Arab Saudi borong sejumlah besar persenjataan baru dari AS
Merdeka.com - Arab Saudi memborong sejumlah besar persenjataan dari Amerika Serikat. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menyepakati penjualan senjata seharga USD 1,3 miliar ke Arab Saudi. Selain meriam, tak menutup kemungkinan Saudi akan membeli deretan senjata lain dari AS.
"Penjualan ini akan berkontribusi pada proyeksi kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat, dengan membantu meningkatan keamanan sekutu penting yang telah dan terus berkontribusi menjaga stabilitas di Timur Tengah," Defense Security Cooperation Agency Pentagon seperti dikutip dari media politik AS The Hill (6/4).
Senjata yang dijual ke Arab Saudi berupa 180 set 155mm M109A5/A6 self-propelled howitzer system. Yaitu meriam medan yang bergerak di atas roda rantai seperti tank. Senjata itu kerap digunakan untuk serangan artileri jarak jauh.
"Penjualan ini akan meningkatkan inter-operabilitas antara Royal Saudi Land Force (RSLF) dengan pasukan Amerika Serikat. Hal itu juga menunjukkan komitmen AS untuk memodernisasi pasukan dan persenjataan Arab Saudi," lanjut pernyataan tersebut.
Saat ini, Saudi telah memiliki beberapa howitzer versi terdahulu dalam inventarisasi mereka, seperti M109A2, A3, dan A5. Sehingga, modernisasi howitzer itu akan meningkatkan kapabilitas Saudi untuk mendukung pasukan dan perbatasan mereka, terkhusus, dalam Perang Saudara Yaman.
Pemerintah AS telah menotifikasi Kongres terkait pembelian itu pada Kamis, 5 April. Legislator memiliki waktu 30 hari untuk melakukan peninjauan atau pembatalan transaksi. Kendati demikian, besar kemungkinan jika penjualan senjata ke Arab Saudi itu akan turut disetujui oleh Kongres.
Di tengah Kunjungan Pangeran Saudi
Kesepakatan penjualan itu bertepatan dengan kunjungan Putra Mahkota Pangeran Mohammad Bin Salman (MBS) ke Amerika Serikat. Selama di sana ia sempat bertemu dengan Presiden Donald Trump, Menhan James Mattis, dan beberapa pejabat tinggi AS lainnya.
Saat ini, Pangeran MBS masih di tengah lawatannya di Negeri Paman Sam setelah hampir dua pekan. Dalam periode itu, ia telah bertemu dengan sejumlah firma kontraktor, militer, dan finansial di AS.
Dalam waktu dekat, Bin Salman juga akan bertemu dengan firma industri senjata Lockheed Martin.
Sementara itu, pekan lalu, Kemlu AS juga telah menyepakati transaksi penjualan senjata dengan total nilai US$ 1 miliar ke Arab Saudi.
Sekitar US$ 670 juta dari nilai transaksi itu meliputi penjualan sejumlah misil anti-tank, yang beberapa di antaranya mungkin akan digunakan untuk intervensi militer Saudi di Perang Saudara Yaman.
Penjualan senjata AS ke Arab Saudi telah menjadi isu kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Karena, senjata-senjata itu dituding sebagai pembawa kematian bagi warga sipil dalam Perang Saudara Yaman.
Arab Saudi memimpin koalisi militer mendukung pemerintah yang diakui secara internasional dan telah disalahkan atas sebagian besar korban sipil di sana.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Profesi tak main-main warga di Arab Saudi sampai bisa beli mobil sport. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaCara petani di Arab Saudi mengolah padang pasir jadi lahan pertanian.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jenderal pensiunan Kopassus baru-baru ini bertemu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah
Baca SelengkapnyaAdapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaSejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Baca SelengkapnyaJika biasanya dalam kurun waktu yang pendek, kali ini salju dengan cuaca dingin justru bertahan cukup lama di Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaVideo detik-detik pejuang Brigade Al-Qassam menghancukan tank Israel dari jarak dekat.
Baca Selengkapnya