Amerika bekukan uang USD 150 juta milik Hizbullah
Merdeka.com - Pemerintah Amerika Serikat membekukan uang sebanyak USD 150 juta atau setara Rp 1.4 triliun diduga milik organisasi perlawanan Hizbullah. Menurut mereka dana itu adalah hasil tindak pencucian uang dari penjualan narkotika dan kejahatan lain.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (21/8), pembekuan aset itu diumumkan oleh Jaksa Preet Bhahara dan Kepala Badan Penanggulangan Narkotika (DEA) Michele Leonhart. Menurut keduanya, aliran uang itu berasal dari sebuah rekening di Bank Libanon Kanada dan digunakan buat bertransaksi menggunakan mata uang Amerika.
Menurut Leonhart, mereka sudah mengusut kepemilikan rekening itu sejak tahun lalu dan menemukan Bank Libanon Kanada memainkan peran penting dalam tindak pencucian uang milik Hizbullah. "Hasil penyelidikan kami memperlihatkan berbagai organisasi kriminal menggunakan sistem perbankan Amerika Serikat buat cuci uang, buat dikirim kembali lewat Afrika Barat dan Libanon," kata Leonhart.
Leonhart menambahkan DEA dan pihaknya bakal terus membongkar jaringan pembiayaan Hizbullah. Selain itu mereka bakal terus menyelidiki hubungan antara uang hasil penjualan narkotika dan pembiayaan teroris.
Amerika Serikat dan Israel mencantumkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris dunia. Organisasi dipimpin Hasan Nasrallah itu merupakan basis perjuangan terkuat di Libanon. Tetapi, Uni Eropa menolak menggolongkan organisasi itu sebagai teroris lantaran mereka dianggap terlibat aktif sebagai partai politik.
Belum lama ini Otoritas Keuangan Amerika di New York, Amerika Serikat, menuding bank Standard Chartered melakukan transaksi dengan Hizbullah dan Iran. Tetapi, beberapa petinggi bank asal Inggris itu menolak tuduhan itu. Mereka mengatakan tudingan itu tidak berdasar.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaSerbu Bank dan Toko Valuta Asing di Tepi Barat, Tentara Israel Rampok Uang Warga Palestina Sebesar Rp43,2 Miliar
Pasukan Israel merekam dan membagikan video mereka ketika beraksi menyerbu toko-toko valuta asing dan bank di Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaIntelijen AS Peringatkan Israel Tidak Akan Menang Lawan Hizbullah karena Alasan Ini
Intelijen AS Peringatkan Israel Tidak Akan Menang Lawan Hizbullah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Apakah Uang Salah Transfer dari Orang Lain Boleh Digunakan? Ini Jawabannya
Ternyata uang yang salah transfer dari orang lain harus dikembalikan ke pemiliknya karena jika tidak bisa dipidana dan denda Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaCari Uang Halal Buat Tambahan Penghasilan, Polisi di Kelapa Gading ini Tak Malu Jadi Tukang Tambal Ban
Demi menyambung hidup, sosoknya diketahui tak hanya bertugas sebagai abdi negara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Sebut UEA Rekrut Al-Qaeda dan Tentara Bayaran AS untuk Operasi Pembunuhan di Yaman
Kelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPejabat Amerika Pastikan Israel Sulit Kalahkan Hamas
Kelompok perlawanan Palestina itu disebut masih jauh dari kekalahan.
Baca SelengkapnyaTerungkap! Jutaan Orang Kaya di Amerika Pindah ke Negara Kecil Demi Alasan Ini
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca Selengkapnya