Al-Qaidah minta ISIS lepaskan tawanan Inggris
Merdeka.com - Al-Qaidah meminta kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membebaskan tawanan asal Inggris Alan Henning karena dia seorang pekerja kemanusiaan yang tidak bersalah dan hanya ingin membantu orang muslim.
Kabar itu dilaporkan surat kabar the Independent kemarin.
Dalam video baru dirilis Sabtu lalu ISIS mengancam akan membunuh sopir taksi asal Kota Manchester Alan Henning jika Perdana Menteri Inggris David Cameron masih terus mendukung perlawanan terhadap mereka, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (16/9).
Inggris kemarin mengatakan pasukan khususnya belum mengetahui di mana para tawanan itu disekap ISIS.
"(Al Qaidah) tidak menentang pemenggalan tawanan tapi mereka tidak melakukannya dengan cara seperti dilakukan ISIS sebab taktik itu akan membuat mereka kehilangan banyak teman," kata profesor Peter Neumann, direktur Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi di King's College, London, kepada the Independent.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaMuhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin mengatakan, temannya beralih dukungan ke pihak lain lantaran telah diiming-imingi sesuatu.
Baca SelengkapnyaUcapan wisuda Bahasa Inggris ini bisa dibagikan untuk teman atau kerabat yang sedang merayakan hari istimewa.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, hewan yang halal secara hukum Islam tersebut ternyata sama sekali tak dikonsumsi Rasulullah.
Baca SelengkapnyaWaalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh dalam Islam memiliki makna yang indah.
Baca SelengkapnyaInnalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Eks Pangkostrad berduka. Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaDugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.
Baca Selengkapnya