jabatannya habis, seperti yang dia janjikan pada Oktober lalu.

Tanggapan DPR

Petinggi Demokrat dan Republik di Komite Angkatan Bersenjata DPR mengeluarkan pernyataan tak lama setelah Miller mengumumkan penarikan ini.

Menurut ketua panel perwakilan Demokrat, Adam Smith, pengurangan pasukan merupakan langkah tepat.

"Setelah berbicara dengan Penjabat Menteri pagi ini, saya yakin mengurangi jumlah pasukan yang ditempatkan di Afghanistan menjadi 2.500 tentara adalah kebijakan yang tepat. Pada saat yang sama, pengurangan ini harus dilaksanakan secara bertanggung jawab dan hati-hati untuk memastikan stabilitas di kawasan tersebut," jelas Smith dalam pernyataannya.

"Tujuan utama kami adalah pencegahan teroris transnasional melancarkan serangan terhadap Amerika Serikat dari Afghanistan. Untuk menahan ancaman teroris saat kita mengurangi jumlah pasukan, sangat penting kita mengoordinasikan penarikan diri dengan sekutu kita, serta mitra kita di pemerintah Afghanistan, untuk melindungi kepentingan kita dan kepentingan sekutu kita di Afghanistan."

Sementara perwakilan Republik, Mac Thornberry mengecam keputusan itu, menyebutnya sebagai sebuah kesalahan.

"Pengurangan lebih lanjut di Afghanistan juga akan melemahkan negosiasi di sana; Taliban tidak melakukan apa pun - tidak memenuhi syarat - yang akan membenarkan pengurangan ini," jelasnya.

"Selama ada ancaman terhadap Amerika dan keamanan nasional Amerika di dunia, AS harus waspada, kuat, dan terlibat untuk melindungi rakyat kita dan memenuhi kewajiban kita di bawah Konstitusi."

Pemecatan Menteri Pertahanan

Terjadi serangkaian perubahan besar di Pentagon pekan lalu yang dimulai dengan pemecatan Menteri Pertahanan Mark Esper. Pemecatan ini membuat loyalis Trump ditempatkan di posisi penting.

Salah seorang sumber pekan lalu mengatakan kepada CNN, pembersihan Gedung Putih di Departemen Pertahanan kemungkinan didorong fakta bahwa Esper dan timnya mendorong mundurnya jadwal penarikan pasukan dari Afghanistan, yang akan dilakukan sebelum kondisi yang disyaratkan terpenuhi.

Sebelum pemecatannya, Esper mengirim memo rahasia ke Gedung Putih yang menyatakan ada rekomendasi bulat dari rantai komando bahwa AS tidak akan menarik lebih banyak pasukannya lebih sampai kondisi terpenuhi. Demikian diungkapkan salah seorang sumber yang mengetahui memo tersebut kepada CNN.

Penilaian dari rantai komando yang terdiri dari Esper, pemimpin Komando Pusat AS Jenderal Marinir Kenneth "Frank" McKenzie dan komandan misi NATO di Afghanistan Jenderal Austin Miller menyatakan kondisi yang diperlukan belum terpenuhi.

Sebelumnya pada Selasa, sebuah laporan yang baru dirilis dari inspektur jenderal Pentagon mengatakan kelompok teroris Al-Qaidah mendukung rencana pemerintahan Trump menarik pasukan dari Afghanistan serta perjanjian AS dengan Taliban.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Joe Biden Ucapkan Selamat ke Prabowo Unggul di Pilpres 2024: Saya Harap Hubungan Negara Kita Jauh Lebih Kuat
Joe Biden Ucapkan Selamat ke Prabowo Unggul di Pilpres 2024: Saya Harap Hubungan Negara Kita Jauh Lebih Kuat

Ucapan Joe Biden itu disampaikan melalui sepucuk surat diantarkan Dubes Amerika Serikat untuk ASEAN Yohannes Abraham.

Baca Selengkapnya
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

Baca Selengkapnya
Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran, Ini Alasannya
Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan

Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Baca Selengkapnya
Via Telepon, Joe Biden Beri Selamat ke Prabowo sebagai Pemenang Pilpres
Via Telepon, Joe Biden Beri Selamat ke Prabowo sebagai Pemenang Pilpres

"Kita memiliki tanggung jawab bersama, khususnya di kawasan Pasifik. Jadi, saya sangat, sangat ingin dekat dengan Anda," kata Biden pada Prabowo.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Tak Ada Negara Lain Beri Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia
Presiden Jokowi: Tak Ada Negara Lain Beri Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia

Pemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.

Baca Selengkapnya
Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres
Survei: Mayoritas Pemilih Anggap Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju sebagai Capres

Survei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres

Baca Selengkapnya
Hubungi Prabowo, Presiden AS Joe Biden Beri Ucapan Selamat Atas Keunggulannya di Pilpres 2024
Hubungi Prabowo, Presiden AS Joe Biden Beri Ucapan Selamat Atas Keunggulannya di Pilpres 2024

Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 mendapat total suara 96.214.691 suara atau 58,58% dari 164.227.475 suara sah.

Baca Selengkapnya