Adopsi anak cacat mental dan fisik, wanita ini malah dihukum
Merdeka.com - Kebaikan mungkin tidak selalu dihargai. Sebagaimana terjadi di China, ketika pejabat setempat malah menghukum seorang nenek yang suka merawat anak-anak cacat.
Kong Zhenian, 65, telah merawat anak-anak telantar dengan cacat fisik dan mental selama 40 tahun terakhir. Wanita itu kini tinggal di daerah pedesaan Jiu Jiu di Provinsi Shanxi, utara China.
"Saya menemukan anak (pertama) di pinggir jalan," kata Kong, "Dia tampaknya baru saja ditinggalkan di sana dan saya merasa sangat kasihan padanya. Jadi saya harus melakukan sesuatu untuknya."
Tanpa pikir panjang, Kong kemudian membawa anak itu bersamanya. Sejak itu, dia tidak pernah berhenti untuk membantu anak-anak yang ditelantarkan, khususnya yang menderita cacat fisik dan mental.
"Saya sekarang telah mengangkat 39 anak," tambahnya.
Semua anak asuh Kong memiliki masalah, baik secara fisik maupun mental. Namun pada kenyataannya, sebagian besar dari mereka, menurut dia, menderita karena kelalaian orang tua. Biaya untuk mengurus anak-anak itu tentu tidak murah. Tetapi, Kong dan anak-anak asuhnya mengaku bisa menangani itu dengan baik.
Photos by Austrian Times
Karena kasih sayang Kong, beberapa anak bahkan telah melanjutkan studi hingga ke universitas dan menemukan pekerjaan yang layak. "Yang tertua sekarang berusia 27 dan sudah hidup mandiri," jelasnya. "Yang termuda baru berusia satu bulan. Enam dari mereka telah pergi ke universitas dan dua lainnya sudah diterima di sekolah kejuruan."
Bukannya diberi penghargaan, pemerintah daerah malah menghukum Kong. Dia dianggap telah melanggar undang-undang adopsi yang ketat di China, yang hanya memungkinkan untuk mangadopsi maksimal tiga anak per keluarga.
Mereka pun memutuskan untuk menghukumnya dengan menyita 8.000 meter persegi tanah milik Kong dan suaminya, serta memotong semua bantuan keuangan untuknya. Meskipun hukuman itu telah menghancurkan hidupnya, Kong tak ingin berkecil hati. "Meskipun ini sulit, saya akan tetap melanjutkannya," tegasnya.
Kong berani mengatakan itu karena hingga sekarang masih banyak orang berhati baik yang ikut menolongnya untuk merawat anak-anak asuhnya. Mereka telah menyumbangkan uang, pakaian dan makanan mereka kepadanya. Dan anak asuhnya yang lebih tua juga ikut membantunya untuk mencari donasi.
"Masih ada kebaikan di dunia ini, tetapi saya khawatir apa yang akan terjadi pada anak-anak saya ketika saya meninggal," tandasnya.
Jadi, apakah Kong pantas dihukum atas apa yang telah dilakukannya? Berikan pendapat Anda di kolom komentar!
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaMengontrol emosi di depan anak adalah tantangan yang sering dihadapi oleh banyak orang tua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dampak membiarkan bayi menangis terlalu lama mungkin memang tidak terlihat langsung, namun bisa menjadi buruk jika kebiasaan ini tidak diperbaiki.
Baca SelengkapnyaPada anak yang sudah menginjak usia remaja, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua untuk memaksimalkan pertumbuhan buah hati.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.
Baca SelengkapnyaMemiliki banyak saudara ternyata bisa memunculkan masalah mental pada anak.
Baca SelengkapnyaTak dikenali orang tuanya usai lima tahun merantau, momen wanita mudik diam-diam ini justru bikin ngakak.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca Selengkapnya