Anak-anak di Jerman demo karena orangtua kebanyakan main ponsel
Merdeka.com - Seperti kebanyakan anak berusia tujuh tahun, Emil Rustige mengajukan protes ketika orangtua lebih banyak menaruh perhatian ke ponsel dibandingkan dengan mereka. Namun tidak seperti anak-anak lain, Emil memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke jalanan.
Dengan bantuan orangtuanya, Emil mengorganisasi demonstrasi pada 8 September lalu di kota kelahirannya di Hamburg, Jerman, yang diikuti oleh 150 orang. Slogan unjuk rasa tersebut berbunyi: "Bermain denganku, tidak dengan ponselmu!"
Menurut laporan Spiegel Online, sebagaimana dikutip dari dari Qz.com pada Jumat (14/9), Emil Rustige mengatakan kepada pers Jerman bahwa ide demonstrasi didapat dari protes anti-fasisme yang ia hadiri Mei lalu. Dia merasa ide tersebut dapat menyuarakan kegelisahannya, dan kemudian segera menyampaikan pada orangtuanya, yang memutuskan untuk memberi dukungan.
Ayahnya, seorang dokter anak berusia 37 tahun, mendaftarkan demonstrasi tersebut ke polisi Jerman. Meskipun keluarganya tidak berpikir akan mendapat banyak perhatian, hampir 400 orang menyatakan minatnya via Facebook, dan banyak media Jerman melaporkan cerita tersebut.
Ayah Emil, Martin Rustige, mengatakan kepada Spiegel Online, "Apa yang dikeluhkan oleh Emil adalah saat-saat ketika dia bersama saya, dan mungkin berkomunikasi dengan saya, tapi saya benar-benar tidak ada karena melakukan hal lain."
Seperti banyak negara lain, kecanduan teknologi adalah topik hangat di Jerman. Menurut Spiegel Online, beberapa kecelakaan pada anak, baik fisik maupun psikis, semakin sering terjadi akibat fokus yang teralihkan pada ponsel.
"Jika orangtua tidak menanggapi kontak mata anak-anak mereka, ada penelitian yang menunjukkan bahwa hal itu menyebabkan stres fisik dan hormonal pada sang buah hati," kata psikolog Catarina Katzer.
Pada Januari 2017, Kantor Pemuda dan Keluarga di Kota Augsburg, Jerman, menjalankan kampanye bertajuk "Bicara kepada anak Anda!" yang mendesak orangtua untuk mengalihkan ponsel mereka, dan memberikan kontak mata serta perhatian cukup kepada anak-anak.
Meski begitu, ada beberapa kalangan yang menuding demonstrasi yang digagas oleh Emil, adalah aksi publisitas orangtuanya terhadap isu penggunaan teknologi media dalam pengasuhan anak. Hal tersebut langsung ditepis, di mana ayahnya berani bersumpah bahwa ia tidak ambil peran apa pun, kecuali mendukung gagasan anaknya.
"Saya adalah orang yang akan berada di belakang barisan demonstrasi, dengan kepala tertunduk, karena saya orang yang dia keluhkan," katanya kepada situs Der Spiegel.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini penampakan daerah terkotor di Jepang sampai ditemukan banyak sampah sepanjang jalan.
Baca SelengkapnyaMengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca SelengkapnyaSeorang anak manja memiliki berbagai ciri yang bisa dikenali oleh orangtua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebuah desa di Polandia memiliki tata letak lokasi yang sangat indah dan unik. Ikuti beberapa faktanya berikut ini!
Baca SelengkapnyaOrangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaPada musim liburan, banyak orangtua mengajak anak mereka untuk berlibur. Dalam perjalanan, tak jarang anak mengalami rewel. Begini cara menenangkannya.
Baca SelengkapnyaSebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca SelengkapnyaUcok Baba hendak membeli mobil Alphard untuk dibawa pulang kampung ke Sumatra.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebiasaan yang dilakukan oleh banyak anak adalah mengisap jari khususnya pada bagian jempol.
Baca Selengkapnya