Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Zainal Moestafa

Profil Zainal Moestafa | Merdeka.com

KH Zainal Moestafa yang memiliki nama kecil Hudaeni ini merupakan salah satu dari banyak pahlawan nasional kebanggaan Indonesia. Dahulu ia memimpin sebuah pesantren di Tasikmalaya. Selain itu, ia juga merupakan orang yang memperjuangkan agama Islam di daerah Jawa Barat.

Ia lahir dari keluarga dengan tingkat ekonomi berkecukupan. Orang tuanya, Napawi dan Ratmah, merupakan pasangan petani yang sukses di Kecamatan Singaparna. Nama kecilnya, Hudaeni, diganti menjadi setelah ia menunaikan haji pada tahun 1927. Pendidikan formalnya ia tempuh di Sekolah Rakyat sedangkan ia belajar mengaji dan agama dari gurunya di kampung. Karena berasal dari keluarga berkecukupan, maka keinginannya untuk menuntut ilmu agama lebih tinggi lagi dapat diwujudkan. Pesantren Gunung Pari menjadi tujuan pertamanya. Sang kakak sepupu, Dimyati atau KH. Zainal Muhsin, pun menjadi pembimbingnya. Usai dari pesantren tersebut, ia melanjutkan studinya lagi di Pesantren Sukamiskin. Kini ia memiliki pengetahuan agama yang luas serta mahir berbahasa Arab karena 17 tahun masa belajarnya.

Saat menunaikan ibadah haji, ia mulai berkenalan dengan beberapa ulama terkemuka untuk melakukan perbincangan, tukar pikiran soal agama. Sekembalinya dari tanah suci, ia berhasil mendirikan pesantren Sukamanah di Kampung Cikembang. Selain itu, ia juga lebih aktif dalam kegiatan syi'ar dan ceramah agama sehingga masyarakat mulai mengenalnya dengan baik.

KH. Zaenal Moestafa termasuk pihak yang mengecam keras terjadinya penjajahan di tanah Indonesia. Dalam setiap khutbahnya, ia senantiasa mengutarakan perlawanannya baik terhadap pemerintah Belanda maupun Jepang. Atas tindakannya ini, tidak jarang ia mendapatkan peringatan keras dari masyarakat pro Belanda.

Kegiatan mulianya harus terhenti saat ia beserta tiga rekan ulama lainnya ditangkap oleh Belanda setelah perang dunia kedua. Mereka bertiga dituduh menghasut pikiran rakyat dengan ideologi pribadi.

Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila

Profil

  • Nama Lengkap

    K.H Zainal Moestafa

  • Alias

    Hudaeni

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Singaparna, Tasikmalaya

  • Tanggal Lahir

    1899-01-01

  • Zodiak

    Capricorn

  • Warga Negara

    Indonesia

  • Biografi

    KH Zainal Moestafa yang memiliki nama kecil Hudaeni ini merupakan salah satu dari banyak pahlawan nasional kebanggaan Indonesia. Dahulu ia memimpin sebuah pesantren di Tasikmalaya. Selain itu, ia juga merupakan orang yang memperjuangkan agama Islam di daerah Jawa Barat.

    Ia lahir dari keluarga dengan tingkat ekonomi berkecukupan. Orang tuanya, Napawi dan Ratmah, merupakan pasangan petani yang sukses di Kecamatan Singaparna. Nama kecilnya, Hudaeni, diganti menjadi setelah ia menunaikan haji pada tahun 1927. Pendidikan formalnya ia tempuh di Sekolah Rakyat sedangkan ia belajar mengaji dan agama dari gurunya di kampung. Karena berasal dari keluarga berkecukupan, maka keinginannya untuk menuntut ilmu agama lebih tinggi lagi dapat diwujudkan. Pesantren Gunung Pari menjadi tujuan pertamanya. Sang kakak sepupu, Dimyati atau KH. Zainal Muhsin, pun menjadi pembimbingnya. Usai dari pesantren tersebut, ia melanjutkan studinya lagi di Pesantren Sukamiskin. Kini ia memiliki pengetahuan agama yang luas serta mahir berbahasa Arab karena 17 tahun masa belajarnya.

    Saat menunaikan ibadah haji, ia mulai berkenalan dengan beberapa ulama terkemuka untuk melakukan perbincangan, tukar pikiran soal agama. Sekembalinya dari tanah suci, ia berhasil mendirikan pesantren Sukamanah di Kampung Cikembang. Selain itu, ia juga lebih aktif dalam kegiatan syi'ar dan ceramah agama sehingga masyarakat mulai mengenalnya dengan baik.

    KH. Zaenal Moestafa termasuk pihak yang mengecam keras terjadinya penjajahan di tanah Indonesia. Dalam setiap khutbahnya, ia senantiasa mengutarakan perlawanannya baik terhadap pemerintah Belanda maupun Jepang. Atas tindakannya ini, tidak jarang ia mendapatkan peringatan keras dari masyarakat pro Belanda.

    Kegiatan mulianya harus terhenti saat ia beserta tiga rekan ulama lainnya ditangkap oleh Belanda setelah perang dunia kedua. Mereka bertiga dituduh menghasut pikiran rakyat dengan ideologi pribadi.

    Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

    • Pada tanggal 6 November 1972, KH Zaenal Moestafa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.

Geser ke atas Berita Selanjutnya