CEK FAKTA: Tidak Benar Penyebab Flu Spanyol Akibat Bakteri dari Vaksin Meningitis
Merdeka.com - Informasi penyebab flu Spanyol akibat bakteri dari vaksin meningitis beredar di media sosial dengan berbagai bahasa.
Salah satunya akun Facebook Daniell Ruatahe yang mengunggah klaim tersebut pada 17 November 2020. Berikut narasinya:
Autopsies after the war proved that the 1918 flu was not a 'flu' at all” and that it was actually “caused by random dosages of an experimental 'bacterial meningitis vaccine'. The massive, multiple assaults with additional vaccines on the unprepared immune systems of soldiers and civilians created a 'killing field'. Those that were not vaccinated were not affected.
atau dalam Bahasa Indonesia:
Otopsi setelah perang membuktikan bahwa flu 1918 sama sekali bukan 'flu'" dan sebenarnya" disebabkan oleh dosis acak dari percobaan 'vaksin meningitis bakterial'. Berbagai serangan besar-besaran dengan vaksin tambahan pada sistem kekebalan tentara dan warga sipil yang tidak siap menciptakan 'medan pembunuhan'. Mereka yang tidak divaksinasi tidak terpengaruh.
Penelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim penyebab pandemi flu Spanyol akibat bakteri dari vaksin meningitis. Dilansir dari AFP Fact Check, dijelaskan pandemi flu Spanyol tahun 1918 diperkirakan telah menginfeksi sekitar 500 juta orang, kira-kira sepertiga dari populasi dunia pada saat itu.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, "kerentanan orang dewasa muda yang sehat dan kurangnya vaksin dan perawatan menciptakan krisis kesehatan masyarakat yang besar, menyebabkan setidaknya 50 juta kematian di seluruh dunia".
CDC mengatakan pandemi itu disebabkan oleh “virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas”.
Ini menyatakan: “Pandemi influenza 1918 adalah pandemi paling parah dalam sejarah baru-baru ini. Ini disebabkan oleh virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas. Meskipun tidak ada konsensus universal mengenai dari mana virus itu berasal, virus menyebar ke seluruh dunia selama 1918-1919. "
Dr Peter Hobbins, sejarawan Universitas Sydney yang berspesialisasi dalam kedokteran dan teknologi, mengatakan kepada AFP bahwa otopsi yang dilakukan setelah pandemi flu Spanyol 1918 tidak menunjukkan bahwa vaksin meningitis bakteri eksperimental menyebabkan wabah virus.
“Banyak otopsi dilakukan pada pasien yang meninggal karena flu 'Spanyol', yang memastikan bahwa penyebab utama kematian adalah mengisi paru-paru dengan cairan, baik karena penyakit atau respon imun tubuh yang terlalu aktif terhadap infeksi. Ada hubungan yang jelas antara sindrom klinis flu 'Spanyol' dan presentasi otopsi, dan tidak ada indikasi bahwa kematian itu karena vaksin eksperimental yang diusulkan,” katanya dalam email 23 November.
Penyebab sebenarnya dari epidemi flu Spanyol tahun 1918 adalah strain baru virus Influenza A, kata Dr. Hobbins. Dia menambahkan bahwa upaya di seluruh dunia telah dilakukan untuk membuat vaksin, tetapi pada saat itu tidak jelas apa "agen penyebabnya, karena mikroskop yang digunakan tidak cukup kuat untuk melihat virus".
Dr Hobbins memperkirakan bahwa antara seperempat dan sepertiga populasi Selandia Baru terinfeksi selama pandemi flu Spanyol tahun 1918.
Selandia Baru, tambah Dr Hobbins, tidak memiliki kampanye vaksinasi massal melawan meningitis bakterial pada saat itu.
“Skala dan intensitas infeksi ini tidak mungkin disebabkan oleh vaksinasi 'meningitis bakterial' yang diusulkan - sebagian karena vaksinasi itu tidak ada, dan sebagian lagi karena satu-satunya kampanye vaksinasi massal yang sedang berlangsung saat itu adalah melawan influenza itu sendiri,” jelasnya.
Kesimpulan
Klaim penyebab pandemi flu Spanyol akibat bakteri dari vaksin meningitis adalah salah. Faktanya, pandemi tersebut disebabkan oleh virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas.
Jangan percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca SelengkapnyaMeskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Telinga tersumbat dapat menyebabkan rasa pusing dan sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca SelengkapnyaGejala flu singapura disebut-sebut mirip cacar air.
Baca SelengkapnyaKasus flu singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) di Indonesia meningkat.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaFlu Singapura dikenal juga dengan sebutan Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD).
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya