Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aktivis Lingkungan Angkut 40 Ton Sampah Plastik dari Samudera Pasifik

Aktivis Lingkungan Angkut 40 Ton Sampah Plastik dari Samudera Pasifik aktivis bersihkan sampah di pasifik. ©ocean voyage institute/greenpeace

Merdeka.com - Kelompok aktivis lingkungan Ocean Voyages Institute mengumumkan mereka telah berhasil mengangkat lebih dari 40 ton sampah plastik dari Samudra Pasifik.

Mereka mengatakan misi ini adalah "pembersihan laut terbesar dan paling sukses hingga saat ini" di Patch --sebutan bagi area besar sampah mengapung-- Pasifik.

Dikutip dari CNN pada Senin (1/7), area sampah apung banyak ditemukan di antara Hawaii dan California, yang merupakan konsentrasi puing terapung terbesar di dunia.

Dengan menggunakan teknologi satelit dan pesawat tanpa awak (drone), para kru mengangkat ribuan jenis sampah plastik, termasuk botol deterjen, perabotan, dan mainan anak-anak.

Mereka juga mengumpulkan alat tangkap yang disebut "jaring hantu", masing-masing seberat 5 ton dan 8 ton. Ini adalah jaring besar yang terbuat dari nilon atau polipropilena. Jaring ini fungsinya untuk menjaring puing-puing plastik yang mengapung dan melayang di lautan.

"Jaring hantu raksasa sangat penting untuk mengeluarkan sampah dari lautan. Sementara untuk ukuran yang lebih kecil, terkadang jaring ini melilit paus dan lumba-lumba hingga membunuhnya," kata Mary Crowley, pendiri Ocean Voyages Institute, kepada CNN.

Sekitar 1,5 ton sampah plastik yang terkumpul diberikan kepada program seni pascasarjana Universitas Hawaii dan seniman individu di pulau itu, kata Crowley.

Para seniman berencana untuk mengubah sampah plastik menjadi patung dan karya lainnya.

Adapun jumlah yang tersisa diharapkan akan diproses oleh Schnitzer Steel --sebuah perusahaan daur ulang terkemuka di Asia Pasifik-- dan dikirim ke pabrik H-POWER Hawaii untuk diubah menjadi energi.

Empat puluh ton mungkin tampak sangat banyak. Berat itu setara dengan sekitar 24 mobil, atau 6 ekor gajah dewasa.

Tetapi ekspedisi 25 hari mungkin tidak sepenuhnya dikatakan berhasil, karena diperkirakan 1,15 hingga 2,41 juta ton plastik memasuki lautan setiap tahunnya.

"Apa yang telah kami lakukan di sana kecil dibandingkan dengan besarnya masalah, tetapi ini dapat diskalakan dan dapat membawa manfaat, meski belum banyak," kata Crowley.

"Apa yang kami lakukan telah menyelamatkan banyak ikan, lumba-lumba, dan paus. Itu adalah bukti nyata konsep tentang dapat menemukan puing-puing, lalu mengambilnya secara efektif dan efisien, mengangkat dan menggunakannya kembali melalui daur ulang," lanjutnya optimis.

Tambalan sampah seperti yang ada di Samudra Pasifik terbentuk karena arus laut memutar memutar yang disebut pilin, di mana mampu menarik benda ke satu lokasi, ujar lembaga Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA).

Daerah puing-puing ini membahayakan satwa liar ketika hewan terjerat dalam sampah atau menelannya. Material --mulai dari plastik hingga sampah lainnya-- membutuhkan "waktu yang sangat lama" untuk dipecah, kata NOAA.

Crowley mengatakan kelompoknya merencanakan ekspedisi pembersihan tiga bulan yang lebih lama di masa depan, dan berharap organisasi lain dapat mengikutinya.

Salah satu dampak terburuk dari keberadaan sampah plastik, yang dibuktikan beberapa bulan lalu, terjadi di Kepulauan Cocos yang berada di tengah Samudera Hindia.

Penemuan itu adalah hasil dari survei polusi plastik di seluruh pesisir Kepulauan Cocos, sebuah Wilayah Luar negeri Australia yang terdiri dari 2 atol dan 27 kepulauan koral.

Diperkirakan 414 juta puing sampah plastik kini mengotori pulau-pulau terpencil di sana, dan sebagian besar di antaranya terkubur di bawah permukaan tanah, demikian menurut laporan yang diterbitkan pada 16 Mei dalam jurnal Scientific Reports.

Para ilmuwan mensurvei tujuh dari 27 pulau, yang merupakan 88 persen dari total daratan pulau-pulau itu. Mereka memperkirakan bahwa tanah-tanah di sana dipenuhi dengan 262 ton (238 metrik ton) plastik.

Seperempat dari puing-puing itu adalah barang sekali pakai seperti sedotan, tas dan sikat gigi (sekitar 373.000). Para peneliti juga mengidentifikasi sekitar 977.000 sepatu.

Sekitar 93 persen dari potongan-potongan sampah yang ditemukan, yang didominasi oleh potongan-potongan plastik berukuran mikro, terkubur di bawah permukaan tanah dalam waktu yang relatif lama.

Tetapi karena para peneliti hanya menggali 3,94 inci (10 sentimeter) ke dalam pasir, dan tidak dapat mengakses beberapa pantai yang diketahui memiliki banyak potongan sampah, maka mereka menyimpulkan bahwa faktanya kemungkinan bisa lebih tinggi.

Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya

Ekonomi Sirkular Jadi Solusi Persoalan Sampah di Indonesia, Begini Skemanya

Untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dan menjangkau lebih banyak pengepul, RBU telah memiliki satelit atau cabang.

Baca Selengkapnya
FOTO: Intip Pengolahan Puluhan Ton Sampah Sungai Ciliwung Menjadi Pupuk Kompos dan Bahan Bakar di TB Simatupang

FOTO: Intip Pengolahan Puluhan Ton Sampah Sungai Ciliwung Menjadi Pupuk Kompos dan Bahan Bakar di TB Simatupang

Selain diolah sebagai pupuk kompos, sampah-sampah ini juga dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya
Gantikan Batu Bara, 30 Ton Olahan Sampah Dipasok ke Pabrik SBI untuk Jadi Bahan Bakar

Gantikan Batu Bara, 30 Ton Olahan Sampah Dipasok ke Pabrik SBI untuk Jadi Bahan Bakar

Langkah ini untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, sekaligus membantu perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Kembangkan Energi Terbarukan, KLHK dan PPLI Siapkan Teknologi Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Langkah ini penting dilakukan karena ada 13 juta ton lebih sampah plastik dalam setahun.

Baca Selengkapnya
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton

Baca Selengkapnya
Teknologi Ini Bisa Ubah Sampah Perkotaan dan Limbah Industri Jadi Bahan Bakar

Teknologi Ini Bisa Ubah Sampah Perkotaan dan Limbah Industri Jadi Bahan Bakar

Volume sampah yang terus meningkat masih menjadi tantangan bagi pemerintah di tengah fasilitas pengolahan sampah yang terbatas.

Baca Selengkapnya
Sampah Plastik Asal China hingga Vietnam Terdampar di Pantai Kawasan Natuna Kepulauan Riau

Sampah Plastik Asal China hingga Vietnam Terdampar di Pantai Kawasan Natuna Kepulauan Riau

Jumlah sampah akan bertambah banyak jika memasuki awal tahun seperti Januari dan Februari.

Baca Selengkapnya
Pedagang di Jakbar Temukan Sekantong Plastik Berisi Peluru dan Granat

Pedagang di Jakbar Temukan Sekantong Plastik Berisi Peluru dan Granat

Seorang pedagang dikagetkan dengan temuan sekantong plastik. Plastik tersebut berisi peluru dan granat di pinggir kali.

Baca Selengkapnya
PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

PLTU Ini Ganti Bahan Bakar Batu Bara dengan Sampah dan Limbah Uang Kertas, Emisi CO2 Langsung Turun 555.000 Ton

Masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

Baca Selengkapnya