Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aroma Persaingan di Balik Persetujuan Vaksin Covid-19 di Eropa

Aroma Persaingan di Balik Persetujuan Vaksin Covid-19 di Eropa Suasana Inggris di Tengah Gelombang Kedua Pandemi. ©2020 REUTERS/Henry Nicholls

Merdeka.com - Inggris menjadi negara pertama di dunia menyetujui vaksin virus corona Pfizer/BioNTech, menjadi jalan pembuka bagi vaksinasi massal dan harapan baru untuk mengakhiri pandemi.

Dosis pertama telah berada di perjalanan menuju Inggris dan vaksinasi pertama dijadwalkan pekan depan.

Kepada BBC Radio 5 pada Kamis, Wakil Kepala Medis Jonathan Van Tam mengatakan, dia tidak menyangka regulator AS atau Eropa akan tertinggal beberapa hari dari Inggris.

Menurutnya, persetujuan di tempat lain kemungkinan tinggal menghitung hari.

Setelah Inggris memberikan persetujuannya, apakah negara-negara lain saat ini di bawah tekanan untuk mengikutinya?

Bagaimana tanggapan negara-negara Eropa?

Dikutip dari BBC, Kamis (3/12), Badan Pengobatan Eropa (EMA) yang bertanggung jawab untuk menyetujui vaksin di Uni Eropa mempertahankan kerangka waktu yang telah ditetapkan dalam menyetujui sebuah pengobatan.

Dalam sebuah pernyataan disampaikan, badan ini memiliki metode "paling tepat" untuk menyetujui vaksin tersebut.

Aroma persaingan

Sebelum memutuskan apakah akan menyetujui suatu vaksin, EMA mempelajari data dari studi laboratorium dan uji klinis skala besar.

"Ini adalah elemen penting untuk memastikan perlindungan tingkat tinggi bagi warga selama kampanye vaksinasi massal," jelas pernyataan itu.

Di bawah undang-undang UE, negara-negara dapat menggunakan kekuatan darurat untuk memberikan persetujuan sementara vaksin jika terjadi pandemi. Inggris, yang masih menjadi anggota EMA, dapat menyetujui vaksin di bawah aturan ini, meskipun ada saran dari menteri bahwa Brexit telah mengaktifkan persetujuan tersebut.

Pada Rabu, Menteri Pendidikan Gavin Williamson mengatakan, Inggris bisa menyetujui vaksin karena pihaknya memiliki regulator terbaik.

Juru bicara Komisi Eropa menyerang pendapat tersebut.

"Kami pastinya yakin regulator di Inggris adalah terbaik tapi kami tentu tidak dalam permainan membandingkan regulator di seluruh negara lain maupun mengomentari klaim siapa yang lebih baik," jelasnya.

"Ini bukan kompetisi sepak bola. Kita berbicara mengenai nyawa dan kesehatan masyarakat. Kita di UE punya sistem yang sangat maju - yang masih berlaku bagi Inggris - untuk menyetujui otorisasi produk medis, vaksin, dan menjual mereka di pasaran," lanjutnya.

EMA akan rapat pada 29 Desember membahas vaksin ini.

Tekanan bagi FDA

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengatakan meskipun memiliki opsi jalur cepat, negara itu memilih untuk menunggu EMA untuk membantu meningkatkan kepercayaan pada keamanan vaksin.

"Idenya bukanlah bahwa kami yang pertama, tetapi idenya adalah memiliki vaksin yang aman dan efektif dalam pandemi dan bahwa kami dapat menciptakan kepercayaan diri dan tidak ada yang lebih penting daripada kepercayaan sehubungan dengan vaksin," jelasnya dalam konferensi pers.

"Kami memiliki negara anggota, termasuk Jerman, yang dapat mengeluarkan otorisasi darurat seperti itu jika kami mau. Tapi kami memutuskan untuk tidak melakukannya dan apa yang kami pilih adalah pendekatan umum untuk bergerak maju bersama."

Menyusul persetujuan Inggris atas vaksin tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mempertahankan keputusannya untuk meninjau data tersebut, mengatakan para ilmuwannya meninjau data tersebut lebih teliti daripada orang lain.

Komisaris FDA Steve Hahn mengatakan berbagai kelompok ilmuwan saat ini sedang mempelajari data Pfizer - beberapa orang memeriksa keamanan dan yang lainnya memeriksa kemanjurannya.

FDA akan rapat pada 10 Desember dan berbagi temuan mereka dengan dewan penasihat sebelum disetujui.

Diharapkan vaksin tersebut akan diluncurkan pada 15 Desember mendatang.

FDA telah mendapat tekanan dari Presiden Donald Trump agar bertindak lebih cepat. Trump sebelumnya mengatakan ingin vaksin sudah siap sebelum hari pencoblosan Pilpres.

Tanggapannya atas persetujuan Inggris belum diketahui tetapi media AS melaporkan Hahn dipanggil ke Gedung Putih pada Selasa untuk membahas waktu persetujuan vaksin.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tolak Angin Sido Muncul Masuk Pasar Modern UEA dan Jadi Andalan Warga Arab Saudi

Tolak Angin Sido Muncul Masuk Pasar Modern UEA dan Jadi Andalan Warga Arab Saudi

Sido Muncul memperluas penjualan produk produk Tolak Angin ke luar negeri, salah satu tujuan ekspor selanjutnya adalah Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya
Menikmati Sensasi Berendam di Pemandian Air Panas Ngasinan Magelang, Biasa untuk Terapi Penyakit Kulit

Menikmati Sensasi Berendam di Pemandian Air Panas Ngasinan Magelang, Biasa untuk Terapi Penyakit Kulit

Sumber air panas ternyata masih bisa ditemui di sekitar pemandian itu

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Bukan Digosok, Ini Cara dan Titik Menyemprot Parfum Supaya Tahan Lama

Bukan Digosok, Ini Cara dan Titik Menyemprot Parfum Supaya Tahan Lama

Langkah pertama untuk memastikan parfum Anda bertahan lama adalah dengan memilih jenis parfum yang memiliki aroma yang kuat, seperti parfum jenis eau de parfum.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kisah Cinta saat Pandemi Covid-19 Berlatar Belakang Tiga Negara Berbeda

Kisah Cinta saat Pandemi Covid-19 Berlatar Belakang Tiga Negara Berbeda

Sineas dari tiga negara yakni Indonesia, Korea Selatan, dan Malaysia bersatu dalam film bertajuk LOOK AT ME TOUCH ME KISS ME.

Baca Selengkapnya
Penampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang

Penampakan Banyak Air, Emas & Berlian di Perut Bumi Arab, Padahal di Permukaan Pasir & Gersang

Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.

Baca Selengkapnya