Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Yoshikatsu Kawaguchi

Profil Yoshikatsu Kawaguchi | Merdeka.com

Seperti kebanyakan pesepakbola lainnya, karir penjaga gawang Yoshikatsu Kawaguchi dimulai di usia yang muda. Ketertarikannya pada olahraga yang digelar di lapangan hijau ini dimulai sejak remaja, ketika dirinya bergabung dengan tim sepakbola sekolah di SMA Shimizu. Setelah menyelesaikan masa studinya di bangku sekolah, pria kelahiran Fuji, Perfektur Shizuoka, 15 Agustus 1975 ini memulai karir profesionalnya di dunia persepakbolaan.

Langkah pertamanya di lapangan hijau dimulai bersama klub profesional Yokohama Marinos, yang sekarang lebih dikenal dengan nama Yokohama F. Marinos. Kecemerlangannya dalam menghalau bola menarik perhatian tim nasional Jepang, yang merekrutnya untuk bermain di Olimpiade Atlanta. Dalam ajang ini, Yoshi bermain apik, melawan Brazil di pertandingan pertama. Tak hanya itu, bersama timnas kebanggaannya, pria dengan tinggi badan 1,79 meter ini bermain melawan Argentina di pertandingan Piala Dunia pertama Jepang di tahun 1998.

Prestasi yang mulai dirintisnya di dalam negeri, baik bersama tim nasional maupun klubnya rupanya tak membuat pria ini lekas puas. Karir internasional mulai dijalaninya, berawal dari Portsmouth, sebuah klub sepakbola di Inggris, dengan bayaran 1,8 miliar poundsterling. Walau tampak menjanjikan di awal, pria Jepang ini harus bekerja keras melawan ganasnya persaingan di Liga Inggris. Nasib sial, Kawaguchi harus menyerahkan posisinya pada peainn veteran, Dave Beasant, setelah dirinya menjadi bulan-bulanan kegagalan timnya melawan tim yang justru tak diunggulkan, Leyton Orient, 4-1.

Walau performanya tidak maksimal, Kawaguchi masih mendapatkan simpati dari para penggemarnya, karena keramahan dan niat baiknya untuk kembali berprestasi dan mendapatkan posisi terbaik. Setelah sebulan duduk sebagai pemain cadangan, sang kiper kembali diberi kesempatan untuk berlaga untuk terakhir kalinya untuk Porstmouth dalam game final Football League First Division tahun 2002/2003. Permainan terakhirnya membuahkan kepuasan, juga standing ovation, dengan angka 5-0 menundukkan Bradford City.

Kecemerlangan di saat-saat terakhir ini membuat Kawaguchi sadar bahwa masa depannya bukan bersama klub Inggris. Pria ini pindah ke Nordsjælland, sebuah klub di Liga Denmark. Namun, sebelum musim pertandingan sepakbola Jepang dimulai di tahun 2005, pria yang akrab dipanggil Yoshi ini kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan menandatangangi kontrak dengan klub  Júbilo Iwata.

Dalam sejarah pribadinya sebagai penjaga gawang, Kawaguchi dikenal sebagai penalty stopper, setelah dirinya berhasil menggagalkan goal yang akan dibuat oleh Jordan di Asian Cup tahun 2004, dua kali berturut-turut. Gelarnya ini makin diperkuat ketika Kawaguchi berhasil menahan tendangan penalti yang dilancarkan pemain Kroasia, Darijo Srna di ajang Piala Dunia 2006. Dan sepertinya gelar ini tak perlu dipungkiri lagi, dengan keberhasilan Kawaguchi menyelamatkan gawang Jepang melawan Australia dari dua tendangan penalti yang dilancarkan Harry Kewell dan Lucas Neill. Selain memperkukuh gelarnya sebagai penalty stopper, Kawaguchi juga pantas tersenyum lebar dengan gelar Man of the Match yang berhasil disandangnya dari pertandingan ini.

Karir dalam negeri Kawaguchi makin berkembang saat dirinya dipercaya menjadi kapten Timnas Jepang menggantikan Tsuneyasu Miyamoto. Sayangnya, lagi-lagi cedera menghentikan langkahnya di lapangan hijau. Kawaguchi mengalami patah tulang kaki saat bertabrakan dengan Kyoto Sanga di ajang J-League, yang membuatnya batal bermain sepanjang musim, juga membuatnya tak mungkin mengikuti Piala Dunia 2010. Kawaguchi akhirnya digantikan oleh saingan lamanya, Seigo Narazaki.

Setelah pulih dalam waktu cuku singkat, Takeshi Okada, sang pelatih timnas Jepang, memutuskan untuk memberikan kesempatan bagi Kawaguchi untuk berlaga. Walau sempat menurun ke posisi ketiga terbaik dan sempat tidak aktif untuk sementara waktu, sang pelatih berharap banyak pada pengalaman dan kepemimpinan Kawaguchi dalam menaikkan performa tim.

Sayangnya, sang penjaga gawang yang sempat tenar karena aksi heroiknya menggagalkan berbagai penalti berbahaya ini belum dipilih sebagai pemain nasional di bawah asuhan pelatih Alberto Zaccheroni. Dan dengan kesuksesan yang diperoleh juniornya, Eiji Kawashima, di laga Asian Cup 2011, sepertinya karir internasional atlet kelahiran Yokohama ini akan berakhir.

Riset dan analisis: Ellyana Mayasari

Profil

  • Nama Lengkap

    Yoshikatsu Kawaguchi

  • Alias

    Yoshi Kawaguchi

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Fuji, Jepang

  • Tanggal Lahir

    1975-08-15

  • Zodiak

    Leo

  • Warga Negara

    Jepang

  • Biografi

    Seperti kebanyakan pesepakbola lainnya, karir penjaga gawang Yoshikatsu Kawaguchi dimulai di usia yang muda. Ketertarikannya pada olahraga yang digelar di lapangan hijau ini dimulai sejak remaja, ketika dirinya bergabung dengan tim sepakbola sekolah di SMA Shimizu. Setelah menyelesaikan masa studinya di bangku sekolah, pria kelahiran Fuji, Perfektur Shizuoka, 15 Agustus 1975 ini memulai karir profesionalnya di dunia persepakbolaan.

    Langkah pertamanya di lapangan hijau dimulai bersama klub profesional Yokohama Marinos, yang sekarang lebih dikenal dengan nama Yokohama F. Marinos. Kecemerlangannya dalam menghalau bola menarik perhatian tim nasional Jepang, yang merekrutnya untuk bermain di Olimpiade Atlanta. Dalam ajang ini, Yoshi bermain apik, melawan Brazil di pertandingan pertama. Tak hanya itu, bersama timnas kebanggaannya, pria dengan tinggi badan 1,79 meter ini bermain melawan Argentina di pertandingan Piala Dunia pertama Jepang di tahun 1998.

    Prestasi yang mulai dirintisnya di dalam negeri, baik bersama tim nasional maupun klubnya rupanya tak membuat pria ini lekas puas. Karir internasional mulai dijalaninya, berawal dari Portsmouth, sebuah klub sepakbola di Inggris, dengan bayaran 1,8 miliar poundsterling. Walau tampak menjanjikan di awal, pria Jepang ini harus bekerja keras melawan ganasnya persaingan di Liga Inggris. Nasib sial, Kawaguchi harus menyerahkan posisinya pada peainn veteran, Dave Beasant, setelah dirinya menjadi bulan-bulanan kegagalan timnya melawan tim yang justru tak diunggulkan, Leyton Orient, 4-1.

    Walau performanya tidak maksimal, Kawaguchi masih mendapatkan simpati dari para penggemarnya, karena keramahan dan niat baiknya untuk kembali berprestasi dan mendapatkan posisi terbaik. Setelah sebulan duduk sebagai pemain cadangan, sang kiper kembali diberi kesempatan untuk berlaga untuk terakhir kalinya untuk Porstmouth dalam game final Football League First Division tahun 2002/2003. Permainan terakhirnya membuahkan kepuasan, juga standing ovation, dengan angka 5-0 menundukkan Bradford City.

    Kecemerlangan di saat-saat terakhir ini membuat Kawaguchi sadar bahwa masa depannya bukan bersama klub Inggris. Pria ini pindah ke Nordsjælland, sebuah klub di Liga Denmark. Namun, sebelum musim pertandingan sepakbola Jepang dimulai di tahun 2005, pria yang akrab dipanggil Yoshi ini kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan menandatangangi kontrak dengan klub  Júbilo Iwata.

    Dalam sejarah pribadinya sebagai penjaga gawang, Kawaguchi dikenal sebagai penalty stopper, setelah dirinya berhasil menggagalkan goal yang akan dibuat oleh Jordan di Asian Cup tahun 2004, dua kali berturut-turut. Gelarnya ini makin diperkuat ketika Kawaguchi berhasil menahan tendangan penalti yang dilancarkan pemain Kroasia, Darijo Srna di ajang Piala Dunia 2006. Dan sepertinya gelar ini tak perlu dipungkiri lagi, dengan keberhasilan Kawaguchi menyelamatkan gawang Jepang melawan Australia dari dua tendangan penalti yang dilancarkan Harry Kewell dan Lucas Neill. Selain memperkukuh gelarnya sebagai penalty stopper, Kawaguchi juga pantas tersenyum lebar dengan gelar Man of the Match yang berhasil disandangnya dari pertandingan ini.

    Karir dalam negeri Kawaguchi makin berkembang saat dirinya dipercaya menjadi kapten Timnas Jepang menggantikan Tsuneyasu Miyamoto. Sayangnya, lagi-lagi cedera menghentikan langkahnya di lapangan hijau. Kawaguchi mengalami patah tulang kaki saat bertabrakan dengan Kyoto Sanga di ajang J-League, yang membuatnya batal bermain sepanjang musim, juga membuatnya tak mungkin mengikuti Piala Dunia 2010. Kawaguchi akhirnya digantikan oleh saingan lamanya, Seigo Narazaki.

    Setelah pulih dalam waktu cuku singkat, Takeshi Okada, sang pelatih timnas Jepang, memutuskan untuk memberikan kesempatan bagi Kawaguchi untuk berlaga. Walau sempat menurun ke posisi ketiga terbaik dan sempat tidak aktif untuk sementara waktu, sang pelatih berharap banyak pada pengalaman dan kepemimpinan Kawaguchi dalam menaikkan performa tim.

    Sayangnya, sang penjaga gawang yang sempat tenar karena aksi heroiknya menggagalkan berbagai penalti berbahaya ini belum dipilih sebagai pemain nasional di bawah asuhan pelatih Alberto Zaccheroni. Dan dengan kesuksesan yang diperoleh juniornya, Eiji Kawashima, di laga Asian Cup 2011, sepertinya karir internasional atlet kelahiran Yokohama ini akan berakhir.

    Riset dan analisis: Ellyana Mayasari

  • Pendidikan

    • 1991–1994: Shimizu High School

  • Karir

    • Karir senior:
    • 1994–2001: Yokohama Marinos
    • 2001–2003: Portsmouth
    • 2003–2005: Nordsjælland
    • 2005– sekarang: Júbilo Iwata
    • Karir Nasional
    • 1995–1996: Japan U-23
    • 1997–2008: Japan

  • Penghargaan

    • J.League
    • J. League Rookie of the Year: 1995
    • J. League the Best 11: 2006
    • J. League Fair Play Award: 2008
    • AFC
    • AFC the Best Player of the month: June 2001
    • Asian Cup the Best 11: 2004
    • FIFA Condederation Cup
    • The Best 11: 2001
    • Bersama Timnas Jepang :
    • FIFA World Cup
    • Berlaga di tahun: 1998, 2006
    • Mencapai final: 2002
    • AFC Asian Cup
    • Berlaga di tahun: 2000, 2004, 2007
    • Pemenang: 2000, 2004
    • Juara 4: 2007
    • Bersama Yokohama Marinos and Yokohama F. Marinos :
    • J. League:: 1995, 2000-1st
    • Bersama The Portsmouth :
    • Football League First Division: 2002-03

Geser ke atas Berita Selanjutnya