CEK FAKTA: Hoaks Tenaga Medis di Sampang Sengaja Membuat Warga Terpapar Covid-19
Merdeka.com - Beredar sebuah narasi di media sosial Facebook yang menyebutkan jika tenaga medis di Sampang, Jawa Timur sengaja membuat warganya terpapar Covid-19.
Bahkan disuntik hingga mati agar dikatakan meninggal akibat Cocid-19. Narasi tersebut diunggah akun Facebook Yiyin Ayumi dengan menggunakan bahasa madura. Berikut narasinya:
Mon tak mateh yah ken esuntik mateh le pas epositif aghi corona (Kalau tidak meninggal dunia pasiennya disuntik mati. Lalu dikatakan karena Corona), Karena bagi para dokter Corona itu uang.
KominfoPenelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim tenaga medis di Sampang sengaja membuat warga terpapar Covid-19. Bahkan disuntik hingga mati agar dikatakan meninggal akibat Cocid-19.
Juru Bicara Tenaga Medis Sampang, Susyati, tidak membenarkan berita tersebut dan menyebutkan bahwa akun Facebook yang mengunggah kabar tersebut telah melakukan pencemaran nama baik bagi Tenaga Medis Sampang.
Seperti dilansir dari Antaranews.com berjudul "Tenaga medis Sampang laporkan dugaan pencemaran melalui medsos". Sejumlah tenaga medis di Kabupaten Sampang di Pulau Madura, Jawa Timur, melaporkan dugaan pencemaran nama baik profesi tenaga melalui media sosial (medsos) oleh salah seorang pemilik akun facebook yang menyebutkan tenaga medis setempat sengaja membuat warga terpapar virus Corona-19.
"Akun facebook yang kami laporkan karena telah mencemarkan nama baik profesi kami adalah Yiyin Ayumi," kata Juru Bicara Tenaga Medis Sampang, Susyati, di Sampang, Minggu.
Pemilik akun facebook bernama Yiyin Ayumi ini diketahui merupakan warga Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.
Bersama sejumlah tenaga medis lain pada Kamis (2/7/2020), Susyati yang merupakan bidan di Kecamatan Ketapang, Sampang, ini mendatangi Markas Polsek Banyuates melaporkan dugaan pencemaran nama baik oleh Ayumi.
Status Ayumi itu dalam bahasa Madura, berbunyi: "Mon tak mateh yah ken esuntik mateh le pas epositif aghi corona (Kalau tidak meninggal dunia pasiennya disuntik mati. Lalu dikatakan karena Corona), Karena bagi para dokter Corona itu uang".
Status di akun facebook-nya Ayumi ini dinilai para tenaga medis setempat sangat merugikan profesi tenaga medis yang selama ini berjuang melawan penyebaran Covid-19.
Pemilik akun ini juga menautkan link berita salah satu media daring yang memberitakan tentang penutupan Pelayanan Puskesmas Ketapang setelah salah seorang perawatnya terconfirmasi positif terpapar Covid-19.
"Kami jelas tidak terima dengan tudingan seperti itu. Kami berjuang demi kemanusiaan dan sudah ada tenaga medis yang meninggal dunia gara-gara kasus ini, malah kami dituding seperti ini. Ini sangat tidak jahat bagi kami," ucap Susyati.
Menurut dia, tudingan bahwa tenaga medis sengaja membuat orang terpapar Corona bahkan disuntik agar mati merupakan bentuk pembunuhan karakter bagi para tenaga medis, tidak hanya di Kabupaten Sampang, akan tetapi di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia, karena virus Corona-19 ini merupakan pandemi global dan tidak sedikit tenaga medis yang meninggal dunia karena wabah itu.
Kepala Polsek Banyuates, Inspektur Satu Polisi Sukadi, membenarkan adanya laporan pencemaran nama baik melalui media sosial itu. "Benar ada laporan, dan kasus ini akan segera kami tindak lanjuti ke Markas Polres Sampang," katanya.
Kesimpulan
Klaim tenaga medis di Sampang sengaja membuat warga terpapar Covid-19. Bahkan disuntik hingga mati agar dikatakan meninggal akibat Covid-19 tidak benar.
Juru Bicara Tenaga Medis Sampang, Susyati, mengatakan tudingan bahwa tenaga medis sengaja membuat orang terpapar Covid-19 bahkan disuntik agar mati merupakan bentuk pembunuhan karakter bagi para tenaga medis. Pihaknya sudah dilaporkan akun Facebook kepihak polisi.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaHal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaPetugas pemilu terdiri dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemilihan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS).
Baca SelengkapnyaDia yakin jika MAH sudah dirawat sesuai standar operasional pekerja.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya