Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Zachary Taylor

Profil Zachary Taylor | Merdeka.com

Nama Zachary Taylor dikenal publik sebagai Presiden ke-12 Amerika Serikat masa pemerintahan 1949-1950. Pria keturunan Inggris ini juga dikenal sebagai pemegang jabatan tertinggi di dunia militer Amerika Serikat selama hidupnya.

Sang presiden lahir di sebuah perkebunan di Barboursville, Virginia, dari keluarga terpandang pemilik perkebunan keturunan Inggris. Dunia militer sudah sangat akrab dengannya sejak kecil, karena sang ayah, Richard Taylor, adalah seorang letkol saat Revolusi Amerika. Selain dunia militer, politik juga sudah diwarisinya dari keluarga. Sebagai keturunan pemimpin koloni Plymouth, Elder William Brewster, Taylor banyak berkenalan dengan dunia politik. Salah satu di antaranya adalah ketika sepupu jauhnya, James Madison, menjadi presiden keempat AS.

Dunia militer merebut perhatiannya, jauh sebelum politik. Taylor pun bergabung dengan Angkatan Darat AS di tahun 1808, dengan pangkat Letnan Satu. Tak lama, dirinya dipromosikan untuk menjabat sebagai Kapten, dan bertugas di berbagai pertarungan maupun perang. Pangkatnya semakin meningkat, hingga mencapai pangkat tertinggi, dengan berbagai keberhasilannya melaksanakan tugas militer.

Karirnya di dunia militer sangat cemerlang. Selama kurang lebih 40 tahun, suami Margaret Mackall Smith ini bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat. Tak sedikit perang yang dilakoninya, termasuk Perang tahun 1812, Perang Black Hawk, dan Perang Seminole Kedua. Namanya makin harum setelah memimpin pasukan menuju kemenangan dalam Perang Palo Alto dan Perang Monterrey melawan bangsa Mexico-Amerika.

Pada awalnya, presiden kelahiran Virginia, AS ini tak tertarik pada bidang politik. Namun akhirnya, Taylor mencalonkan diri sebagai presiden bersama Partai Whig di tahun 1984, mengalahkan Lewis Cass. Bersama Milliard Fillmore, pria yang sempat berprofesi sebagai pemilik perkebunan dan pengurus budak di Baton Rouge, Lousiana ini akhirnya memimpin AS sebagai presiden.

Dalam masa jabatannya sebagai presiden, pria ke-12 yang memimpin Amerika Serikat ini sempat membuat warga di wilayah Selatan berang akibat ketidaktegasannya dalam isu perbudakan. Taylor memerintahkan para pemukim di New Mexico dan California untuk melintasi batas teritori, juga merancang konstitusi mengenai negara bagian.

Selain kasus perbudakan, kebijakan Taylor sebagai presiden banyak dipengaruhi oleh partai yang membawanya ke kursi kepresidenan. Tidak banyak urusan luar negeri yang patut dibanggakan selama masa kepresidenannya, termasuk perseteruan dengan Prancis, Spanyol dan Portugis, dukungan pada Jerman, serta pemberian bantuan pada Inggris dalam mencari para penjelajah yang hilang di Artik.

Taylor meninggal 9 Juli 1850, hanya berselang 16 bulan setelah menjabat, yang membuatnya berada di posisi ketiga sebagai Presiden dengan masa jabatan tersingkat. Sang presiden diduga meninggal karena gastroenteritis, digantikan oleh wakilnya, Millard Fillmore. Taylor adalah presiden AS kedua yang meninggal saat masih bertugas, setelah William Henry Harrison yang meninggal saat masih menjabat sebagai presiden sembilan tahun sebelumnya. Ayah 6 anak ini juga dikenal sebagai satu-satunya Presiden yang memiliki budak saat menjabat.

Riset dan analisis: Ellyana Mayasari

Profil

  • Nama Lengkap

    Zachary Taylor

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Barboursville, Virginia

  • Tanggal Lahir

    1784-11-24

  • Zodiak

    Sagittarius

  • Warga Negara

    Amerika Serikat

  • Anak

    Margaret Smith, Sarah Knox, Mary Elizabeth, Octavia Pannell, Ann Mackall Taylor, Richard

  • Istri

    Margaret Mackall Smith

  • Biografi

    Nama Zachary Taylor dikenal publik sebagai Presiden ke-12 Amerika Serikat masa pemerintahan 1949-1950. Pria keturunan Inggris ini juga dikenal sebagai pemegang jabatan tertinggi di dunia militer Amerika Serikat selama hidupnya.

    Sang presiden lahir di sebuah perkebunan di Barboursville, Virginia, dari keluarga terpandang pemilik perkebunan keturunan Inggris. Dunia militer sudah sangat akrab dengannya sejak kecil, karena sang ayah, Richard Taylor, adalah seorang letkol saat Revolusi Amerika. Selain dunia militer, politik juga sudah diwarisinya dari keluarga. Sebagai keturunan pemimpin koloni Plymouth, Elder William Brewster, Taylor banyak berkenalan dengan dunia politik. Salah satu di antaranya adalah ketika sepupu jauhnya, James Madison, menjadi presiden keempat AS.

    Dunia militer merebut perhatiannya, jauh sebelum politik. Taylor pun bergabung dengan Angkatan Darat AS di tahun 1808, dengan pangkat Letnan Satu. Tak lama, dirinya dipromosikan untuk menjabat sebagai Kapten, dan bertugas di berbagai pertarungan maupun perang. Pangkatnya semakin meningkat, hingga mencapai pangkat tertinggi, dengan berbagai keberhasilannya melaksanakan tugas militer.

    Karirnya di dunia militer sangat cemerlang. Selama kurang lebih 40 tahun, suami Margaret Mackall Smith ini bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat. Tak sedikit perang yang dilakoninya, termasuk Perang tahun 1812, Perang Black Hawk, dan Perang Seminole Kedua. Namanya makin harum setelah memimpin pasukan menuju kemenangan dalam Perang Palo Alto dan Perang Monterrey melawan bangsa Mexico-Amerika.

    Pada awalnya, presiden kelahiran Virginia, AS ini tak tertarik pada bidang politik. Namun akhirnya, Taylor mencalonkan diri sebagai presiden bersama Partai Whig di tahun 1984, mengalahkan Lewis Cass. Bersama Milliard Fillmore, pria yang sempat berprofesi sebagai pemilik perkebunan dan pengurus budak di Baton Rouge, Lousiana ini akhirnya memimpin AS sebagai presiden.

    Dalam masa jabatannya sebagai presiden, pria ke-12 yang memimpin Amerika Serikat ini sempat membuat warga di wilayah Selatan berang akibat ketidaktegasannya dalam isu perbudakan. Taylor memerintahkan para pemukim di New Mexico dan California untuk melintasi batas teritori, juga merancang konstitusi mengenai negara bagian.

    Selain kasus perbudakan, kebijakan Taylor sebagai presiden banyak dipengaruhi oleh partai yang membawanya ke kursi kepresidenan. Tidak banyak urusan luar negeri yang patut dibanggakan selama masa kepresidenannya, termasuk perseteruan dengan Prancis, Spanyol dan Portugis, dukungan pada Jerman, serta pemberian bantuan pada Inggris dalam mencari para penjelajah yang hilang di Artik.

    Taylor meninggal 9 Juli 1850, hanya berselang 16 bulan setelah menjabat, yang membuatnya berada di posisi ketiga sebagai Presiden dengan masa jabatan tersingkat. Sang presiden diduga meninggal karena gastroenteritis, digantikan oleh wakilnya, Millard Fillmore. Taylor adalah presiden AS kedua yang meninggal saat masih bertugas, setelah William Henry Harrison yang meninggal saat masih menjabat sebagai presiden sembilan tahun sebelumnya. Ayah 6 anak ini juga dikenal sebagai satu-satunya Presiden yang memiliki budak saat menjabat.

    Riset dan analisis: Ellyana Mayasari

  • Pendidikan

  • Karir

    • Presiden Amerika serikat ke-12

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya