YLKI: Pengaduan Pinjol Sangat Tinggi, Tak Lakukan Pinjaman Namun Ada Penagihan
Merdeka.com - Kepala Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rio Priambodo mencatat bahwa pengaduan jasa keuangan selalu mendominasi setiap tahunnya. Ini karena sektor keuangan memiliki banyak cabang di dalamnnya.
"Komoditas jasa keuangan itu banyak sektor di dalamnya, ada pinjaman online, perbankan, uang elektronik leasing, asuransi hingga investasi," ujar Rio dalam acara konferensi pers, Jakarta, Jumat (20/1).
Selama tahun 2022, dia mencatat pengaduan pinjaman online sebesar 44 persen, perbankan 25 persen, uang elektronik 12 persen, leasing 11 persen, asuransi 7 persen dan investasi 1 persen.
"Ada pinjaman online beberapa tahun terakhir ini sangat tinggi dan paling dominan capai 22 persen. Bahkan investasi kerugiannya capai triliunan rupiah," terang dia.
Rio pun meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan pengawasan khususnya pada sektor jasa keuangan. "Ke depannya sangat penting untuk OJK melihat komoditas ini dan juga meningkatkan pengawasan di sektor jasa keuangan," tambahnya.
Tak Pernah Utang tapi Tetap Ditagih
Pada permasalahan pinjaman online, banyak keluhan yang diadukan oleh konsumen yakni terkait dari cara penagihan, permohonan keringan, informasi tidak sesuai, penyebaran data pribadi, hingga tidak meminjam namun ditagih.
"Kita tahu bahwa penagihan-penangguhan banyak dikeluhkan oleh konsumen masalah intimidasi atau penyebaran data pribadi," jelas Rio.
Kendati begitu, ada konsumen yang tidak melakukan peminjaman namun ditagih karena konsumen tersebut mendownload aplikasi dan tidak melakukan peminjaman. Namun langsung ditransfer oleh pelaku usaha pinjaman online.
"Banyak dikeluhkan, mereka download aplikasi cuma masukin data-data dan mereka tidak melakukan pinjaman, tiba-tiba di transfer dan ditagih untuk pembayaran. Ini banyak yang dikeluhkan," tambahnya.
Perlu diketahui, pelaku usaha pinjaman online tertinggi masih didominasi oleh pinjaman ilegal sebanyak 74 persen dan legal 26 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaYLKI Ungkap OJK Paling Banyak Diadukan Konsumen, Ini Alasannya
Jumlah pengaduan konsumen terkait sektor jasa keuangan yang diterima YLKI mencapai 38,20 persen pada 2023.
Baca SelengkapnyaLanggar Aturan, Pinjol Investree Dapat Sanksi dari OJK
Platform pinjaman online (pinjol) tersebut telah memiliki rasio tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) mencapai 12,58 persen
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaOJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya