Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Zenko Suzuki

Profil Zenko Suzuki, Berita Terbaru Terkini | Merdeka.com

Zenko Suzuki, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang tahun 1980-1982, mungkin adalah lambang pemimpin pasca perang Jepang yang bergantung pada belas kasihan kekuatan politik yang lebih luas yang tidak dapat ia kontrol. Ia diingat terutama untuk serangkaian humornya yang agak menghina, termasuk "The Tape-Recorder" karena kebiasaannya menghafal jawaban yang telah disiapkan sebelumnya pada konferensi pers, Suzuki mengejutkan banyak komentator ketika ia menjadi pimpinan tertinggi negara pada bulan Juli 1980 setelah pelayanan anonim seumur hidup pada Partai Liberal Demokrat (PLD), yang turut ia dirikan setelah Perang Dunia Kedua.

Pria kelahiran 1911 di Yamada, di pantai barat laut Jepang ini pernah mengikuti jejak ayahnya ke dalam industri perikanan, yang memaksanya berhenti dari dinas militer sampai akhir perang. Antara 1947 dan 1980 ia telah 13 kali mengabdi pada parlemen Jepang dan 10 kali menjadi ketua dewan eksekutif LDP. Ia tidak pernah menonjolkan kemampuannya untuk menengahi pihak-pihak yang bertikai tanpa menyinggung siapapun, yang membuatnya mendapatkan dukungan dari raksasa politik Kakuei Tanaka hingga Suzuki berhasil menjadi perdana menteri setelah kematian Masayoshi Ohira pada tahun 1980.

Hal tersebut menjadi ilustrasi sempurna dari sebuah kekuatan yang tidak diakui selama masa pasca perang politik Jepang, dan sebagai akibatnya Suzuki mengalami penolakan luas. Sering diabaikan oleh para birokrat yang benar-benar menjalankan kebijakan di Jepang, dan kerap dipermalukan di media karena kurangnya kecerdasan dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan politik, Suzuki kemudian membuat sejumlah kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri. Dalam pertemuan dengan Presiden AS Ronald Reagan pada tahun 1981, Zenko Suzuki tampak tidak mampu memahami seluk-beluk aliansi keamanan Jepang-AS, mempermalukan Jepang dan memperburuk citranya sendiri. Dan kemudian Suzuki masih juga disalahkan karena merusak hubungan dengan China selama bertahun-tahun setelah gagal untuk meredakan krisis sepanjang masa, yang berakibat terhapusnya peran Jepang dalam Perang Dunia II.

Suzuki berjuang melalui bencana-bencana serta merosotnya perekonomian yang disebabkan oleh reformasi Reagan di awal 1980-an, membuka jalan bagi perdana menteri Yasuhiro Nakasone (juga merupakan anak didik Tanaka), yang dihormati karena telah membangun hubungan yang lebih erat dengan AS dan China dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh Suzuki. Warisan politik Zenko Suzuki, bagaimanapun, hidup dalam anaknya, Shunichi Suzuki, yang menjadi menteri lingkungan baru Jepang, mengepalai sebuah lobi pada pembuat kebijakan pro-penangkapan ikan paus di LDP yang ingin mengakhiri moratorium 1986 tentang penangkapan ikan paus komersial.

 

Oleh: Swasti

Profil

  • Nama Lengkap

    Zenko Suzuki

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Yamada, Jepang

  • Tanggal Lahir

    1911-01-11

  • Zodiak

    Capricorn

  • Warga Negara

    Jepang

  • Anak

    Shunichi Suzuki

  • Biografi

    Zenko Suzuki, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang tahun 1980-1982, mungkin adalah lambang pemimpin pasca perang Jepang yang bergantung pada belas kasihan kekuatan politik yang lebih luas yang tidak dapat ia kontrol. Ia diingat terutama untuk serangkaian humornya yang agak menghina, termasuk "The Tape-Recorder" karena kebiasaannya menghafal jawaban yang telah disiapkan sebelumnya pada konferensi pers, Suzuki mengejutkan banyak komentator ketika ia menjadi pimpinan tertinggi negara pada bulan Juli 1980 setelah pelayanan anonim seumur hidup pada Partai Liberal Demokrat (PLD), yang turut ia dirikan setelah Perang Dunia Kedua.

    Pria kelahiran 1911 di Yamada, di pantai barat laut Jepang ini pernah mengikuti jejak ayahnya ke dalam industri perikanan, yang memaksanya berhenti dari dinas militer sampai akhir perang. Antara 1947 dan 1980 ia telah 13 kali mengabdi pada parlemen Jepang dan 10 kali menjadi ketua dewan eksekutif LDP. Ia tidak pernah menonjolkan kemampuannya untuk menengahi pihak-pihak yang bertikai tanpa menyinggung siapapun, yang membuatnya mendapatkan dukungan dari raksasa politik Kakuei Tanaka hingga Suzuki berhasil menjadi perdana menteri setelah kematian Masayoshi Ohira pada tahun 1980.

    Hal tersebut menjadi ilustrasi sempurna dari sebuah kekuatan yang tidak diakui selama masa pasca perang politik Jepang, dan sebagai akibatnya Suzuki mengalami penolakan luas. Sering diabaikan oleh para birokrat yang benar-benar menjalankan kebijakan di Jepang, dan kerap dipermalukan di media karena kurangnya kecerdasan dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan politik, Suzuki kemudian membuat sejumlah kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri. Dalam pertemuan dengan Presiden AS Ronald Reagan pada tahun 1981, Zenko Suzuki tampak tidak mampu memahami seluk-beluk aliansi keamanan Jepang-AS, mempermalukan Jepang dan memperburuk citranya sendiri. Dan kemudian Suzuki masih juga disalahkan karena merusak hubungan dengan China selama bertahun-tahun setelah gagal untuk meredakan krisis sepanjang masa, yang berakibat terhapusnya peran Jepang dalam Perang Dunia II.

    Suzuki berjuang melalui bencana-bencana serta merosotnya perekonomian yang disebabkan oleh reformasi Reagan di awal 1980-an, membuka jalan bagi perdana menteri Yasuhiro Nakasone (juga merupakan anak didik Tanaka), yang dihormati karena telah membangun hubungan yang lebih erat dengan AS dan China dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh Suzuki. Warisan politik Zenko Suzuki, bagaimanapun, hidup dalam anaknya, Shunichi Suzuki, yang menjadi menteri lingkungan baru Jepang, mengepalai sebuah lobi pada pembuat kebijakan pro-penangkapan ikan paus di LDP yang ingin mengakhiri moratorium 1986 tentang penangkapan ikan paus komersial.

     

    Oleh: Swasti

  • Pendidikan

    Tokyo University of Fisheries

  • Karir

    Perdana Menteri Jepang (1980-1982)

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya