Ancaman Menlu AS ke Iran jika Langgar Batas Pengayaan Uranium
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan, Iran akan menghadapi sanksi jika melanggar batas pengayaan uranium. Iran diminta tunduk pada aturan yang sudah disepakati.
"Perluasan program nuklir Iran terbaru akan mengarah pada isolasi dan sanksi lebih lanjut," kata Pompeo di Twitter.
Sebelumnya pada Minggu, Iran mengatakan akan menambah uranium hingga melebihi batas pakta internasional. Teheran juga mengancam akan meninggalkan lebih banyak komitmennya, kecuali jika ada solusi yang ditemukan oleh pihak-pihak dalam kesepakatan nuklir.
Kesepakatan yang dimaksud mengikat Iran untuk tidak memproduksi bom atom dan tunduk kepada inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai imbalan atas pencabutan sebagian sanksi internasional yang melumpuhkan, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Senin (8/7).
Namun penarikan sepihak Presiden AS Donald Trump dari kesepakatan pada 8 Mei 2018, telah menghilangkan manfaat ekonomi yang didapat Teheran. "Rezim Iran, yang dipersenjatai dengan senjata nuklir, akan menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi dunia," kata Pompeo.
Sebelumnya para ahli mengatakan, Iran telah mematuhi perjanjian bahkan setelah AS hengkang dari kesepakatan.
Namun Teheran kemudian mengumumkan pada 8 Mei, mereka tidak akan lagi menghormati batas yang ditetapkan oleh pakta.
Mereka juga mengancam akan melangkah lebih jauh dan meninggalkan lebih banyak komitmen nuklir, kecuali mitra yang tersisa - Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia - membantunya menghindari sanksi, terutama dengan membeli minyaknya.
Behrouz Kamalvandi, juru bicara badan atom Iran, mengatakan persiapan teknis untuk tingkat pengayaan akan selesai dalam waktu singkat. Pada Minggu, ia mengatakan akan selesai "dalam beberapa jam dan pengayaan lebih dari 3,67 persen akan dimulai".
Kamalvandi mengatakan, pada Senin pengayaan telah akan melampaui 3,67 persen.
Abbas Araghchi, wakil menteri luar negeri Iran, mengatakan Teheran akan terus mengurangi komitmennya setiap 60 hari.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam sebuah posting Twitter, mengatakan semua tindakan Teheran "dapat dibalikkan" jika negara-negara Eropa mendukung komitmen mereka.
Tiga anggota Uni Eropa penandatangan kesepakatan "tidak memiliki alasan untuk menghindari sikap politik yang kuat untuk mempertahankan JCPOA & melawan unilateralisme AS," tambah Zarif, merujuk pada kesepakatan nuklir dengan nama resminya, Joint Comprehensive Plan of Action.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaIran Nyatakan Serangan Balasan ke Israel Sudah Berakhir, Ancam Serangan Berikutnya Akan Lebih Dahsyat
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kedua BUMN dari masing-masing negara ini sepakat untuk menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) tentang pengembangan urea dan amonia.
Baca SelengkapnyaRespons Presiden Jokowi usai Iran melakukan serangan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaIran berjanji membalas Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan bantuan pangan dilanjutkan apabila anggaran tercukupi.
Baca SelengkapnyaMenkeu Sri Mulyani dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju disebut-sebut akan mundur
Baca Selengkapnya